Kamis, 09 Desember 2010

Budaya Sunda di Tengah modernisasi dan Postmodernisasi Oleh Deden Wahyudin

1. Pengantar

Benih-binih budaya nasional yang terintegrasi kedalam sub-sub budaya lokal merupakan suatu yang menjadi soko guru identitas bangsa. Meleburnya budaya lokal itu menjadi suatu kritalisasi keribadian suatu bangsa yang selalu dianggap satu kesatuan yang bersifat adaftif. Budaya lokal yang tersebar di seluruh penjuru nusantara merupakan manesfestasi besar bagi bangsa Indonesia. Keragaman yang ada tidak dijadikan suatu problematika bagi bangsa yang sadar akan pentingnya rasa persatuan dan kesatuan suatu bangsa. Hal ini penting disadari karena identitas suatu bangsa dibangun atas dasar kesamaan karakter maupun keberagaman budaya. Setiap budaya lokal itu memiliki peran yang penting bagi terwujudnya budaya nasional. Tidak ada suatu budaya lokal pun yang tidak punya andil dalam membangun budaya nasional tetapi andil dari budaya lokal tersebut diperlihatkan secara tersirat. Adapun yang muncul kepermukaan merupakan puncak-puncak kebudayaan lokal yang menjadi ikon budaya nasional. Dalam hal ini tidak berarti hanya satu kebudayaan lokal yang ditonjolkan, tetapi ketersiratan budaya yang lain menyumbang atas puncak-puncak kebudayaan nasional tersebut.
Bila kita kaji semua budaya lokal yang ada di Indonesia, rasanya tidak akan cukup dalam tulisan ini. Oleh karena itu, kita sepakat untuk mengangkat satu budaya lokal sebagai kajian di tulisan ini yaitu budaya sunda. Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa Indonesia yang berusia tua. Bahkan, dibandingkan dengan kebudayaan Jawa sekalipun Kebudayaan sunda sebenarnya termasuk kebudayaan yang berusia relative lebih tua, setidaknya dalam hal pengenalan terhadap budaya tulis. “ Kegemilangan” kebudayaan di masa lalu, khususnya semasa Kerajaan Taruma Negara dan Kerajaan Sunda, dalam perkembangannya kemudian seringkali dijadikan acuan dalam memetakan apa yang dinamakan kebuadayaan sunda.
Setidaknya ada empat daya hidup yang perlu dicermati dalam kebudayaan sunda, yaitu, kemampuan beradaptasi. Kemampuan mobilitas, kemampuan tumbuh dan berkembang, serta kemampuan regenerasi. Kemampuan beradaptasi kebudayaan sunda, terutama dalam merespon berbagai tantangan yang muncul, baik dari dalam maupun dari luar, dapat dikatakan memperlihatkan tampilan yang kurang begitu menggembirakan. Bahkan, kebudayaan Sunda seperti tidak memiliki daya hidup manakala berhadapan dengan tantangan dari luar.
Akibatnya, tidaklah mengherankan bila semakin lama semakin banyak unsur kebudayaan Sunda yang tergilas oleh kebudayaan asing. Sebagai contoh paling jelas, bahasa Sunda yang merupakan bahasa komunitas urang Sunda tampak secara eksplisit semakin jarang digunakan oleh pemiliknya sendiri, khususnya para generasi muda Sunda. Lebih memprihatinkan lagi, menggunakan bahasa Sunda dalam komunikasi sehari-hari terkadang diidentikkan dengan "keterbelakangan", untuk tidak mengatakan primitif. Akibatnya, timbul rasa gengsi pada urang Sunda untuk menggunakan bahasa Sunda dalam pergaulannya sehari-hari. Bahkan, rasa "gengsi" ini terkadang ditemukan pula pada mereka yang sebenarnya merupakan pakar di bidang bahasa Sunda, termasuk untuk sekadar mengakui bahwa dirinya adalah pakar atau berlatar belakang keahlian di bidang bahasa sunda.
Apabila kemampuan beradaptasi kebudayaan Sunda memperlihatkan tampilan yang kurang begitu menggembirakan, hal itu sejalan pula dengan kemampuan mobilitasnya. Kemampuan kebudayaan Sunda untuk melakukan mobilitas, baik vertikal maupun horizontal, dapat dikatakan sangat lemah. Oleh karenanya, jangankan di luar komunitas Sunda, di dalam komunitas Sunda sendiri, kebudayaan Sunda seringkali menjadi asing. Meskipun ada unsur kebudayaan Sunda yang memperlihatkan kemampuan untuk bermobilitas, baik secara horizontal maupun vertikal, secara umum kemampuan kebudayaan Sunda untuk bermobilitas dapat dikatakan masih rendah sehingga kebudayaan Sunda tidak saja tampak jalan di tempat tetapi juga berjalan mundur.Berkaitan erat dengan dua kemampuan terdahulu, kemampuan tumbuh dan berkembang kebudayaan Sunda juga dapat dikatakan memperlihatkan tampilan yang tidak kalah memprihatinkan. Jangankan berbicara paradigma-paradigma baru, iktikad untuk melestarikan apa yang telah dimiliki saja dapat dikatakan sangat lemah. Dalam hal folklor misalnya, menjadi sebuah pertanyaan besar, komunitas Sunda yang sebenarnya kaya dengan folklor, seberapa jauh telah berupaya untuk tetap melestarikan folklor tersebut agar tetap "membumi" dengan masyarakat Sunda.
Oleh karena itu, kita bangun paradigma-paradigma baru untuk membangun kesadaran orang-orang sunda itu sendiri khususnya generasi muda untuk melestarikan budaya sunda yang dalam keeksistensiannya terancam dengan banyaknya budaya luar yang semakin intens masuk ke dalam ranah budaya tatar sunda.

B. Kajian Analisis
Dari tulisan yang ditulis oleh Prof. Dr. Endang Komara, M.Si yang berjudul “ Peran Budaya Sunda Dalam Menghadapi PostModern” Kebudayaan sunda mengisaratkan adanya proses pelemahan secara drastis dalam perannya membangun kepribadian orang sunda itu sendiri apa lagi dalam membangun karakter bangsa secara luas. Kita tidak bisa menafikan sumbangan dari budaya sunda itu sendiri memang sangat besar dalam membangun budaya nasional. Kemunduran ini diniscaya adanya ruang lingkup globalisasi yang semakin merapat ke dalam tataran budaya sunda itu sendiri terlebih lagi ke dalam budaya nasional. Dalam tulisannya Prof Endang menjelaskan bahwa globalisasi membawa pengaruh dan perubahan yang cepat dan mudah sekali dipahami oleh yang menerimanaya. Pengaruh globalisasi ini nota bene mempengaruhi juga orang orang sunda sendiri. Dengan adanya westernisasi (Proses pembaratan) secara otomatis budaya lokal baik itu budaya sunda ataupun budaya lainnya menjadi termaginilisasi (Terpinggirkan). Dikatakan dalam tulisannya ini marginalisasi suatu kebudayaan dikatakan lumrah artinya menjadi suatu yang biasa bahkan suatu kebudayaan mati pun dikatakan lumrah pula. Memang benar yang yang terjadi sekarang terhadap budaya sunda adalah suatu tontonan belaka, artinya budaya sunda itu bukan dijadikan sebagai kepribadian hidup melainkan hanya sekedar tontonan budaya semata. Oleh karena itu memang betul harus ada paradigma baru dalam melawan tantangan –tantangan yang dirasa berat yang syarat akan revolusi itu. Kebudayaan luar yang syarat akan serba rasional memotong secara cepat pemikiran orrang sunda yang serba magic-mitis yang kuat. Oleh karena itu, keterbukaan secara pemikiran membawa masyarakat untuk memilih hal-hal yang rasional daripada hal-hal magic-magis.
Untuk merubah paradigma orang sunda tentang budaya sunda itu sendiri ada berberpa tahapan yang harus di lewati dan tahapan situ akan memberikan pemahaman bagi kita tentang bagimana suatu budaya bisa menjadi kepribadian suatu komunitas budaya. Adapun prose situ menurut tulisan C. A. Van Puersen adalah :
1. Mitis
Dimana mereka ( kelompok budaya) memandang segala sesuatu baik hasil budaya atau entitas budaya sebagai hal yang gaib ( tidak terjamah oleh logika) artinya bersifar iirasional
2. Ontologis
Tahapan ini adalah tahapan dimana komunitas budaya sudah memukan titik kesadaran tentang hal-hal yang dianggap mitis (gaib)
3. Fungsional
Tahapan ini adalah tahapan dmana kelompok budaya sudah menyadari dan mengetahui bagaimana fungsi praktis dari kebudayaan atau hasil kebudayaan yang mereka buat.
Menurut analisis saya, bahwasannya orang sunda masih dalam tataran tahapan mitis, artinya mereka masih memelihara pemikiran yang bersifat irrasional dan mereka belum menyadari akan hal yang mereka pikirkan artinya belum bisa memaknai semuanya.
Dalam pandangan ini saya menyetujui pernyataan Prof. Endang, bahwasanyya orang sunda dalam perkembangan pola berpirkirnya tidak melewati pase yang kedua yaitu ontologis. Memang semestinya komunitas itu melewati fase mitis, ontologis,dan fase fungsional. Dikatakan dalam kasus budaya sunda, fase budaya yang tidak dilewati secara mulus. Fase yang memungkinkan lahirnya tradisi filosofis, yang secara epistimologis menjadi fondasi bagi terjadinya dialog dan partisipasi logos (tradisi rasional-filosofis) dengan mitos. Sebetulnya ada usaha dari orang-orang sunda sendiri untuk mengulang fase ontologism sebagi upaya penyeimbang. Mereka yang peduli sebetulnya mengkonsep atau merumuskan suatu system filosofi dan efisistem yang memungkinkan dijadikan filosofis bagi kebudayaan sunda. Namun usaha perumusan itu sia-sia dan akhirnya karya filsafat tentang fase ontoligis orang sunda itu hanya sebagai pajangan saja.

Hubungan antara budaya sunda dan post modernism
Postmodernism tidak dapat dipisahkan dari domain cultural. Produk postmodern cendrung menggantikan produk modern (Doyker, 1994; Strinati 1995). Pemikiran postmodern cendrung menolak apa yang biasanya dikenal dengan pandangan dunia (world view). Kebudayaan sunda yang semakin tergerus dengan pengaruh luar yang makin meningkat di jaman modern ini mengakibatkan melemahnya sendi-sendi penguat kebudayaan itu sendiri. Dalam menghadapi postmodern Budaya sunda dirasakan sangat berat menghadapinya karena postmodern itu sendiri karena kecendrungan lebih tinggi modern. Akan tetapi postmodern ini cendrung menggembor-gemborkan salah satunya tradisi, kosmologi, masgis, mitos. Di postmodern ini ada titik balik kembali akan perhatiannya ke dalam dunia tradisi. Maka budaya sunda harus bisa memanfaatkan setelah ini untuk mengembangkan budaya sunda untuk eksis di tataran nasional.
C. Kesimpulan Analisis
Budaya sunda sebagai cikal bakal budaya nasional memang di akuai keberadaanya, tetapi hal ini tidak dibarengi dengan upaya pelestarian secara menyeluruh. Namun demikian budaya sunda menjadi unsur pendukung budaya nasional yang besar pengaruhnya karena dianggap budaya sunda yang lentur dan adaftif. Paradigma orang sunda harus segera di luruskan mengenai konsep kebudayaan sunda sendiri dalam rangka menghadapi postmodern di masa yang akan datang.
Proses pemaknaan mengenani konsepsi budaya sunda sendiri harus segera di isi untuk menumbuhkan pemahanan yang syarat makna filosofi (ontologism). Sehingga bisa ada ketahanan budaya sunda sendiri yang terjaga dari pengaruh budaya luar yang semakin intens. Maka disini ada pelawan arus yang kuat untuk menghadang pengaruh itu, sehingga pengaruh-pengaruh luar bisa di antisipasi peranannya di kehidupan budaya lokal yang ada

Sabtu, 04 Desember 2010

PERKEMBANGAN SENI DI IN

KONSEPSI TENTANG KEBUDAYAAN BARATDAN KEBUDAYAAN HELLENIS

Sebelum saya memaparkan bagaimana peradaban Hellenis, disini perlu saya paparkan juga tentang bagaimana konsepsi tentang barat itu sendiri. Konsepsi tentang Barat (The Occident) yang di pandang dari dunia timur (Orientalisme), bahwa Barat sudah menginvansi dunia timur dan manjadikan negara-negara timur itu wilayah koloni Barat yang tersebesar, terkaya dan tertua.. Disini Timur telah membantu mendefinisikan barat sebagai imaji, idea, kepribadian dan pengalaman, dan tidak dipungkiri juga bahwa timur merupakan suatu bagian integral dari perdaban dan kebudayaan material barat. Untuk kita ketahui juga bahwa orientalisme adalah suatu gaya berpikir yang berdasarkan pada pembedaan ontologis dan epistemologis yang di buat antara “ Timur” (The Orient) dan hampir selalu barat (The Occident). Sebenarnya Orientalisme sebagai gaya barat untuk mendominasi, menata kembali dan menguasai timur. Kita kadang tidak menyadari bagaimana barat bisa menguasai timur, ternyata Barat bisa menguasai timur dengan mempelajari gaya berpikir timur sendiri yaitu orientalisme. Dengan Orientalisme sebagai sumber, budaya barat mampu mengatur bahkan menciptakan dunia timur secara politis, sosiologis, militer, ideologis, saintifik, dan imajinatif selama masa pencerahan. Dengan ini kita akan tahu bahwa budaya barat memperoleh kekuatan dan identitasnya dengan cara menyandarkan dirinya kepada dunia timur sebagai macam wali atau pelindung, bahkan “ diri” yang tersembunyi. “Barat” tidaklah ada begitu saja ada, oleh karena itu kita harus menganggap serius obeservasi besar Vico bahwa manusia sendiri yang membuat sejarah mereka, karena itu, sebagaimana halnya barat sendiri, timur adalah suatu ide yang mempunyai sejarah dan berpikir, perlambang dan pembendaharaan bahasa yang telah memberikan kepadanya realitas dan kehadiran di dan bagi barat. Kedua entitas geografis tersebut dengan demikian saling mendukung, dan saling merefleksikan satu sama lainnnya hingga batas-batas tertentu. Kita bisa menduga bahwa timur itu merupakan karir bagi orang barat. Semenjak dahulu dan sampai sekarang pun ada budaya-budaya dan bangsa-bangsa yang berlokasi di timur, dan kehidupan, sejarah serta adat-istiadat mereka memiliki realita nyata yang jelas sekali lebih besar dari apapun dikatakan tentangnya di Barat. Hubungan antara barat dan timur adalah hubungan kekuatan, dominasi,hubungan berbagai derajat hegemoni yang kompleks. Timur ditimurkan tidak hanya karena ia di dapati dalam keadaan; bersifat timur” dalam semua hal yang dipandang umum oleh rata-rata orang Eropa abad ke kesembilan belas, tetapi juga karena ia dapat yakni mandah untuk dijadikan timur. “Orientalisme” bukanlah fantasi kosong orang Eropa mengenai dunia timur, melainkan sosok teori dan praktek yang sengaja diciptakan, yang sepanjang banyak generasi telah menerima timbunan inventasi material yang sangat besar. Orientalisme sebagai suatu sistem ilmu mengenai dunia timur, sebagai suatu saringan yang diakui untuk menyaring dunia timur keadalam kesadaran Barat sementara inventasi tersebut melipatgandakan dan sungguh-sungguh menjadikan benar-benar produktif pernyataan-pernyataan yang berkembang biak dari orientalisme ke dalam lingkup budaya umum. Orientalisme tidak pernah jauh dari apa yang dinamakan Deny Hay sebagai gagasan Eropa, suatu pikiran kolektif yang mengidentifikasikan kita orang-orang Eropa dan bahwa unsur utama dalam budaya Barat persisnya adalah apa yang menjadikan budaya tersebut berkuasa baik di Barat maupun di luar barat.
Gagasan identitas barat sebagai identitas yang lebih unggul dibandingkan semua bangsa dan budaya non Barat..Diisini juga terdapat hegemoni gagasan –gagasan Barat mengenai dunia timur yang mengulangi pernyataan mengenai keunggulan Barat atas keterbelakangan timur, yang pada umumnya penutup peluang adanya pandangan-pandangan yang berbeda mengenai masalah ini dari pemikir yang lebih independent, atau skeptis..
Strategi Orientalisme bergantung pada keunggulan posisional yang lentur ini, yang menempatkan orang barat dalam suatu rangkaian menyeluruh dari kemungkinan-kemungkinan hubungan dunia timur tanpa menyebabkan kehilangan posisinya. Dan mengapa pula tidak demikian, khususnya salama masa kebangkitan Barat yang luar biasa sejak akhir Renaisans hingga kini. Begitu paparan saya tentang konsepsi Barat dilihat dari sudut pandang ketimuran. akhirnya kita bisa mengetahui bagimana kedudukan barat yang tidak bisa lepas juga dunia timur, dan bahkan timur merupakan keperibadian barat yang tidak disadari kita semua. Mengingat puncak kebuadayaan barat yaitu pada masa kebudayaan Hellenisme yang merupakan Induk kebudayaan selanjutnya. Saya akan menggembarkan bagaimana kebudayaan Hellenis sekitar 1050-750 SM. Selama tiga abad terakhir sekitar tahun 750 SM, orang-orang Syria telah berhasil menciptakan alphabet, mengekplorasi dan mengkolonisasi pantai-pantai lembah Medeterania barat, dan menghasilkan karya-karya sastra yang terkemukan. Sebaliknya, orang-orang Yunani agaknya berhenti menulis dalam tulisan linier B setelah terjadin bencana sekitar tahun 1200 SM, dan mereka tidak mengadopsi alphabet orang Phoenician sampai sekita tahun 750 SM. Maka orang Yunani baru mengadopsi alphabet lebih lambat dua abad dibanding orang-orang Ibrani dan Aramean. Orang-orang Yunani itu buta huruf selama hampi 450 tahun.
Empat ratus lima puluh tahun tersebut merupakan zaman kegelapan dalam dua pengertian. . Namun selama abad-abad kegelapan tersebut, orang-orang Yunani merasa sedang berjalan menuju penciptaan sejumlah prestasi terakhhir peradaban Hellenis yang paling mencolok. Perkembangan bentuk pemerintahan negara-kota dilembah Aegean selama zaman kegelapan ini bukanlah prestasi khas orang-orang Yunani. Negara-negara kota telah diciptakan di Sumeria 2000 tahun sebelumnya, dan setidaknya salah satu negara kota Phoenician, yakni Byblos, yang hampir sama tuanya dengan Nippur, Uruk dan Ur, Namun demikian, bentuk khas negara kota yang dikembangkan oleh orang-orang Yunani di Aegean sesudah runtuhnya kerajaan-kerajaan pada masa Mycenae akhirnya menjadi pola standar untuk seluruh lembah Medeteranian dan juga daerah-daerah di sebelah timur sungai Eufrat.
Penafsiaran dokumen-dokumen zaman Mycenae dalam tulisan Linear B menyingkap apa yang terjadi diantara rezim politik zaman Mycenae dan rezim politik zaman Yunani Hellenis. Kerajaan-kerajaan Yunani Mycinae merupakan replika-replika miniatur kerajaaan Sumeria dan Akkadia serta Mesir Fir’aun. Kerajaan-kerajaan tersebut dijalankan secara birokratis oleh sebuah lembaga melek huruf pfofesional.. Negara kota Hellenis yang tipikal sepanjang sejarah Gaeceo-Romawi merupakan sebuah komunitas agricultural kecil yang wilayahnya terbatas dengan radius sekitar setengah dari perjalanan dahri tempat jual beli dan benteng yang menjadi nukleusnya., Dibidang ekonomi, komunitas ini hampir serba lengkap. Perbedaan antara sebuah kerajaan Mycenae dan negara kota Hellenis arkaik cukup mencolok, tetapi dalam bidang politik, tidak ada bukti bahwa keduanya terputus dari masa lalu.. Administrasi publik Yunani zaman Mycenae tampak seolah-olah merupakan imitasi sengaja atas administrasi public Babylonia, Hittite, dan Mesir Fir’aun; administrasi publik Yunani zaman Hellenis terlihat seperti sebuah pemerintahan regional yang secara tidak sada beradaptasi dengan keadaan-keadaan ekonomi didaerah tersebut. Dilain pihak, pengadopsian atas gaya tembikar Protogeomoterik tamapak seolah-olah menjadi sebuah gaya baru yang diciptakan secara sengaja. Gaya Protogemetrik aniconic muncul secara tiba-tiba sekitar tahun 1050 SM di sebuah tempat yang bernama Athena dan kemudian disana berkembang dengan cepat, meskipun di sejumlah tempat di Yunani beragam gaya protogeometrik dan geometric lokal sesudahnya dikembangkan, agaknya, secara independent.
Keserempakan perubahan-perubahan teknologi dan seni yang tiba-tiba ini tampak mencolok. Apakah ini mengindikasikan perubahan penduduk, atau sekedar perubahan gaya? Sampai sebegitu jauh. Ada sebuah revolusi estetis yang lebih penting. Para pembuat dan pelukis vas Athena protogeometrik menghubungkan dekorasi vas bentuknya; dalam mendesain sebuah pola, salah satu pertimbangan utama mereka adalah harmoni; dan merekan menghasilkan efek-efek arsistik dengan cara memberi kesan yang sangat indah pada motif-motif sederhana. Tiga ciri seni Yunani Protogeometrik dan geometrik yang berbeda ini menjadi fase sejarah Hellenis selanjutnya kecuali fase terakhir.
Dalam seni rupa dan lembaga-lembaga politik zaman kegelapan pasca Mycenae dilembah Aegean, terdapat keterputusan dengan masa lalu Myicinae, dan seolah-olah pembuat tembikar dan koleganya, pelukis vas, melakukannya dengan sengaja . Penyair lisan zaman kegelapan juga mengetahui masa lalu Mycenaenya. Tetapi mereka tidak hendak memutuskannya, melainkan justru mempertahankannya sebisa mungkin membuat mise en scene puisinya tanpa perlu menjadikannyua tidak bisa dipahami oleh audiens di sebuah masyarakat yang sedang berubah secara perlahan tapi terus-menerus, dari generasi ke generasi. Evolusi bertahap puisi lisan, seni rupa dan lembaga-lembaga politik Yunani Hellenis selama tiga abad yang berakhir pada sekitar ahun 750 SM tampaknya tidak signifikan dibandingkan dengan apa yang telah diraih selama tiga abad yang sama oleh orang-orang Syiria sezaman. Nilai penting prestasi-prestasi Yunani selam zaman kegelapan pasca Mycenae hanya dapat diukur secara retospektif dengan memperhitungkan akibatnya.
Pada pertengahan abad ke-8, orang-orang Syiria, sebagaimana sebelum mereka tenggelam oleh serbuan militerisme terakhir yang langsung menyebabkan penderitaan, membuat sebuah rangsangan revolusi tiba-tiba bagi orang-orang Hellenis dengan cara mentransfer alfabet. Hadiah ini diikuti dengan transfer seni perdagangan Phoenician laiknya logam mentah yang oleh orang Hellenis dan etrusca diubah menjadi mas.
Peredaban Hellenis 750-507 SM
Setelah runtuhnya peradaban Minoa dan Mycenae runtuh pada abad ke 12 SM, wilayah bekas kekuasaannya dikosongkan, buta huruf lenyap, dan timbulah peradaban baru, Hellenis, dari abad ke 17 dan seterusnya, yang berkembang setahap demi setahap. Perkembangan ini sama lambatnya dengan sekitar tahun 700 SM , saat peradaban Hellenis,. Kemajuan peradaban Hellenis tidak dirasakan oleh pujangga Hesoid, meski puisinya adalah salah satu pencapaian peradaban Hellenis yang pernah tercatat. Selama dua peradaban Hellenis berlangsung, kecuali penduduk Yunani sepanjang pantai barat semanjung Asia kecil, kekuasaan Hellenis berada dibawah kendali pesukan penakluk Assyiria dan gerombolan penggerebek Eurasia yang suka berpindah-pindah. Mereka menjadi momok yang menghantui Assyiria dan merusak masa depan peradaban terlalu dininya, sewaktu komunitas Yunani telah pulih. Pada abad ke-8 dan ke-7 SM, peradaban Hellenis menorehkan inspirasi kemajuan budaya yang telah diraih oleh peradaban Syiria sejak abad ke 12 SM, selama beberapa waktu ketika semua asfek kehidupan wilayah Yunani masih terpuruk Kemenangan masyarakat Hellenis dari serangan pihak luar di abad ke-8 SM mengakibatkan ledakan penduduk yang berlanjut sampai abad ke-2 SM. Kira-kira tahun 750 SM orang-orang Hellenis menandatangani perjanjian hutang pertama mereka denagan Syiria. Pada saat itu mereka meminjam sistem alphabet Phoenic. Ini merupakan tulisan yang lebih efisien karena menggunakan bahasa Yunani dan bahasa lainnya dari pada suku kata linier –B yang diciptakan tepatnya mungkin abad ke-15 yang merupakan tiruan tata suku kata linier –A.
Penggunaan dan pengadaptasian sistem alphabet Phoenic oleh orang-orang Mesir berdampak pada sastra dan pemikiran budaya Hellenis. Selama 4,5 abad dalam dunia buta huruf, selama deklamasi puisi sejarah telah menjadi sebuah penciptaan segar, diimprovisasikan dengan ritme yang mudah dihafal dan dibacakan kembali oleh para pujangga Abad pertengahan..
Adopsi dan adaptasi system alphabet Phoenic oleh bangsa-bangsa Yunani yang telah membawa konsekwensi bagi dunia sastra tersebut, secara cepat diikuti dengan penerimaan motif seni visual baru. Di akhir abad ke-8, model geometris menghiasi pot memberi pengaruh pada sebuah gaya baru. Gaya baru menghias pot tersebut terinspirasi seni kontemporer Phoenic. Sementara eksperimen bangsa Yunani pertama tentang perwujudan tiga dimensi tubuh manusia terinspirasi oleh gaya mesir..
Hubungan pasca perdagangan Yunani-Euboea sesunggguhnya terjalin awal abad ke -9 SM di Al-Mina, hulu sungan Orontes, melalui utara pentai Syiria. Dari abad ke-8 SM dan seterusnya kebutuhan pokok ekonomi bangsa Yunani adalah kebutuhan pangan karena meleadaknya penduduk. Salah satu cara meningkatkan suplai pangan suatu negara yang tidak hanya kaya sumber daya alam itu adalah dengan mengimpor biji-bijian dari luar perbatasan wilayah Hellenis yang ditukar dengan produk-produk Yunani.
Dekade berikutnya di abad ke-8 SM, Yunani mulai mengadakan ekspansi ke seberang barat laut, Melewati selat Otranto sepanjang pesisir selatan dan barat Itali serta pesisir timur dan selatan Sisilia. Pedagang-pedagang Yunani memang mendahului pemukiman Yunani dan mengantarkan mereka ke wilayah yang mereka rampas, tetapi koloni Yunani Hellenis pertama ialah potret komunitas Yunani sekarang yang telah menemukan mereka.. Dengan begitu, mereka menjadi negara kota yang bermata-pencaharian pokok petani, hasil pertanian digunakan untuk keperluan pribadi. Telah disebut sebelumnya bahwa pendirian negara kota Yunani sepanjang pantai barat dan pulau lepas pantai Asia kecil telah mengubah Laut Aegea menjadi danau Yunani.
Di abad ke -7 SM, Pelebaran habitat penduduk Hellenis dengan pembentukan negara kota-negara kota di seluruh pantai Yunani yang bermata-pencaharian petani berubah menjadi kepentingan ekonomi yang hanya menitikberatkan pada ekstensifikasi kawasan perdagangan wilayah Hellenis, baik dipusat kota Hellas atau diseberang laut masih terdiri dari komunitas petani-petani kecil, yang secara ekonomis mampu berswasembada, namun kaum minoritasnya beralih kebidang produksi yang hasilnya khusus diekspor untuk ditukar dengan padi-padian diluar negeri. Hal memungkinan mereka dapat hidup dan berdagang bersama orang-orang yang ada didaerahnya tidak bisa mereka taklukan dan mereka jajah. Salah satu produk ekspor tersebut adalah tentara bayaran Yunani. Impor tentara bayaran serupa ke Mesir juga pernah dilakukan di abad ke-7 SM. Bahkan abad ke-6 SM, Saudara laki-laki pujangga Yunani yang bernama Mytilenae, Alcaeus, adalah juga seorang tentara bayaran di masa pemerintahan Nebuchadnezzar.
Pada abad ke -7 SM bangsa Yunani mengalami surplus padi-padian yang berasal dari dua kawasan, Mesir dan Ukraina. Perdagangan Yunani Mesir pernah terjalin sebelumnya, sementara perdagangan Yunani-Ukraina menjadi nyata saat migrasi besar-besar (Valkerwanderung) pada pastur pengembara Skyth singgah di Stepa dalam perjalanan menuju arah utara laut hitam.
Perdagangan Yunani lebih lanjut sesungguhnya dirangsang oleh penciptaan uang logam yang ada hubungannya dengan raja Alyatt dari Lidya (memerintah kira-kira 608-558). Jauh sebelum ini sebenarnya, mungkin sejak awal-awal kehidupan Urban di Sumeria batangan-batangan emas, Perak, dan tembaga telah digunakan sebagai media pertukaran. Inovasi Alyatt bukanlah penciptaan mata uang logam dengan monogram (lukisan huruf) yang kemudian diberlakukannya oleh pemerintah kota waktu itu. Uang logam bukan hanya enak dibawa dari pada batangan emas; seandainya pihak berwenang setempat memiliki reputasi ekonomi yang baik, koin tersebut dapat dipercaya begitu saja tanpa pertlu ditimbang setiap kali mereka berpindah tangan.
Ekspansi atas wilayah Yunani dan area perdagangan mereka dengan melakukan revolusi ekonomi terhadap minoritas negara kota-negar kota Yunani yang secara ekonomi sangat beresiko, telah mengalami perubahan-perubahan mencolok bagi sisa-sisa kekuasaan Hellenis. Pada masa kegelapan dimana peradaban Helenis lahir, negara kota Hellenis yang kreatif adalah Athena satu-satunya benteng Mycenae yang tidak dihancurkan di abad 20 SM. Athena kembali memperoleh kemasyhurannya di sepanjangnya masa Protogeometrik dan geometric, tetapi disekitar tahun 750 SM sampai permulaan abad ke-6 SM ia mendadak kehilangan ambisi kekuaseaan. Athena tidak hanya berpangku tangan dalam gerakan kolonisasi tetapi juga dalam tahap revolusi ekonomi berikutnya.
Pelaku-pelaku revolusi tersebut adalah sepanjang negara kota-negara kota dan lepas pantai barat Asia kecil (misalnya Miletus dan Chios) dan seputar wilayah Isthanus di Corinth (contohnya Corinth sendiri, siccon, dan Megara). Ionia merupakan wilayah dimana sastra sejarah Yunani mencapai puncak dengan penerbitan Illiad dan Odissey. Dimasa kejayaan itu tak satu pun syair-syair elegi dan puisi liris yang terkenal Yunani yang dicipta oleh orang Athena. Bahkan di abad ke-6 SM, saat Athena kembali memimpin dulu perekonomian, lalu politik bapak-bapak fisikawan Yunani bukanlah orang Athena melainkan orang-orang Meilesia (Thales dan Anaxiomander) serta Ephesian Herokleitus (Heroklitos) Selama abad ke-6 SM inilah orang-orang Yunani Asia melahirkan para intelektual Yunani Hellenis yang hebat. . Pendahulu mereka telah mengajarkan proses fisika alam dengan bahasa anthromorfis sebagai induk ilmunya. Fisikawan Ionia Abad ke-6 SM ini menjelaskan fenomena antar personil dengan cara mereka sendiri-sendiri. Tidak ada orang Athena yang berkancah diluar ilmu pengetahuan Hellenis baik di awal atau pun tahap-tahap perkembangan berikutnya..
Dalam epos sejarah Yunani yang berawal kira-kira 750 SM dan terus berkembang sampai Romawi menghentikan peperangan antar negara-negara kota Yunani, Yunani disebut sangat bengis terhadap yang lain, tidak berbeda ketika ia berada di masa Mycenae.Saat pemerintahan Yunani melakukan revolusi ekonomi pada abad ke0-7, perekonomian dalam negerinya nyatanya sangat lesu hingga kemudian pemerintahan pun jatuh ke rezim diktator.
Tindakan berani Yunani mengobati penyakit pemerintahannya kala itu adalah dengan menaklukan ke-25 wilayah diujung Selatan Peloponesos, kira-kira tahun 750-715 SM, oleh salah satu negara kota, Sparta. Sparta ialah negar-kota didaerah terpencil, dan penaklukan atasnya oleh tetangga mereka Yunani merupakan hal yang juga terjadi di Italia di Sicilia dimana masyarakat bnukan Yunani dikuasai oleh negara koa maritime Yunani, Corinth dan Chalcis umpanya.. Orang Sparta mengijinkan beberapa negara kota tetangga taklukannya berotonomi, tunduk pada kewajiban menjadi anggota militer Sparta dalam perang. Pemfokusan orang Sparta pada latihan militer dan kedisiplinan membuat mereka menjadi tentara kuat di era Hellenis, Namun sekitar tahun 50 SM Sparta sadar bahwa sumber daya manusia mereka yang gagah berani dan terlatih tidak mencukupi jumlahnya untuk menekan pada budak, seseuatu yang relative baru bagiu Sparta. Kira tahun 611 SM Sparta mencari wilayah untuk memperluas jaringan aliansi mereka dengan melakukan penggulingan kediktatoran yang masih berlangsung di Athena dan pada usaha yang keduanya kalinya mereka berhasil. Kekuasaan Oligarkis yang mengambil alih pemerintahan Athena dari Diktator yang terusir gagal menekan masyarakatnya untuk melawan gerakan radikal yang ada dan ketika Sparta campur tangan membantu sekutu konsrvatif mereka untuk ketiga kalinya, mereka malah dijatuhkan oleh kawanan pemberontak rakyat Athena..
Dengan demikian Athena bisa lepas dari kauasa Sparta dan masyarakat Athena kemudian menerapkan pemerintahan demoktretis (kira-kira 507 SM). Athena meniru pemerintahan Sparta., namun teradapat perbedaan krusial antara struktur sosial pemerintah Athena dan Sparta dal ini. Kerja sama Sparta Athena di tahun-tahun penting 511-107 SM akhirnya berakihir, karena orang-orang Spata itu ttidak diperlukan lagi dan membingungkan. Alasannya bahwa selama abad ke-6 SM, Athena telah siuman dari pingsan berkuasa sementara..
Salah satu sekutu Sparta, Aegina, juga merupakan kompetitor alot bagi Athena dalam perekonomian, Pulau kecil yang berada dalam kendali Aticcaini, hidup dari perdagangan. Masyarakat Aegina berperan penting dalam jual beli tanah Panhelenis di Naucaratis, Mesir. Konflik antara Aegina dan Athena semakin runcing hingga malam dilancarkan invasi Parsi terhadap Yunani Eropa. Raja Sparta, Cleomenes I, sangat kewalahan untuk menghentikan Aegina dari peperangannya dengan Athena.
Oleh karena itu, dalam periode kira-kira 750-500 SM, perselisihan domestic maupun luar negeri menjadi sangat intens dikawasan negara-negara kota Hellenis. Akan tetapi dalam kurun waktu yang sama, meski sedang mengalami kekacauan ekonomi dan politik. Yunani menjadi sadar akan kesatuan dan solidaritas budaya mereka, dan kesadaran ini a khirnya menemukan jati dirinya dalam adat-istiadat Pan Hellenis.
Kata ‘Helenis’ merupakan nama namun umum baru orang-orang Yunani, berarti ‘penduduk kota ‘Helas’. Sementara ‘hellas’ sendiri adalah sebuah distrik di Yunani tengah yang mempunyai banyak kuil seperti kuil Atemis di Athena dekat Thermopylae, kuil dewi Buni, kuil Dea Apollo, dan kuil dewa Dionysos di Delphi, sebuah tempat pemujaan sekaligus tempat sabda dewa dirundingkan, Kebiasaaan Panhelenis lain di samping Ampfiksioni Helenis, yaitu empat festival periodik di Delphi, Corinth, Nemea dipedalaman Peloponnesis, dan paling tua dan paling dihormati ialah festival di Olimpia, sisi barat wilayah Peloponesos Olympia, seperti Olmes La Venta dan Tres Zepotes sekarang. Merupakan pusat pawai yang tak dihuni oleh penduduk tetap manapun. Festival ini adalah ajang panhelenis berkompetisi, tidak hanya bidang atletik, tapi puisi dan juga musik.
Sesungguhnya, adat pan Helenis terdrbut adalah media untuk memperat solidaritas budaya bersama dimana kata” Hellas” dan “ Helenis” diekpresikan. Basis psikoligis ‘ helenisme’ sebenarnya adalah cara pandang bersama, aspirasi dan cita-cita bersama. Ikatan intelektual, emosional, dan spiritual Helenis memang tidak jelas, tetapi ikatan inilah yang menyatukan masyarakat Helenis dengan lebih menitikberatkan pada kondisi politik dan ekonomi mereka.

MAKALAH (Perkembangan Industri Keramik Plered 1945-2008)

BAB I
PENDAHULUAN


I.I Latar Belakang Masalah

Penelitian ini mengangkat topik mengenai Dinamika Industri Keramik Plered dan Bagaimana Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Masyarakat Sekitar (1945-2008). Penulis disini tidak serta merta menulis sesuatu yang tidak penting untuk ditulis. Menurut penulis topik yang diangkat ini, mempunyai arti penting untuk diteliti (significance of topic). Selain penting untuk diteliti, topik ini juga mempunyai daya tarik tersendiri untuk diteliti (interesting topic) setidaknya menarik bagi diri pribadi penulis. Adapun aspek yang menurut penulis menarik dari topik ini, yaitu bagaimana munculnya industri keramik di Plered dan bagaimana pula perkembangannya. Apabila kita telusuri sejarahnya bahwasannya industri keramik Plered ini sudah ada sekitar awal abad 20 yang tentunya ketika masih zaman pemerintahan colonial Belabda. Apabila dilihat dari munculnya industri keramik ini pada zaman colonial Belanda, dalam pikiran penulis bagaimana keramik itu di produksi dan bagaimana pengaruh dari pemerintah kolonial itu sendiri tehadap industri keramik Plered, dan keramik yang di produksi pada waktu itu itu digunakan untuk apa?. Selain itu juga dalam segi bentuk dan jenis keramik yang di produksi pastinya sudah mengalami perubahan dari masa kemasa. Perubahan bentuk dan jenis keramik itu juga bisa saja dipengaruhi oleh oleh zaman dan pemerintah yang sedang berkuasa, bisa saja keramik dijadikan suatu alat politik bagi penguasa. Yang tak kalah pentingnya juga yaitu bagaimana perkembangan industri keramik Plered ini dari priode-kepriode. Kita tahu awal munculnya industri keramik Plered ini sudah ada sekitar tahun 1900, dan eksistensinya masih terlihat sampai sekarang. Dari perjalannya yang panjang ini, maka banyak dinamika-dinamika yang dialami oleh industri keramik Plered sampai akhirnya sentra industri keramik terkenal sampai ke Mancanegara. Selain dilihat dari aspek Industrinya itu sendiri, penulis juga tertarik bagaimana pengaruh dari adanya Industri Keramik Plered ini terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar. Karena Industri keramik ini yang semula industri rumahan (home Industry) dan berkembang menjadi industri Kecil (smaal Industry) tentunya melibatkan masyarakat sekitar yang berperan sebagai pemilik industri dan yang di pekerjakan sebagai karyawan. Disinilah bagaimana Indusrti keramik ini merubah tatanan kehidupan sosial masyarakat dan lebih jelas lagi tatanan ekonominya. Setidaknya keberadaan Industri ini sangat berpengaruh terhadap masyarakat ketika mereka mengusahakan industri ini.
Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik untuk mengkaji tentang industri keramik Plered terutama dilihat dari aspek industrinya dan pengaruhnya.terhadap kehidupan sosial- ekonomi masyarakat. Dilihat dari aspek industrinya karena disebabkan keramik Plered selain mempunyai fungsi untuk mengungkapkan nilai arsistik, keramik juga memiliki fungsi sebagai komoditas perdagangan baik untuk pasaran lokal dan mancanegara. Dilihat dari pengaruhnya Industri keramik Plered sendiri dapat mengubah tatanan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Ketertarikan lain penulis yaitu mengenai proses perkembangan yang dirintis pada sekitar tahun 1900-an hingga produksi keramik ini menjadi komoditas ekspor unggulan daerah Purwakarta.
Penulis membuat batasan waktu sekitar tahun 1945-2008 dikarenakan pada sekitar tahun 1945-an itu merupakan awal terkenalnya Plered sebagai Insustri keramik di Kabupaten Purwakarta. Dan tahun 2008 sebagai batasan akhir dari topik ini, asumsi penulis sekitar tahun 2008 ini merupakan kegoncangan sector riil yang kedua kalinya setelah krisis moneter tahun 1998 lebih-lebih krisis sekarang ini merupakan krisis global yang berpengaruh terhadap kelangsungan sentra industri keramik Plered ini. Alasan penulis memilih industri keramik Plered sebagai objek penelitian dan bukan Industri keramik di daerah lain seperti di Banten, Kasongan, dan Jogjakarta karena sentara industri keramik Plered ini mempunyai kelebihan dari sentra industri karamik di daerah lain yaitu mempunyai kwalitas yang baik dibandingkan dengan daerah lain dan terkenal baik dalam pasaran lokal maupun pasaran mancanegara. Selain itu juga sentra Industri keramik mempunyai kedekatan emosional yang kuat dan kedekatan intelektual dengan penulis. Selain itu menurut penulis ketersedian sumber mengenai sentra keramik Plered cukup memadai dan menurut penulis mudah untuk mencarinya dan akhirnya memudahkan penulis menyusun makalah ini.

1.2 Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus utamanya adalah untuk menjawab permasalahan mengenai sentra Industri keramik Plered. pada 1945 yang menjadi awal berkembangnya Industri Keramik Plered yang semula merupakan industri rumah tangga (cohage Industry) sampai kemudian berkembang menjadi industri kecil (Smaal Industry)
Sebelum dapat mengetahui perkembangan industri keramik Plered harus pula diketahui asal-usul munculnya keramik Plered tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka muncul permasalahan yang dapat dirumuskan:
1. Bagaimana asal-usul munculnya Industri keramik ?
2. Bagaimana perkembangan sentra Industri keramik Plered sebagai industri Keramik ( Cohage Industry) ?
3. Bagaimana perkembangan sentra industri keramik sebagai industri kecil
4. Apa yang menjadi hambatan kelangsungan sentra industri keramik Plered ?
5. Bagaimana pengaruh dari adanya sentra industri keramik terhadap kehidupan sosial- ekonomi masyarakat sekitar?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penlitian
Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan asal-usul munculnya sentra industri keramik Plered serta menjelaskan perkembanganya sebagai sentra industry rumah tanga dan industri kecil. Selain tujuan diatas, penelitian ini diharapkan berguna bagi semua pihak secara langsung maupun tidak langsung:
Secara langsung : Masukan terhadap tulisan-tulisan mengenai sejarah Sentra Industri Keramik Plered
Secara tidak langsung : Dapat digunakan oleh semua pihak sebagai pegangan dalam
Melihat perkembangan Sentra Industri Keramik Plered




1.4 Metode Penelitian
Penulisan sejarah berbeda dengan ilmu sosial lain. Ilmu sejarah mempunyai metode sendiri. Adapun metode dalam kajian ilmu sejarah, yang pertama Heuristrik (mencari sumber terluis dan sumber lisan). Untuk pencarian sumber penulis mengadakan survey langsung ke lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi, selain itu juga mengadakan study pustaka. Dalam pengumpulan sumber tertulis, diantarnya mencari sumber dilingkungan perpustakaan Fakultas Sastra, di lingkungan Universitas Padjadjaran, perpustakaan UPI, perpustakaan Seni Rupa ITB, BAPUSDA JABAR, Perpustakaan Litbang Keramik Plered. Dalam pengumpulan sumber lisan, penulis mendatangi ketua Klaster (yaitu pokja pengusaha keramik Plered), pengarajin Keramik Plered, kepala desa Anjun Kecamatan Plered, dan kepala UPTD Litbang Keramik Plered yang tak lain untuk melakukan wawancara yang berkaitan dengan penelitian penulis. Selain itu juga penulis menggunakan fasilitas internet untuk memperoleh informasi tambahan mengenai sentra industri keramik. Tahapan ketiga yaitu tahapan kritik, yang mana sumber yang telah ditemukan melalui tahapan heuristik, itu harus diuji dahulu. Pengujan ini dilakukan melalui tahapan kritik/verifikasi. Kritik atau verifikasi ada dua macam yaitu meneliti otentitas sumber, atau keaslian sumber, yang disebut kritik eksternal, dan meneliti kredibelitas sumber yang disebut kritik internal . Tahapan keempat adalah tahapan interpretasi, tahapan ini merupakan rekontruksi imajinatif terhadap objek yang diteliti berdasarkan penafsiran terhadap sumber dengan melalui kritik. Tahapan terakhir adalah tahapan historiografi dalam artian kita berusaha merangkaikan fakta-fakta itu menjadi sesuatu keseluruhan yang harmonis dan masuk akal. Kemampuan mengarang (art of writing) sangat menentukan dalam hal ini .





1.5 Tinjauan Pustaka
Sebuah skripsi mahasiswa UPI yang berjudul “ Perkembangan Industri Keramik Anjun Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta Tahun 1975-1986”, yang menjelaskan bagaimana perkembangan sekitar tahun 1975-1986.
Isi dari skripsi diatas setelah dipelajari oleh penulis kurang mendalam dalam menjelaskan bagaimana asal-usul kemunculan industri keramik di Anjun Kecamatan Plered. Selain itu batasan waktu dalam skripsi terlalu singkat hanya priode 1975-1986. Maka disini penulis ingin memperdalam bagaimana perkembangan industri keramik plered lebih mendalam lagi dan bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar. Asumsi penulis disini bahwasannya penulisan sejarah harus menyentuh aspek sisi kemanusiaan yaitu masyarakat, oleh karena itu ilmu sejarah dimasukan ke kelompok ilmu humaniora, jadi apabila saya membahas mengenai dinamikanya saja dan tidak dikaitkan dengan kehidupan masyarakat walaupun disana ditentukan periode- periode tertentu, itu rasanya tidak afdol. Oleh karena itu penulis membuat judul “Dinamika sentra Industri Keramik Anjun Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta dan pengaruhnya terhadap kehidupan Sosial-ekonomi masyarakat sektar (1945-2008)”. Penulis mengkaitkan keberadaan Sentra Industri Keramik Plered dengan keberadaan masyarakat sekitar supaya terlihat aspek kausalitas antara keduanya.
1.6 Kerangka Teoritis
Sejarah tidak hanya naratif, tetapi peristiwa sejarah membutuhkan penjelasan mengenai faktor-faktor kausal kondisional, kontekstual komponen dan eksponen dari proses sosial yang dikaji.
Sejarah perlu diungkapkan dengan teori dan konsep dari ilmu-ilmu social sebagai kerangka analitis dan kerangka pemikiran teoritis. ,Penulis didini menggunakan konsep “ Industri”. Industri disini adalah kumpulan dari perusahaan yang memproduksi barang yang homogen, untuk menjadi sebuah Industri, maka harus terdapat beberapa atau banyak perusahaan yang mempunyai barang yang homogen.


BAB II
MUNCULNYA INDUSTRI KERAMIK PLERED

2.1. Asal-usul keramik Plered
Keramik adalah hasil dari suatu kebudayaan, walau demikian, tidak aneh ketika disain keramik berubah, karena kebudayaan selalu berkembang seiring dengan kemajuan manusia. Tradisi memproduksi keramik sudah di mulai sejak jaman neolitikum karena dalam pengerjaan sudah ketingkat yang lebih halus. Keramik yang bahan dasar utamanya dari tanah, secara umum mengalami proses pembuatan sebagai berikut : pengolahan tanah liat agar tidak ada yang berlubang, dan di bentuk dengan kehendak penciptanya, dan akhirnya dibakar demi kuatnya barang.. Evolusi sebuah keramik menunjukan berkembangnya suatu peradaban yang menimbulkan komunikasi masa lampau dan yang sekarang dominan serta berakar. Ribuan tahun yang lalu, tanah liat berada di sembarang tempat dan digunakan untuk pembuatan keramik. Sejak jaman prasejarah hingga barang itu menjadi kuat, selain itu lebih tahan lama terus mengalami perubahan yang berarti. Keramik bercorak primitive yaitukramik yang berwarna hitam dan mudah pecah. Penemuan pada umumnya di temukan wilayah Timur- Tengah.
Keramik yang mempunyai nilai tinggi tingkatannya yang masuk ke Indonesia ialah dari Cina, Vietnam, Muang Thai zaman Jawa Timur sebagai pusat kekuasaan di Indonesia . Khususnya yang berasal dari China sangat diminati orang, baik karena mutunya maupun keindahannya. Dalam zaman VOC banyak kapal menjadi pengangkut Keramik dalam perdagangan Asia. Dalam catatan di kantor pusat di Batavia, sejumlah kapal VOC tenggelam pada hal kapal-kapal tersebut banyak membawa keramik. Itulah yang kemudian dilacak oleh pemburu keramik untuk ditemukan kembali.
Di Indonesia banyak daerah yang terkenal sebagai sentra Industri Keramik, seperti di Jawa Tengah tersebar di kota Semarang, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, dan Kabupaten Jepara. Di Jawa Barat ada daerah yang terkenal sebagai sentra Industri Keramik yaitu sentra industri keramik Plered yang berada di kabupaten Purwakarta. . Keramik Plered rasanya tidak asing lagi bagi masyarakat Jawa Barat, bahkan untuk sebagaian masyarakat Indonesia. Plered dikenal sebagai salah satu objek wisata di kabupaten Purwakarta. Keberadaan keramik Plered yang berpusat di desa Anjun ada sejak ratusan tahun silam. Banyak versi yang menyangkut sejarah keramik di daerah ini. Ada yang mengatakan nenek moyang orang Plered berasal dari Plered Yogyakarta. Mereka adalah prajurit kerajaan Mataram yang menyerbu Batavia pada tahun 1629 dan ketika kalah perang, mereka enggan pulang dan memilih menetap di Desa Anjun, wilayah Plered. Disini mereka meneruskan keahlian sebelum menjadi prajurit yakni membuat gerabah . Jadilah wilayah yang mereka tinggali dinamakan Plered sama dengan kampung halaman mereka. Versi lain nama Plered dan keramik sudah ada sejak jaman Neolitikum . pada jaman tersebut, penduduk telah berdatangan di daerah cirata menyusuri daerah citarum. Dari hasil penggalian didaerah cirata ditemukan peninggalan dari batu, kapak persegi , alat untuk menumbuk dan lalu hal tersebut menunjukan bahwa penduduk di daerah tersebut memiliki kegiatan bertani, berhuma diladang, menanam padi dan berburu. Di daerah Cirata, juga diketemukan belanga dan periuk dari tanah, yang perbuatannya sangat sederhana . Di daerah cirata telah ada panjunan , Tempat membuat barang-barang dari tanah liat yang disebut gerabah. Sedangkan di daerah Plered telah terdapat kelompok manusia atau penduduk di derah Panjunan / Anjun , Plered , Nanggorak , Citalang , Gandasoli , dan Cirata . Di daerah Panjunan / Anjun , penduduknya sudah membuat gerabah dan tanah liatnya diambil dari Citalang dan Citeko.
Selain itu, menurut catatan pemerintah Kolonial Belanda industri keramik ini, sudah ada sejak tahun 1795 di mana sekitar Citalang Lio-Lio (tempat pembuatan genteng dan batu-bata, gentong, dan tempayan dan alat-alat kebutuhan rumah tangga), dari sejak itu rumah penduduk yang semula beratap injuk, sirap, daun kelapa dan alang-alang berubah menjadi genteng . Namun menurut seorang tokoh keramik Plered Bapak Darma Kapal bahwa kegiatan pembuatan keramik Plered resmi adanya sejak tahun 1904. Tokoh keramik kala itu adalah ki Dasjan, Sarkun, Aspi, dan Entas. Mereka sudah membuat keramik kasar untuk kebutuhan alat rumah tangga seperti kendi dan tempayan. Bahkan sekitar Anjun (Panjunan) sudah di mulai pembuatan tembikar/gerabah. Mulai tahun 1935, gerabah menjadi industri rumah tangga dan pada tahun yang sama pula ada perusahaan Belanda yang membuat pabrik besar bernama Hendrik De Boa di Warungkandang , Plered. Sampai sekarang keberadaan sentra industri keramik Plered masih eksis dan banyak memproduksi produk unggulan keramik yang mempunyai pasaran ekspor.

2.2. Bentuk dan jenis keramik Plered
Keberagaman jenis dan bentuk keramik Plered banyak mengalami perubahan dari waktu-ke waktu. Keramik Plered setidaknya terpengaruhi dalam segi bentuk dan jenisnya, baik itu terpengaruh oleh keramik dari cina ataupun keramik dari Indonesia itu sendiri. Evolusi dalam segi bentuk sangat terlihat sekali karena setiap priode berbeda trend yang diminati oleh pelanggan. Apabila kita telusuri jemis keramik Plered dari awal berdiri sampai sekarang mempunyai corak yang berbeda.

2.2.2 Bentuk dan kegunaan keramik Plered pra kemerdekaan
Dijaman pra kemerdekaan lebih jauh kita tarik mulai sekitar tahun 1795-1940. Sekitar tahun 1795 di Plered sudah memproduksi berupa genteng dan batu bata serta gentong dan tempayan sederhana untuk kerperluan rumah tangga. Pada waktu barang yang diproduksi semuanya merupakan barang praktis dan mempunyai nilai kegunaan dalam kehidupan sehari-hari, seperti genteng . Genteng disini digunakan sebagai atap rumah yang semula orang-orang Plered menggunakan injuk, sirap, dan kelapa atau alang-alang sebagai atap dirubah dengan menggunakan genteng. Pengaruh genteng juga sampai ke wilayah Kabupaten Karawang yang dahulu wilayah Purwakarta masih termasuk Kabupaten Karawang. Genteng-genteng itu di buat dengan menggunakan cetakan tradisional. Ada 2 (dua) tempat pembuatan genteng dari tanah liat, yaitu di sekitar Citalang untuk pembuatan genteng dan batu bata, serta disekitar Anjun Panjunan (Panjunan) untuk pembuatan gerabah. Selain memproduksi genteng mereka jiga membuat keramik kasar untuk kebutuhan alat rumah tangga seperti kendi dan tempayan sampai Plered dianggap resmi sekitar tahun 1904 dengan para tokohnya kala itu adalah Ki Dasjan, Sarkun, Aspi, dan Entas. Kendi disini mempunyai nilai praktis, orang tua jaman dulu, kendi digunakan sebagai tempat air minum dan sebagai alat yang digunakan dalam berbagai kegiatan upacara, seperti upacara pernikahan, upacara kelahiran bayi sampai uapacara penguburan orang yang meninggal. Kendi merupakan jenis gerabah yang memerlukan daya pembakaran sekitar 700ºC seperti kendi kerdil.



Gambar 2.1 Gerabah berbentuk kendi

Gambar 2.2 Gerabah berbentuk genteng hasil produksi citeko plered Purwakarta





Gambar 2.3 Gerabah berbentuk tempayan
Mulai tahun 1934, produk gerabah yang diglasir di Plered menjadi Industri rumah tangga. Pada tahun tersebut, terdapat perusahaan Belanda yang membuka pabrik glasir bernama Hendrik De Boa di Warung Kondang, Plered. Luas Pabrik tersebut mencapai 0,5 ha.

2.2.3 Bentuk dan jenis keramik Plered (1945-1980)
Sekitar tahun 1945 revolusi dalam segi bentuk keramik sangat terlihat yang semula hanya memproduksi jenis gerabah yang berbentuk kendi, tempayan, genteng kini berubah kearah keramik yang agak halus dangan cara diglasir yang pembakaran sampai 1000ºC. Selain itu juga barang yang dihasilkan bukan saja barang yang mempunyai kegunaan praktis seperti alat-alat rumah tangga tetapi mulai mengarah keramik yang mempunyai nilai seni (arsistik). Adapun jenis keramik yang di produksi seperti aneka guci, aneka pot kembang, aneka pas bunga, aneka cendramata, dan celengan. Para pengusaha keramik memproduksi keramik sesuai dengan ramainya pasar seperti pada tahun 1980-an yang ramai dipasaran ialah pas bunga, dan pot kembang ini ramainya sampai tahun 2000-an. Pada priode 1970-1980-an ini jenis gerabah sempat di exsis kembali seperti celengan, dan sampai sekarang sebenarnya masih produksi oleh sebagian pengrajin. Adapun pemasaran gerabah hanya untuk pasaran lokal saja tidak menembus pasaran mancanegara. Mulai tahun 1980- sekarang para pengrajin kebanyakan lebih ke interior .



Gambar.2.4 Guci

Gambar. 2.5 Pot kembang


Gambar.2.6 Celengan

Gambar.2.7 cendramata dari keramik



Gambar 2.9 Keramik yang di Glasir
Dengan teknologi yang makin tinggi dan kebutuhan yang kian aneka ragam, keramik yang semula merupakan barang yang kurang berharga dapat ditingkatkan nilainya. Lebih-lebih setelah banyak dipergunakan glasir yang memberi kekuatan dan keindahan pada keramik sehingga menambah daya tarik tersendiri dan memberikan nilai keindahan yang dapat menarik perhatian pembeli. Barang-barang yang diwujudkan secara modern dari keramik antara lain: Porselin berupa tegel untuk lantai sehingga nampak lebih bagus dan bersih. Melui penyuluhan yang lebih ilmiah dari pusat kermaik Bandung, industri keramik Plered mulai memperoleh kemajuan baik dalam segi teknik, model, maupun kwalitasnya sehingga pasarannya dapat meningkat. Wujudnya antara lain anjing, ikan, manusia yang sudah mempergunakan aneka warna, keramik tradisional seperti celengan yang berbentuk celeng (babi hutan) praktis mempunyai pasaran. Dengan adanya penyuluhan dari pusat keramik Bandung sentra industri keramik tidaklagi memproduksi keramik yang monoton (hanya guci, celengan, dan pot bunga), kini perajin mulai memproduksi bermacam interior rumah tangga, seperti cangkir dan vas bunga kontemporer. Beberapa perajin gerabah juga sudah bisa membuat penyaring air dari gerabah. Menurut H. Nana, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Penanaman Modal, Kabupaten Purwakarta, sejak dulu, perajin gerabah Plered memang lemah dalam disain produk. Mereka sulit menginovasi bentuk dan memadukan warna-warna yang menarik. Untuk itu, pemerintah turun tangan memberikan penyuluhan, misalnya dengan mendatangkan ahli keramik dari Fakultas Seni Rupa, Institut Teknologi Bandung (ITB), sejak tiga tahun silam. Kini, hasilnya kelihatan. Industri gerabah Plered sebagai salah satu komponen industri rumah tangga perlu terus dikembangkan secara optimal karena industri ini berpotensi besar mendukung ekonomi daerahnya dimasa datang. Industri gerabah Plered telah membuktikan tetap bisa bertahan di tengah badai krisis ekonomi yang menimpanya .

2.3. Desa Anjun sebagai sentra Industri keramik Plered
Anjun merupakan salah satu nama desa yang berada diwilayah kecamatan Plered ±13 km dari kota Purwakarta.Desa Anjun sendiri terdiri 4 (empat) RW, 2 (dua) Dusun, dan 19 (sembilan belas) RT. Desa Anjun sebelah utara berbatas dengan dengan desa Cianting, sebelah selatan berbatasan dengan desa Babakan Sari, sebelah Timur berbatasan dengan desa Babakan sari dan desa Cianting, dan sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Plered. Desa Anjun merupakan pusat Sentra Industri keramik Plered, disinilah pengrajin memproduksi keramik itu. Nama Anjun ini sudah terkenal sebagai pusat kerajinan keramik di Plered sejak ratusan ratusan tahun silam. Nama Anjun sendiri berasal dari kata “Panjunan” yang berarti tempat membuat barang-barang dari tanah liat yang disebut gerabah. Di daerah Panjunan, Plered, penduduknya sudah membuat gerabah dan tanah liatnya yang diambil dari Citalang dan Citeko. Sebenarnya bukan desa Anjun saja yang mempunyai industri keramik tetapi masih ada desa lain di Plered seperti desa Pamoyanan dan Citeko. Tetapi di desa Anjun lebih banyak pengrajinnya dibandingkan dengan desa-desa lain Di Desa Anjun ada 264 unit usaha kecil pengrajin gerabah yang mampu menampung sekitar 3.000 tenaga kerja dan eksis memproduksi memproduksi berbagai model gerabah. Tidak hanya perlengkapan rumah tangga, aneka produk gerabah seni juga mudah ditemukan di kecamatan yang pada akhir 2005 berpenduduk 54,337 jiwa ini.
Kegiatan mengolah tanah liat menjadi gerabah diperkirakan sudah dimulai warga Plered sejak 1904. Kegiatan tersebut diwariskan secara turun-menurun. Tak heran jika pembuatan gerabah sudah menjadi nafas hidup mereka berhari-hari. Awalnya, mereka membuat gerabah untuk memenuhi kebutuhan perkakas rumah tangga. Tetapi, perkembangan kemudian menunjuk bahwa produk kerajinan tangan tersebut mampu menjadi sumber pendapatan tersendiri bagi masyarakat.
Kini masyarakat Plered, khusnya warga Desa Anjun, mengibaratkan gerabah sebagai nasi kenyataannya mereka tidak bisa hidup tanpa kehadirannya. Sekitar 300 orang menjadi pengrajin gerabah disana. Kapasitas produksi setipa tahunnya rata-rata 7,2 juta gerabah dengan total nilai produksi Rp 17,5, miliar. Sekita Rp9,5 miliarya dengan datang daiu pasar ekspor . Gerabah memang membawa berkah bagi warga Desa Anjun dan masyrakat sekitarnya

















BAB III
DINAMIKA INDUSTRI KERAMIK PLERED ( 1945-2007)

3.1. Industri Keramik Plered (1945-1980)
Pada jaman penjajahan Jepang, rakyat Plered sangat menderita seperti halnya ditempat-tempat lain di Indonesia. Rakyat Plered juga harus bekerja sebagai Romusa, bekerja di markas Jepang yang letaknya di kaki Gunung Cupu dan Ciganea untuk membuat gua pertahanan tentara Jepang. Di Plered, pabrik Hendrik De Boa dikuasai oleh Jepang dan namanya diganti jadi Toki Kojo, sehingga perusahaan tersebut tetap berjalan dengan baik. Pada masa kemerdekaan, banyak tukang gerabah ikut maju ke front peperangan dan turut dalam pasukan rakyat di barisan Banteng di Hisbullah menyerbu ke front Padalarang, Tagog Apu atau Front Warung Jeruk. Dengan demikian, produksi gerabah dan keramik di Plered nyaris terhenti sama sekali. Setelah penyerahan kedaulatan tanggal 29 Desember 1945, keadaan di Plered berangsur baik, sehingga produksi gerabah dan keramik mulai bangkit lagi .
Pada tahun 1950, Bung Hatta membuka resmi induk Keramik atas prakarsa tokoh pengrajin keramik Plered, seperti Darma Kapal, Abdul Gani, Soleh, dan Suharno. Induk keramik Plered yang berfungsi sebagai lembaga sarana peningkatan dan pengembangan usaha keramik yang gedungnya dekat gonggo sebetulnya didirikan dalam rangka membantu para pengrajin pada waktu itu. Dengan adanya Induk Keramik, maka Mesin-mesin untuk menghaluskan tanah liat buatan Jerman dikirm langsung dari Jakarta. Induk Keramik yang berada di bawah binaan Dinas Perindustrian Jawa Barat memiliki tingkat produksi yang tinggi. Di samping memproduksi sendiri, Induk keramik juga membimbing industri rumah tangga mulai dari aspek desain, bahan baku, sampai permodalan. Induk Kerami pernah jaya dan gemilang dalam sejarah perkeramikan di Plered pada saat:
1. Pembuatan gentong dan jolang besar berukuran tinggi 170 cm dan diameter 150 cm yang dibuat dalam menghadapi Ganefo ( Game of The New Emerging Force) pada tanggal 10 November 1963. Gentong dan jolang tersebut menghiasi Senayan, Istana Bogor dan Cipanas
2. Pembangunan Masjid Istiqlal, dimana badan dan menaranya terbuat dari bata merah kecil yang diproduksi oleh induk keramik, karena tanah liat Plered memiliki sifat yang sangat lengket dan padat sehingga baik untuk pembangunan
Sayang sekali, Induk Keramik hanya bertahan 5 tahun, setelah itu bangkrut karena kesalahn manajemen. Pabrik Hendrik De Boa yang kemudian dikuasi oleh Dinas Perindustrian Jawa Barat juga harus bubar karena keslahan manajemen pula. Pada tahun 1975, pernah berdiri PT.Abubakar yang merupakan anak asuh dari Pabrik Semen Cibinong. Perusahaan ini sempat melakukan ekspor, tapi pada tahun 1990 mengalami kebangkrutan
Pada tahun 1975 juga, seorang putra Plered bernama Suratani yang pernah bekerja di Taman Impian Jaya Ancol di bagian Keramik, mengadakan pembaharuan. Umumnya, untuk membuat keramik yang indah, gerabah atau biskuitan dari tanah liat harus dibakar 2 (dua) kali. Gagasan yang diusulkan oleh Suratani adalah proses pembakaran gerabah atau bikuitan dari tanah liat tersebut cukup dilakukan sekali saja, kemudian dicat atau dipernis, lalu digosok dengan sikat agar menjadi mengkilat dan tampak indah. Karena gagasan tersebut, banyak produk yang dihasilkan oleh Suratani yang digemari oleh pasar luar negeri, sehingga tiap bulan bisa mengekspor 2-3 kontainer. Gagasan tersebut membuahkan Piala Kalpataru dari Presiden Republik Indonesia pada tahun 1985.
Pada tahun 1950-an gerabah dibikin dan diproduksi secara sederhana. Proses ini berlangsung hingga tahun 1960. Pada sekitar tahun 1950-1970 pengrajin ada sekitar 20 orang dengan memperkerjakan 3-5 orang per pengrajin Gerabah Plered pada periode itu sangat popular sekali sehingga orang mendengar kata keramik langsung berpikir sentra industri keramik. Tahun 1965 perkembangan khususnya keramik porselen dan gerabah Plered mengalami penurunan baik secara kualitas maupun kuantitas penyebabnya karena membanjirnya produk sejenis yang terbuat dari plastik. Dengan menurunya keramik Plered, maka Pemda TK. II Purwakarta pada saat itu bersama-sama dengan perindustrian, Koprasi dan Balai Penelitian Keramik (sekarang Balai Besar Keramik) pada tahun 1974 membentuk Badan Musyawarah Keramik Plered. Pada tahun 1976 BIPIK Departeman Perindustrian mendirikan Unit Percontohan yang berfungsi sebagai tempat membina para pengrajin keramik Plered yang dikelola oleh Balai Besar Keramik Bandung. Tahun 1978 berdiri Koprasi Perajin Keramik Plered yang diberi nama Koprasi BUMI KARYA dengan nomor Badan Hukum 5292/BH/DK-10/78 tanggal 3 Juli 1978. Selang satu tahun sekitar tahun 1979/1980 Departemen Perindustrian melalui proyek BIPIK Jawa Barat mendirikan Pusat Pelayanan Teknis (PPT) dan mulai beroprasi pada tanggal 8 Juli 1981.

3.2 Industri Keramik Plered (1980-2008)
Pada priode tahun 1970-1979 industri keramik Plered sempat melorot dan baru bangkit kembali pada tahun 80-an walaupun barang yang diproduksi jumlahnya kecil. Para pengrajin membuat gerabah hanya untuk keperluan kebutuhan ekonomi rumah tangga saja dan bukan keramik yang bersifat keutuhan seni semata. Jenis gerabah yang diproduksi pun hanya terdiri atas beberapa jenis produk, seperti guci, pot bunga, dan celengan. Ketiga jenis produk ini sekaligus merupakan ikon gerabah Plered pada waktu itu. Tahun 1985 Industri Kecil Keramik Plered mulai menggeliat lagi dengan gerabahnya yang meningkat dalam segi kualitas dan kuantitasnya selain itu juga industri kerajinan keramik Plered memproduksi juga keramik hias hal ini menjadikan industri keramik Plered dianugrahi pengharagaan dari PBB dan Presiden. Tetapi pada tahun 1990-an para pengrajin merasakan menurunya angka pesanan produk kerajinan khas Plered ini sehingga berdampak kepada karyawan, tak jarang para pengrajin pada waktu itu merumahkan para karyawannya, hal ini dirasakan oleh Ajang Udung (39), salah seorang pengrajin. Eman Sulaiman (39), perajin lainnya menyebutkan pada tahun 1985-2000-an ada saja bule yang datang ke kampung mereka. Pulangnya, para bule itu memesan satu-dua kontainer keramik.” Biar pun cuma satu kontainer, hasilnya masih lumayan,” tuturnya.
Sejak Bergulirnya otonomi daerah , pada tahun 2002 Pemermintah Kabupaten Purwakarta membuat kebijakan di lingkungan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Penanaman Modal melalui SK Bupati dengan berdirinya Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Litbang Keramik. Adapun tugas pokok dan fungsinya melakukan dan melaksanakan Penelitian dan Pengembangan Keramik yang ada diwilayah kerja Kabupaten Purwakarta, meliputi penelitian dan pengembangan Teknologi, desain dan Pemasaran. Pada tahun 2003 yang sama pula dilakukan oleh dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Barat mendirikan Unit Instalasi Pengembangan Perindustrian di Bekas Gedung UPT Jl. Lio Anjun, Plered. Selain upaya di atas UPTD litbang Keramik Plered membentuk Pokja Klaster Industri Kerajinan Gerabah / keramik Hias Plered- Purwakarta. Pembentukan Klaster ini sebenarnya di bentuk pada acara FGD (Focus Group Discussion) Diagnosis Klaster Industri Gerabah/ Keramik Hias Plered di Hotel Intan Purwakarta pada tanggal 17 Oktober 2006, dimana pada waktu itu baru sampai pada penetapan visi, misi dan pembentukan Kelompok Kerja (POKJA) yang pengurusanya adalah :
Ketua : H. Eman Sulaeman, SPd
Wakil Ketua : Wawan Setiawan
Sekretaris : Ahmad Nizar SPd
Namun secara resmi pembentukan Klaster tersebut ditetapkan sejak dideklarasikan pada tangga 11 Desember 2007. Pokja Klaster sendiri mempunyai Visi yaitu menjadi klaster industri keramik Pleres sebagai produk unggulan Kabupaten Purwakarta yang berdaya saing di pasar global. Adapun misi dari Pokja Klaster itu sendiri yaitu, pertama meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk industri kerajinan gerabah /keramik hias; kedua, meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar elemen pelaku usaha dan instansi/ lembaga yang berkaitan dengan pengembangan industri kerajinan gerabah/keramik hias; ketiga, meningkatkan promosi produk industri kerajinan gerabah/ keramik hias Plered secara lebih intensif. Adapun tugas pokok dari pokja Klaster itu sendiri yaitu menjembatani masyrakat pengrajin dengan instansi pemermintahan yang terkait, dan dengan pengguna (buyer), dengan adanya Pokja Klaster ini diharapkan bisa meningkatkan kwalitas keramik dan bisa bersaing dengan produk keramik dari daerah lain di pasaran lokal dan internasional. Untuk memperlancar pencapaian itu maka dibentuk koordinator-kordinator yang menangani masing-masing sektor, seperti kordinator yang khusus menangani bahan baku, ada juga kordinator yang menangani pengguna dan lain sebagainya. Adapaun kerja kordinator-kordinator itu diawasi langsung oleh ketua pokja Klaster.
Untuk lebih jelas bagaimana perkembangan Industri keramik Plered, disini dicantumkan data industri keramik Plered
1. Data Keramik Hias Plered Tahun 2003/2004/2005
Jumlah Unit Usaha : 264 Unit
Jumlah Tenaga Kerja
Jenis Produksi/ tahun


Pasar Lokal


Kapasitas Produksi/tahun
Nilai Produksi
Nilai Ekspor tahun 2005
Negara Tujuan Ekspor :
:


:


:
:
:
: 3.000 orang
Aneka Keramik Hias dan Pakani (Vase, Pot, Guci, Tungku Keramik, Celengan, Meja Kursi dll)
Ibu Kota Jakarta, P. Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatra, Kalimtan, Sulawesi, Maluku Utara
7.200.000 buah
Rp. 17.500.000,00
Rp. 9.500.000,00
Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Amerika, Latin, Australia, New Zealand, Perancis, Korea, Taiwan, Jepang, Saudi Arabia, Uni Emirat dan manca Negara lainnya.
2. Data Keramik Bata dan Genteng Plered tahun 2000.
Jumlah Unit Usaha
Jumlah Tenaga Kerja
Jenis Produk
Nilai Investasi
Nilai Produksi :
:
:
:
: 250 Unit
16.850 Orang
Genteng, Bata, Keramik beton, Roster
Rp. 5.674.000.000,00
Rp. 44.908.000.000,00


3. Data dari Departemen Perindustrian RI Th.2005 tentang Industri Keramik Hias/Gerabah di Indonesia
Jumlah Perusahaan
Kapasitas
Nilai Produksi
Utilisasi
Ekspor
Impor
Jumlah Tenaga Kerja :
:
:
:
:
:
:
08.094 (UU)
37.523.000 Ton
Rp.787.696.000,00
60-70%
US $ 14.098.348
US $ 2.419.977
125.946 Orang

Potensi Usaha
Dari setiap pameran keramik yang diselenggarakan baik untuk ekspor maupun pameran untuk pasar local menunjukan banyakya permintaan (peminat) yang berkunjung ke stand pameran Galeri Keramik Plered karena tampilan produk keramik Plered punya keunikan dan keunggulan karekter desain, bentuk, warna serta tekstur yang memikat
Keunggulan Kompetitif Keramik Plered
1. Pemahaman tarhadap konsep dan desain yang kuat;
2. Tim inti, terdiri dari manajemen yang terus dikembangkan dengan disain bentuk, tekstur dan warna yang menarik;
3. Perencanaan produk yang terus dikembangkan dengan disain bentuk, tektur dan warna yang menarik;
4. Penguasaan teknologi produksi sehingga mampu menghasilkan produk berkualitas yang mempunyai daya saing tinggi.

Prospek Pengembangan Usaha
Beberapa prospek pengembangan usaha untuk meraih pasar yang lebih besar, diantaranya:
1. Pengembangan produk keramik yang dihasilkan dengan bahan baku tanah liat earthenware memerlukan investasi peralatan mesin pada masa yang akan datang, selain tingkat produktivitas yang tinggi, kerajinan-kerajinan keramik hias ini diharapkan dapat dijual dengan harga terjangkau dan mutu terjamin sehingga bisa bersaing dipasaran.
2. Pengembangan produk-peroduk lain dengan nuansa desain yang mempunyai trend pasar.
Aspek Pasar
Dari kecilnya nilai penjualan keramik. Plered pada saat, untuk masa mendatang peluang pasar masih terbuka lebar dan potensial baik untuk pasar Domentik mapun pasar ekspor. Secara umum wilayah pemasaran dapat dikelompokan berdasarkan peta pasar seperti berikut ini:
 Indonesia merupakan pasar dalam negeri yang sangat potensial dengan kehidupan budaya masyarakatnya yang menyayangi berbagai bentuk kerajinan cendramata. Meskipun daya daya beli masyarakat Indonesia terbilang rendah, tetapi dari segi sebaran jumlah penduduknya yang banyak menjadi pasar potensial untuk menyerap kerajinan keramik Plered, terutama untuk daerah ibukota Jakarta dan Jawa Barat sekitarnya, daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi serta Maluki Utara. Jenis produk keramik yang disenangi terutama bentuk desain yang fungsional seperti vase/pot bunga dan warna body mengkilap warna-warni penuh ornament.
 NEGARA ASIA, selain Indonesia negara Malaysia, Singapura, Uni Emirat Arab dan Brunai Darusalam mempunyai jumlah penduduk yang jauh lebih sedikit dibanding Indonesia, akan tetapi mempunyai daya beli yang tinggi (pendapatan perkapitanya lebih tinggi). Jenis produk keramik yang disenangi terutama bentuk disain yang fungsional dan warna body keramik mengkilap dan warna –warni penuh ornament.
 NEGARA EROPA, selama ini daerah pemasaran yang sangat potensial untuk pasar ekspor, karena penduduknya relative maju dan sangat menyenangi art (seni) tinggi. Jenis produk keramik yang disenangi terutama bentuk disain antic dan klasik cendrung bentuk-bentuk yang minimalis eklektis
 AUSTRALIA DAN SELANDIA BARU, selama ini juga termasuk daerah pemasaran yan sangat baik untuk pasar ekspor, karena penduduknya relatif maju dan sangat menyenangi art (seni) tinggi. Jenis produk keramik yang disenangi terutamaw bentuk desain antic beronamen minimalis dan warna lebih ke Natural Antik.
 AMERIKA SERIKAT, AMERIKA LATIN, merupakan daerah pemasaran yang sangat potensial sekali untuk pasar ekspor, karena penduduknya relative maju dan sangat menyenangi art (seni) tinggi.

Permintaan dan Pangsa Pasar
Ditinjau dari jumlah penduduk, daya beli dan minat konsumen tarhadap produk-produk kerajinan keramik tembikar/gerabah serta estimasi pertumbuhan pasar, nilia permintaan pasar baik lokal maupun ekspor, diperkirakan nilai permintaan yang dapat dipenuhi oleh pengrajin keramik Plered max. 25% dari total permintaan pasar (baik local maupun ekspor). Krisis ekonomi global sekarang ini sangat mempengaruhi permintaan baik permintaan dari dalam negeri dan luar negeri karena daya beli masyarakat menurun. Menurunnya permintaan ini sangat dirasakan sekali oleh para pengrajin, oleh karena itu tak ayal banyak pengrajin banting setir menjajaki usaha lain.Tutur “H.Eman”(Ketua Pokja Klaster)
Fasilitas Produksi dan Pemasaran
Kondisi saat ini fasilitas produksi Keramik Plered yang berlokasi di wilayah Plered Kabupaten purwakarta dan Galeri UPTD Litbang Keramik Dinas Perindustrian Perdagangan dan Penanaman Modal Kab. Purwakarta, Jl. Raya Anjun No 12 B Gunung Cupu Plered Purwakarta Jawa-Barat jauh memadai, apalagi dari sebagian masyarakat pengrajin keramik pada umumnya sarana prasarana produksinya haya bersifat tradisonal saja.

Kapasitas dan Hambatan Kerajinan Keramik Plered
Kapasitas produksi keramik Plered masih jauh dari permintaan pasar yang ada. Permintaan lokal yang desain dan karakter warna yang cukup baik dan diterima di pasaaran belum bisa memadai. Untuk memenuhi proyeksi penjualan produksi keramik yang lebih modern dan tepat guna. Hal ini untuk menghindari persaingan pasar yang tidak sehat. Hasil produksi kerajinan keramik Plered juga selain diminati oleh pasar local juga banyak diminati oleh berbagai Negara

Hambatan Produksi
Dalam pengembangan prosuk kerajianan keramik Plered terdapat bebrapa permasalahan produksi yang dihadapi:
1. Kenaikan harga terutama BBM sebagai salah sawtu komponen utama dalam proses produksi keramik menyebabkan produktiviatas menjadi terhambat dan tingginya harga pokok produksi sehingga menyulitkan dalam penyediaan modal kerja:
2. Rendahnya kapasitas prosuksi yang disebabkan kurangnya peralatan produksi yang baik dan standar, terutama di dalam proses desain dan pembentukan, maka pekerjaan bisa dilakukan makasimal;
3. Rendahnya pemahaman pengrajin terhadap perlakukan metodologi dan teknologi proses pembuatan keramik yang benar, sihingga produksi kurang standar, baik mutu, bentuk, serta ukuran;
4. Pengetahuan dan belum ada unit/lembaga penyedia bahan baku siap pakai yang standar
5. Pengembangan desain yang berorientasi pasar masih lemah karena kurangnya mpengetahuan dan terbatasnya informasi pasar;
6. Terbatasnya kemampuan melakukan promosi dan pemasaran secara mandiri.
7. Terbatasnya kemampuan pengrajin masih sangat dasar yang diperoleh secara turun-temurun (relatife kurang kreatif)
8. Proses produksi dan finishing masih lemah baik manajemen maupun teknologinya
9. Diversifikasi produk belum berkembang (stereotif) sehingga pesanan keramik cendrung hanya berdasarkan job order dengan desain yang sudah ditentukan dengan nilai keuntungan rendah.
10. Tingkat pengetahuan masyarakat pengrajin masih rendah , karena rendahnya tingkat pendidikan yang diselesaikan umumnya hanya sampai Sekolah Dasar.
Yang menjadi hambatan produk kerajinan keramik Plered adalah masalah standarisasi mutu produk dan penetapan harga yang belum jelas dari segi nilai Harga Pokok Produksi. Sehingga penetapan harga yang masih berubah-ubah, untuk manajeman kerajinan keramik Plered harus dibuat perubahan jelas dan terinci.
BAB IV
PENGARUH INDUSTRI KERAMIK KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

4.1 Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat sekitar Sentra Industri Keramik Plered
Kehidupan sosial-ekonomi masyarakat sangat dipengaruhi oleh kondisi geogerafis wilayahnya. Kondisi geografis itu sangat menentukan karekter mental suatu komunitas masyarakat. Selain itu, kondisi geogerafis juga menentukan masyarakat suatu wilayah tertentu untuk bisa berkomunikasi dengan masyarakat wilayah lain dalam rangka bersosialisasi baik itu untuk berkegiatan perekonomian masyarakat ataupun kegiatannya yang lain. Wilayah Plered merupakan wilayah yang bisa dianggap strategis karena letaknya bisa diakses dengan mudah. Letak wilayah Plered yang mudah diakses itu, setidaknya memberikan keuntungan bagi kegiatan perkonomian masyarakat yang kebanyakan bergelut sebagai pengrajin keramik yang bersifat industri rumah tangga (home Industry). Sejak dulu masyarakat Plered bergelut dengan kerajinan keramiknya dan masih bertahan samapai sekarang. Sejak awal abad 20 ada sekitar 10 pengrajin keramik yang memproduksi sendiri tanpa melibatkan orang lain, dan barang yang diproduksi pun hanya sejenis gerabah yang mempunyai kegunaan sebagai alat rumah tangga. Sekitar tahun 1950-1980-an banyak bermunculan pengusaha keramik yang mendirikan industri keramik yang masih bersifat industri rumahan dan banyak menyerap tanaga kerja masyarakat sekitar. Pada periode itu pula banyak masyarakat yang bekerja sebagai buruh pembuat keramik dan itu berlangsung sampai akhir abad 20. Apalagi sekitar tahun 1985-1990 banyak permintaan dari pasaran lokal dan pasaran internasional sehingga para pengusaha pada waktu kebanjiran order dan untuk memenuhi permintaan pasar, para pengusaha mempercepet proses produksi dengan cara menambah tenaga kerja. Kegiatan penjualan keramik sebagai barang ekspor sangat menguntungkan para pengusaha keramik sehingga pendapatan pengusaha semakin besar dan bisa membayar pekerjanya dengan upah yang lebih besar juga. Seiring adanya krisis ekonomi tahun 1998 banyak pengusaha keramik yang gulung tikar dan beralih usaha ke usaha yang lain, otomatis hal ini sangat berpengaruh kepada tenaga buruh yang ada, sehingga pada waktu itu, banyak buruh yang dirumahkan dan akhirnya kehilangan mata pencaharian. Sangat tidak heran sekali kurun waktu itu banyak pengangguran di wilayah itu. Seiring berjalannya waktu sekitar 2002 banyak pengusaha yang bangkit kembali untuk mencoba keberuntungan dari usaha keramik ini dan ternyata pasar ramai kembali, dan pada waktu banyak masyarakat sekitar yang dipekerjakan kembali untuk kegiatan pembuatan keramik. Hal ini dirasakan hampir oleh setiap pengusaha keramik di Plered khususnya di wilayah desa Anjun. Tidak heran banyak pengusaha keramik yang bisa naik haji dan mempunyai rumah dan kendaraan yang mewah dari hasil penjualan keramik. Salain itu juga semakin banyak pengusaha yang mempunyai showroom untuk memajangkan hasil kerajinan buatannya, tidak seperti dulu, pengrajin hanya punya tempat untuk memproduksi saja dan tidak mempunyai tempat untuk menjualnya dan mereka dulu itu seku menjual kerajinan kepada orang yang mempunyai showroom Tetapi sejalan dengan itu para pengusaha lagi-lagi dihadapkan dengan adanya krisis global yang sedang booming di saentero dunia, tak ayal pengusaha terancam bangkrut karena daya beli pasaran lokal dan luarnegeri sedang menurun dan lagi-lagi hal ini akan berdampak pada kegiatan perokonomian masyarakat yang notabene bergantung pada industri ini. Oleh karena itu, Dinas Desperindag Kab. Purwakarta dengan UPTD Litbanganya bekerja sama dengan POKJA Klaster sedang menyiasati agar krisis ini tidak begitu berpengaruh besar terhadap keberlangsungan produksi keramik Plered ini. Krisis ini merupakan pukulan besar bagi setiap pengusaha keramik karena pasaran Internasional melemah sehingga berbuntut pada kurangnya permintaan.







BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Keberadaan sentra Industri Keramik merupakan warisan nenek moyang yang tradisinya sudah dilakukan secara turun menurun dan eksistensinya masih bisa terlihat sampai sekarang. Dengan perjalanannya yang panjang itu, maka dapat kita lihat bagaimana dinamikanya sehingga eksis sampai sekarang ini. Sebetulnya dengan melehat seperti itu maka yang diperlukan suatu perbaikan dan segala sisi baik dari segi kwalitas, kuantitas, manajemen pemasaran sehingga keramik Plered bisa unggul dibandingkan dengan keramik yang lainnya. Oleh karena itu jalan yang diambil oleh dinas terkait sudah betul, hanya saja tinggal bagaimana para pengrajin benar-benar bisa bekerjasama. Para pengrajin keramik bisa eksis sampai sekarang karena para pengrajin bisa melihat pasar dengan baik sehingga bisa memanfaat setiap pasar yang ada bahkan karena keuletan pengrajin maka mereka bisa melihat pasaran internasional yang sangat menjajikan. Disisi lain produksi keramik Plered banyak kekurangannya dan ini bisa disiasati dengan adanya penggunaan –penggunan teknologi yang bisa mempercepat proses produksi. Sebenarnya teknologi itulah yang sedang diperlukan para pengrajin seperti teknologi pembakaran karena Plered sangat terkenal dengan proses produksinya yang lambat, tetapi dari segi kwalitas unggul dari yang lain. Ini sudah terjadi dari awal-awal bahwasannya sentra industri keramik Plered lambat dalam memperoduksi barang . Dengan adanya pengggunaan teknologi dalam proses memproduksi keramik sentra industri keramik Plered bisa memproduksi barang yang banyak dengan waktu yang cepat sehingga bisa memenuhi permintaan baik pasaran lokal dan pasaran luar negeri. Bukan hal itu saja masyarakat sekitar juga diharapkan dilibatkan lebih aktif dalan kegiatan produksi. Apa yang dirasakan masyrakat sebetulnya ialah kurangnya kesadaran pengusaha keramik melibatkan mereka, kebanyakan pengusaha keramik memperkerjakan dari luar desa, sehingga menimbulkan kecemburuan bagi masyarakat sekitar karena dianggap kurang diperdayakan padahal masyarakat perlu dilibatkan karena mereka juga butuh perkerjaan itu. Sebenarnya upaya pemerintah melalui dinas perindustrian di wilayah kabupaten Purwakarta banyak sekali untuk pengembangan produksi yang dihasilkan sentra industri kermik Plered supaya dalam segi kwalitas semakin di depan dan dalam proses produksi semakin cepat.

5.2 Saran
Upaya –upaya yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan pasar keramik Plered, diantaranya yaitu :
1. Perbaikan dan panambahan sarana prasarana pendukung produk (Teknologi. Manajeman, Diversifikasi Produk);
2. Sarana teknologi informasi (internet ) untnuk promosi dan pemasaran yang cepat dan tepat’
3. Penataan galeri dan sarana penunjang harus baik dan menarik;
4. Promosi melalui pameran yang bonafide/refresentatif secara periodic harus dilakukan setiap tahunnya, supaya brand image keramik Plered tetap terjaga dan tetap eksis di percaturan industri kermik Indonesia;
5. Peningkatan wawasan dan keterampilan SDM pengrajin harus selalu dilakukan melalui workshop, pelatihan, pemagangan dan study banding;
6. Kemampuan organisasi dan manajemen usaha para pengrajin serta sikap wirausaha yang baik perlu ditingkatkan supaya generari penerus bisa tercipta dan usaha keramik ini tetap berkesinambungan;












DAFTAR SUMBER

Daftar sumber lisan
1. Nama : H. Eman Sulaeman
Tempat tanggal lahir : Purwakrta, 10 Maret 1969
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Wirausaha (pengusaha kermaik)
Jabatan : Ketua Pokja Klaster industri Keramik Plered
2. Nama : Ahmad Nizar
Tempat tanggal lahir : Purwakarta,
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Kepala UPTD Litbang Keramik Plered
3. Nama : Hasan
Tempat tanggal lahir : Purwakarta 26 November 1953
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Kepala Desa Anjun Kec. Purwakarta Kab. Purwakarta
4. Nama : Jujun Junaedi
Tempat tanggal lahir : Purwakarta, 10 Juni 1975
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Staf UPTD Litbang Keramik Plered
4. Nama : Ade Subarna
Tempat tanggal lahir : Purwakarta, 10 Desember 1964
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh pengrajin
5. Nama : Ujang Karim
Tempat tanggal lahir :Purwakarta, 22 Juli 1988
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Buruh pengrajin



Daftar Sumber Buku
Haryani, Elis.1989. Analisi Afesiliansi Penggunaan Faktor Produksi Keramik Luas.Semarang. Dahara Prize
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yoyakarta: Bentang
Lubis, Nina. 2008. Metode Sejarah. Bandung : Satya Historika
Maskun, Masnipal,dkk.1998 Apa dan Bagaimana Jabar.Bandung. Yayasan Siger Tengah
Ratnasari, Eneng Dewi.2006. Perkembangan Industri Keramik Anjun Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta Tahun 1975-1986. Bandung . Universitas Pnedidikan Indonesia
Soegondho, Santoso.1995. Tradisi gerabah di Indonesia. Jakarta : Himpunan Keramik Indonesia
Pameran Bentara Budaya Jakarta.1996. Pesona Keramik Lio sandang. Jakarta:
Widyosiswoyo, Supartono. 2002. Sejarah Seni Rupa Indonesia.Jakarta : UI

Sumber Majalah
Beinews. Edisi 33. Tahun V. September- Oktober 2006
Kriya Indonesian Craft. No. 12. 2008





Sumber Internet
http:/digilib.upi.edu/pasca/available/index.php/record/view/5432
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0507/29/otomoti/1934988.htm--
http:/id.wikipedia.org/wiki/Kategori: Plered. Purwakarta”
hhtp://www. Purwakarta.go.id/siaran_pers.php?beritaID=152—
http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/usaha/2004/0717/ukm1.html
http://perpushalwany. Blogspot.com/2008/04/keramik-banten-tempo doeloe.html—
hhtp://www.jawatengah.go.id/framer.php?SUB=unggulan&DATA=keramik--
http://www.wartakota.co.id/index.php?option=com_content&task+view&id=9444--
http://.purwakarta.go.id/Pariwisata.php?aksi=budaya---
















LAMPIRAN


Lampiran 1


Lampiran 2






Lampiran 3





Lampiran 4






Lampiran 5

MAKALAH SEJARAH ASIA BARAT OLEH DEDEN WAHYUDIN, S.S

BAB I
PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG
Penyebaran islam tidak terlepas dari peran Rosulullah yang mendapat wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril di Gua Hira beberapa kilometer dari utara mekah.Dalam wahyu yang pertama, dia belum diperintah untuk menyeru manusia kepada suatu agama. Dengan penantian turunnya wahyu yang kedua nabi sering datang ke gua Hira. Dalam keadaan menanti itulah turun wahyu berbunyi sebagai berikut “ Hai orang-yang berselimut, bangun dan beri ingatlah. Hendaklah engkau besarkan Tuhannmu, dan bersihkan pekainmu, tinggalkanlah perbuatan dosa, dan janganlah engkau memberi (dengan maksud) memperoleh balasan yang lebih banyak, dan untuk memenuhi (perintah)Tuhanmu bersabarlah “ (Al-Muddatstsir:1-7).
Dengan turunnya perintah itu datang, muilailah Rosullulah berdakwah yang yang mula-mulanya secara sembunyi-sembunyi kepada keluarganya.dan kalangan sahabatnya. Langkah dakwah selanjutnya yang diambil nabi Muhamad Saw adalah menyeru mesyarakat umum dengan terang-terangan baik golongan bangsawan atau dari hamba sahaya..
Dalam perjalanan dakwahnya Rosul benyak sekali tantangan dari kaum Quraisy yang tidak senang dengan dakwahnya nabi itu. Lalu nabi pindah ke Madinah dan nabi diterima oleh penduduk Madinah. Dalam sejarah Negara Madinah ini memang banyak terjadi peperangan sebagai upaya kaum muslimin mempertahankannya diri dari serangan musuh. Perang pertama yang sangat menentukan masa depan Negara islam ini adalah perang Badar.
Dalam sejarah perjalanan nabi ini disamping sebagai pemimpin agama, juga seorang negarawan, pemimpin politik dan administrasi yang cakap. Hanya dalam waktu sebelas tahun menjadi pemimpin politik, beliau berhasil menundukan seluruh jazirah Arab ke dalam kekuasaannya.
Setelah nabi Muhamad SAW wafat dan mungkin beliau tidak meninggalkan wasiat siapa yang harus menggantikan dirinya sebagai pemimpin politik umat setelah beliau wafat. Jungkin nabi memberikan keluluasan kepada umat islam sendiri untuk memilih sendiri siapa yang akan memimpi mereka. Sejumlah kaum Muhajirin dan kaum Anshor mengadakan musyawarah untuk menentukan siapa yang akan menggantikan rosul selanjutnya, musyawarah berjalan dengan sangat alot karena masing-masing pihak berhak untuk menjadi pemimpin umat islam. Namun dengan semangat Ukhuwah Islamiayah yang tinggi akhirnya Abu Bakar terpilih. Inilah kalifah pertama yang memimpin umat islam. Kekhalifan ini di sebut kekhalifahan Rasydah.





BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Islam masa Khalifah Rasyidah
Perkembangan islam setelah Rosullulah wafat dijalankan oleh penggantinya yaitu masa kekhalifahan Rasyidah. Berdasarkan hasil musyawarah terpilihlah Abu Bakar sebagai Khalifah pengganti Rosul dan semua pihak menerima dan membaitnya.
1.1.1 Islam Masa Khalifah Abu Bakar (632-634 M)
Abu Bakar menjadi Khalifah hanya dua tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal. Dengan masa pemerintahannya yang singkat itu beliau menghabiskan untuk menyelesaikan soal dalam negerinya terutama tentang hal yang ditimbulkan oleh suku-suku Arab yang tidak mau tuntuk pada pemerintahan Madinah. Hal ini timbul akibat adanya perjanjian yang dibuat oleh nabi Muhamad, oleh karena nabi Muhamad sudah meninggal maka dengan sendirinya perjanjian itu batal . Pertentangan ini sangat membahayakan agama dan pemerintahan Abu Bakar sendiri. Dengan perang Riddah (Perang melawan ke murtadan) Abu bakar menyelesaikan persoalan ini. Khalid ibn Walid adalah Jenderal yang banyak berjasa dalam perang Riddah ini.
Kekuasaan yang dijalankan oleh Kekhalifahan Abu Bakar bersifat sentral sama dengan apa yang dijalankan oleh Rosullulah. Kekuasaan legeslatif, eksekutif dan Yudikatif terpusat di tangan khalifah. Selain hal pemerintahan yang dijalankan tapi juga melaksanakan hukum

1.1.1.1 Penyebaran Islam Masa Khalifah Abu Bakar
Setelah mnyelesaikan urusan dalam negerinya, pemerintah Abu Bakar mengririm kekuatannya ke luar Arabia. Khalid ibn Walid dikirim ke Irak dan bisa menguasai Al- Hirah di tahun 634 M ke Syria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat jendaral yaitu:

• Abu Ubaidah
• Amr Ibn Ash
• Yazid Ibn Abi Sufyan, dan
• Syurahbil

Abu Bakar meninggal dunia, sedangkan pasukan islam mengancam Palestina Irak dan kerajaan Hirah. Ia diganti oleh sahabatnya Umar bin Khatab, Umar dipilh dengan cara musyawarah dengan pemuka agama.

1.1.2 Masa kekhalifahan Umar Ibn Khatab ( 634-644 M )
Pengangkatan Umar ibn Khatab sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dengan perpecahan dikalangan umat islam. Umar menyebut dirinya Kalifah khalifati Rosulillah (pengganti dari pengganti Rosullulah). Ia juga mengenal istilah Amir Al- Mu’min (Komandan orang-orang yang beriman).
Pada jaman Umar ekspansi pertama terjadi di ibu kota Syiria, Damaskus jatuh tahun 635 M dan setahun kemudian, tentara Binzantium kalah dipertempuran Yarmuk, Syiria jatuh dibawah kekuasaan islam. Syiria sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah Amr ibn Ash dan ke Irak di bawah Sa;ad ibn Abi Waqqash. Ibu kota Mesir Iskandariyah ditaklukan tanhun 641 M .Al- Qadasyiah Sebuah kota dekat Hirrah di Irak jatuh tahun 639 di Irak jatuh tahun 639, dilanjutkan ke ibu kota Persia, Al-Madain yang jatuh tahun itu juga. Tahun 641 Mosul dapat dikusasai .
Pada masa Umar di wilayah kekuasaan islam meliputi ;

• Jazirah arabiah
• Palestina
• Syiria
• persia
• mesir

Ini terjadi dengan cepat .administrasi yg diatur Umar mencontoh administrasi yang berkembang terutama di persia. Administrasi yang diatur Umar mencontoh administrasi yang berkembang terutama di Persia. Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi

• Mekah
• Madinah
• Syiria
• Jazirah
• Basrah
• Kufah
• Palestina
• Mesir

Departemen juga dipandang perlku didirikan. Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif. Umar juga mendidirikan baitul Mal, menempa mata uang, dan menciptakan tahun hijriah.
Umar memerintah selama 10 tahun (13-23 H / 634-644 M). Dia meninggal karena dibunuh oleh seorang budak dari Persia bernama Abu Lulu’ah.

1.1.3 Masa Kekhalifahan Usman Ibn Afan (644-750)
Usman memermintah selama 12 tahun (644-655M) dan berhasil menguasai Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania dan Tabaristan.
Pada paruh terakhir dan pimpinan Usman muncul perasaan tidak puas dan kecewa dikalangan umat islam. Usman memimpin kekhalifahan sangan berbeda dengan kepemimpinan Umar. Umar pada waktu itu diangkat dalam usia 70 tahun dia mempunyai sikap lembut.
Faktor yang menyebabkan kekecewaan dikalangan umat islam yaitu karena Usman mengambil kebijakan mengangkat keluarga dikedudukan tinggi. Sebenarnya Usman dalam pemerintahannya di dalam kekhalifahan hanya menyandang gelar khalifah tapi yang menjalankan pemerintahan adalah Marwan ibn Hakam. Usman seperti boneka dihadapan kerabatnya. Dia kurang tegas terhadap kesalahan bawahan. Kekkayaan Negara oleh Usman dibagi-bagikan kepada kerabatnya tanpa terkontrol.
Walupun begitu, Usman berjasa dalam membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota, dia juga membangun mesjid-masjid dengan memperluas masjid nabi di Madinah. Akhirnya pada tahun 35 H / 655 M Usman di bunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari yang kecewa itu.
.
1.1.4 Masa Kekhalifahan Ali Ibn Thalib (656-661)
Ali memeintah hanya 6 bulan. Dalam pemerintahannya sering terjadi pergolakan dan mungkin sangat labil. Ali memecat gubernur yang diangkat oleh masa Kekhalifahan Usman. Ali menarik kembali tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatan kepada Negara, dan kembali kepada sistem pajak tahunan seperti pada masa Umar.
Tidak lama setelah itu Ali ibn Thalib menghadapi pemberonatkan Thalhah Zubawir dan Aisyah, karena Ali tidak mau menghukum para pembunuh Usman mereka menuntut bela terhadap dawrah Usman yang telah ditunpahkan secara Dzalim. Ini dilaksanakan untnuk menghindai perang. Ali mengajak Thalhah Zubair dan Aisyah untuk berunding menyelesaikan itu dengan damai. Ajakan ini ditolak akhirnya terjadi pertempuran yang hebat, perang ini dikenal dengan perang Jamal (Unta). Ali berhasil mengalahakan lawannya Zubair dan Thalhah terbunuh ketika melarikan diri sedangkan Aisyah din tawan dikirim ke Madinah.
Kebijakan –kebijakan Ali mengakibatkan banyak perlawanan dari gubernur Damaskus “ Mu’wiyah” yang didukung juga oleh sejumlah pejabat tinggi yang dulu mempunyai jabatan yang menghilang akibat diberhentikan oleh Ali. Setelah menyelesaikan konflik dengan Thalhah dan Zubair, lalu Ali brgerak ke Damaskus dengan jumlah yang besar tentara. Pasukan Ali bertemu dengan pasukan Mu’wiyah di Shifin dan dikenal dengan perang Shifin. Untuk mengakhiri perang ini dilaksanakan Tahhkim (arbitrasi) ini tidak menyelesaikan masalah bahkan timbul pihak ke tiga Al-Khawarj orang-orang yang keluar dari barisan Ali akhirnya pada pemerintahan Ali timbul tiga kekuatan politik yaitu Mu’awiyah, Syiah (pengikut Ali), Al-Khawarj yang keluar dari barisan Ali. Posisi Mu’wiyah semakin kuat, Pada tanggal 20 Ramadhan 40 H ( 660 M) Ali terbunuh oleh salah satu seorang anggota Khawarj, Kedudukan sebagai Khalifah diduduki anaknya yaitu Hasan selama beberapa bulan, kedudukan Hasan sangat lemah sementara kekuatan Mu’awiyah semakin kuat, kemudian Hasan membuat perjanjian damai, perjanjian ini diharapkan dapat mempersatukan umat islam kembali dalam satu kesatuan politik di bawah Mu’wiyah Ibn Abi Sufian. Perjanjian ini mengakibatkan Mu’awiyah menjadi penguasa yang absolute dalam islam. Tahun 41 H (661 M ) Tahun persatuan itu, dikenal dalam sejarah sabagai tahun jemaah (Am Jama’ah )
Dengan demikian berakhirlah apa yang disebut dengan masa Kekhalifahan Rasyidin, dan dimulailah kekuasaan Bani Umayah dalam sejarah politik Islam.






BAB III
KESIMPULAN

1.1 Kesimpulan
Ketika itu wilayah kekuasaan Islam sangat luas. Ekspansi ke negeri-negeri yang sangat jauh dari pusat kekuasaannya dalam waktu tidak lebih dari setengah abad, merupakan kemenangan yang menakjubkan dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak pernah mempunyai pengalaman politik yang memadai.
Inilah kesimpulan dari bahasan diatas bagaimana penyebaran yang demikian cepat antara lain :
1. Islam, disamping merupakan ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, juga agama yang mementingkan soal pembentukan masyarakat.
2. Dalam diri para sahabat tertanam keyakinan yang kuat tentang kewajiban menyebarkan ajaran-ajaran islam (dakwah) ke seluruh penjuru dunia. Di samping itu, suku-suku bangsa Arab gemar berperang. Semangat dakwah dan kegemaran berperrang tersebut membentuk satu kesatuan yang pada dalam diri umat islam
3. Bizantium dan Persia, dua kekuatan yang menguasai Timur Tengah pada waktu itu, mulai memasuki masa kemunduran dan kelemahan, baik karena sering terjadi peperangan antara keduanya maupun karena persoalan-persoalan dalam negeri masing-masing
4. Pertentangan aliran agama diwilah Bizantium mengakibatkan hilangnya kemerdekaan beragama bagi rakyat. Rakyat tidak senang karena pihak kerajaan memaksakan aliran yang tidak dianutnya. Mereka juga tidak senang karena pajak yang tingi untuk biaya peperangan melawan Persia.
5. Islam datang ke daerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan toleran, tidak memaksa rakyat untuk mengubahnya agamanya dan masuk islam.
6. Bangsa Sami di Syiria dan Palestina dan bangsa Hami di Mesir memandang bangsa Arab lebih dekat kepada mereka dari pada bangsa Eropa, Biuzantium, yang memerintah mereka
7. Mesir, Syiria, dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. kekayaan itu membantu penguasa islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang lebih jauh.
Mulai dari masa Abu Bakar sampai kepada Ali dinamakan periode Khalifah Rasyidah. Para Khalifahnya di sebut Al Khulafa’al –Rasyidun, (Khalifah-khalifah yang mendapat petunjuk). Ciri masa ini adalah para khalifah betul-betul menurut teladan Nabi. Mereka dipilih melalui proses musyawarah, yang dalam istilah sekarang disebut demokratis. Setelah periode ini, pemerintahan islam berbentuk kerajaan. Kekuasaan diwariskan secara turun temurun. Selain itu, seorang khalifah pada masa Khalifah Rasyudah, tidak pernah bertindak sendiri ketika Negara menghadapi kesulitan; mereka selalu bermusyawarah dengan pembesar-pembesar yang lain . Sedangkan Khalifah-khalaifah sesudahnya sering bertindak otoriter.

MAKALAH SEJARAH ASIA BARAT OLEH DEDEN WAHYUDIN, S.S

MAKALAH SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Masalah

Masalah-masalah yang timbul dewasa ini, merupakan akibat dari diterapkanya system pendidikan modern yang tidak mampu memberikan kesejahtraan terhadap kehidupan umat. Pendidikan modern yang sedang dijalankan ini lebih bersifat sekuler dan empiric karena pendidikan modern ini merupakan bagian dari system kapitalisme barat. Fakta yang mudah kita temui ialah sekolah tidak lebih hanya mencetak manusia-manusia yang sekuler. Adapun sistem kapitalisme yang berkembang sekarang ini sangatlah menggiurkan, sehingga masyarakat seakan terhipnotis dengan diterapkan system kapitalisme ini. Dengan alih-alih akan membantu masyarakat dalam berbagai bidang ternmasuk di dalamnya bidang pendidikan, seperti pendidikan gratis, pemberian beasiswa kepada masyarakat tidak mampu, mereka menjalankan propagandanya sehingga masyarakat tidak tahu niat buruk orang barat dan masyarakat terlanjur terlena dengan hal itu . Dalam kenyataannya system kapitalisme ini bukannya membuat system pendidikan yang ada menjadi lebih baik tetapi system pendidikan yang berkurikulum barat ini menyebabkan biaya sekolah sangat tinggi bahkan mencapai tingkat yang fantastis.
Mahalnya biaya pendidijkan, sulitnya masuknya lembaga pendidikan, kurikulum yang bernubah-ubah, system pendidikan yang sekularisme dengan dipishkannya antara ilmu agama dengan ilmu-ilmu umum sehingga akan bertumpu kepada nilai-nilai matreaistik, hal ini akibat ketidakpahaman terhadap tujuan-tujuan pendidikan dan karateristik manusia yang akan dibentuk dari pendidikan itu. Sehingga kurikulum pendidikan modern hanyalah sarana Trial and error. Disni anak didik hanya berperan sebagai kelinci percoban pendidikan yang berorientasi pada nilai-nilai materialistik yang hanya akam menghasilkan anak dididk yang berpikir profite oriented semata.
Memang pendidikan modern memberikan banyak pengetahuan dan ilmu tetapi system ini gagal dalam mempersiapkan kader-kader yang dibutuhkan umat. Para sarjana menjadi bersandar kepada barat dalam semua aspek kehidupan.
Berbeada dengan system pendidikan yang diterapkan oleh islam dibawah naungan Daulah islam. Islam akan mengatur system pendidikan yang seharusnya dilaksanakan untuk umat dan hal ini pernah terjadi dalam sejarah islam. Sistem pendidikan islam pernah mencapai puncak keemasan baik dibidang pemerintahan, sosial, dan teknologi. Tokoh-tokoh penemu ilmu pengetahuan telah dihasilkan dari didikan masa keemasan pemerintah islam justru ini terjadi saat barat masih terbelenggu oleh suatu masa yaitu masa kegelapan (The Dark age) dalam bidang ilmu pengetahuan.
Ajaran islam juga menyerukan tentang wajibnya penerapan syariat islam dengan system pemerintahan yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Dalam menjalankan syariat itu dituntut adanya wadah yang berupa negara. Bentuk negara dalam ajaran islam adalah khalifah. Khalifah islam tugasnya mensejahterakan rakyatnya termasuk di dalamnya melayani kebutuhan umat terhadap pendidikan sampai tingkat tertinggi. Khalifah islam memberikan biaya sekolah yang gratis sampai tingkat sekolah yang paling tinggi dan menyediakan fasilitas-fasilitas untuk rakyatnya untuk belajar.
Oleh karena system pemerintahan yang sekarang bukan system khalifah islam, maka kita tidak akan mendapat sarana-sarana itu. Sistem pendidikan yang sekarang kita jalani yaitu system pendidikan yang diproduksi oleh orang-orang barat yaitu system pendidikan yang berorientasi kepada sistem kapitalisme yang menyesatkan. Tetapi dengan system khalifah islam kesejahtraan umat akan terjamin dalam berbagai bidang khususnya pendidikan. Malah hal yang sangat ironis ialah umat terlanjur mencap bahwa dengan diterapkan syariat islam tidak akan membawa kemajuan bahkan akan membawa kemundurun suatu peradaban bahkan yang lebih ekstrem lagi umat beanggapan bahwa syariat islam akan membawa suatu kehacuran terhadap peradaban umat manusia.
Inilah alasan saya mengapa memilih topik ini, dan saya akan akan mencoba meluruskan hal ini dan akan berusaha menjawab bahwa syariat ini tidak akan membawa suatu kemunduran bahkan syariat islam akan membawa kepada kemaslahatan umat. Fakta-fakta sejarah banyak memperlihatrkan bagaimana kehidupan umat pada masa kekhalifan Khulafaur Rasyidin, Basni Umayyah, dan Banni Abbasyah.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis merumuskan masakah mengenai :
a. Bagaimana system pendidikan islam mempengaruhi peradaban ?







BAB II
PEMBAHASAN


2.1. Apa System Pendidikan Islam itu ?
Sistem pendidikan yang dijalankan di masa kekhalifahan islam merupakan system pendidikan yang berkurikulum islam yang disusun dari sekumpulan hukum-hukum syara dan berbagai peraturan administrasi yang berkaitan dengan pendidikan formal. Hukum syara yang berhubungan dengan pendidikan formal terpancar dari akidah islam dan mempunyai dalil-dalil yang kuat seperti mengenai materi pengajaran dan pemisahan antara murid laki-laki dan perempuan. Adapun tujuan dari sistem pendidikan yang berkurikulum islam ini, yaitu membangun kepribadian yang islami dengan cara menjalankan perangkat pembinaan, pengaturan di seluruh aspek pendidikan melalui penyusunan, adanya pemilihan guru yang berkompertensi dan adanya pemantau prestasi anak didiknya. Berkaitan dengan penyediaan tenaga pengajar, Rosullullah pernah mengirimkan beberapa tenaga pengajar untuk mengajar masyarakat tentang islam. Rosullulah juga mengizinkan sekelompok kaum muslimin yang lain untuk mengajar. Beliau pernah mengirimkan sekelompok kaum muslimin ke daerah Udlal dan Al-Qarah di Ar-Ragi dekat Al Hud’ah ( antar Mekah dan Thaif ) untuk mengajar islam dan Alqur’an kepada penduduk setempat. Tenaga pengajar ini berjumlah sepuluh orang , terdiri dari sahabat Muhajirin, dan empat sahabat Anshar.
Adapun program pendidikan dalam system pendidikan islam yaitu mewujudkan manusia-manusia yang berakidah islam, dan akidah islam ini berlaku pula bagi seluruh tata aturan politik kenegaraan, seperti politik keuangan, politik perekonomian, dan lain-lain.. Atas dasar asas aqidah islam inilah diletakan pula segala aspek mengenai mata pelajaran beserta teori-teori dan metode pendidikan
2.2. Kekhalifahan islam dalam menjalankan Sistem Pendidikannya
Sistem pendidikan berkurikulum barat yang dijiwai oleh semangat kapitalisme banyak dugunakan negara-negara dewasa ini, ini menyebabkan secara tidak langsung biaya pendidikan sangat tinggi dengan segala dalih untuk biaya gedung, atau sumbangan ujian, legalisasi dan segala tektek bengek biaya lainnya. Maka yang menjadi pihak yang tertekan adalah masyarakat yang ekonominya rendah yang nota bene mereka telah dihisap habis-habisan oleh sistem kapitalisme. Dengan biaya pendidikan yang mahal akhirnya mereka tidak bisa mengenyam pendidikan. Maka terciptalah dua golongan sosial antara yang berkesempatan sekolah dan yang dikalahkan. Bagi yang kalah terciptalah social class phoby keadasan yang timbul yaitu rasa dendam terhadap penguasa lebih-lebih mereka menjadi kaum skeptifatalisme.
Berbeda dengan system pendidikan yang bersifat sekuler ini yang banyak menimbulkan berbagai persoalan, maka system pendidikan islam yang pernah dijalankan khalifah sangat jauhlah berbeda. Pada masa kekhalifahan islam program pendidikan sangatlah jelas dan terarah, bahkan dengan system pendidikan islam ini sudah mencapai puncak keemasannya. Sistem islam mengatur mulai dari konsep sampai pelaksanaan teknis. Kurikulum pendidikan islam yang berorientasikan pada akidah islam yang sudah menjadi asas yang bagi kehidupan seorang muslim.. Maka seluruh pengetahuan yang yang terima seorang muslim harus berdasarkan aqidah islam pula, baik hal itu berupa pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan bersifat personal atau hubungan antara sesama muslim. Metode ini pernah dijalankan rosullullah SAW untuk mengajak manusia masuk islam. Beliau mengajak mereka memeluk aqidah islam terlebih dahulu, setelah itu barulah beliau mengajari mereka hukum-hukum islam.
Aqidah islam sebagai dasar kurikulum bukan berarti setiap ilmu pengetahuan harus bersumber dari aqidah islam. Adapun yang dimaksud dengan meletakan aqidah islam sebagai dasar dari ilmu pengetahuan selain yang menyangkut masalah keimanan dan hukum ialah agar aqidah islam dijadikan sebagai standar ukuran. Sistem pendidikan yang berstandarkan nilai aqidah islam ini membebaskan seluruh bentuk biaya yang berkenaan dengan pendidikan. Dalil yang menunjukan bahwa pendidikan bebas biaya menjadi tanggung jawab jawab Khalifah islam ialah berdasarkan ijma para sahabat yang memberi gaji kepada para pengajar dari baitul mal. Hal ini terjadi di jaman Khalifah Umar bin Khatab bahwasannya ada 3 orang guru di Madinah yang mengajar anak-anak di Madinah dan Khalifah Umar memberi gaji lima belas dinar ( kurang lebih 63,75 gram emas) dalam setiap bulannya. Disamping itu juga Rosulullah pernah mengeluarkan peraturan dalam menentukan tebusan tawanan perang Badar yang berupa keharusan mengajar sepuluh kaum muslimin. Ini membuktikan bahwa masalah pendidikan menjadi tanggung jawab Khalifah. Dalam system pendidikan islam juga mengatur jenjang pendidikan tingkat atas, bahwasannya harus dipisahkannya antara pengetahuan pokok dengan pengetahuan pelengkap. Adapun yang termasuk pengetahuan pokok antara lain ilmu kedokteran, tekhnik, astronomi, sospol, mineral teknologi dan sejenisnya yang mutlak. Adapun ilmu pengetahuan yang dianggap pelengkap adalah seperti ilmu sastra dan sejenisnya, sejarah, kesenian, dan ilmu bumi. Ilmu pengetahuan pelengkap ini boleh diadakan bila negara mempunyai sarana dan kemampuan untuk menyediakannya. Apabila negara tidak mampu bisa dihilangkan atau proporsinya dikurangi.
Selain mengatur masalah biaya pendidikan, system pendidikan islam juga mengatur secara rinci bagaimana kedudukan sekolah-sekolah negeri, sekolah swasta,dan sekolah asing. Khalifah islam juga menyediakan bagi rakyatnya sekolah, institute, universitas dengan berbagai jurusan. Selain sekolah-sekolah yang dibangun oleh negara, khalifah juga memberikan peluang bagi kaum muslimin yang mampu untuk mendirikan sekolah, universitas, atau lembaga pendidikan yang lainnya termasuk didalamnya seluruh sarana pendukungnya. Di dalam masa kekhalifan islam adanya larangan untuk mendirikan sekolah, Universitas maupun institute milik orang asing di negeri kaum muslimin. Tetapi berbeda dengan zaman sekarang banyak sekali sekolah-sekolah asing yang bertebaran di negeri muslim seperti Universitas Amerika di Beirut, Istambul dan Kairo, Sekolah-sekolah sentral misionaris seperti Al-Jamiah Al-Yasuiyah di Beirut, sekolah Frere Delasalle dan Institut Perancis di Lahore, perguruan-perguruan Kristen di Uganda, Mesir, Sudan dan negeri-negeri muslim lainnya. Begitu pala lembaga-lembaga pendidikan yang dibawah pemerintahan Inggris, seperti pusat kebudayaan Inggris di kota Alai (Libanon) dan sekolah Jerman “ Scheller” di Amman ( Jordania) dan banyak lagi sekolah-sekolah asing yang berada di negeri-negeri muslim. Maka dimana khalifah islam tegak kembali sekolah-sekolah asing tersebut harus ditutup.
Selain itu juga Khalifah islam menganjurkan untuk menuntut ilmu melalui berbagai media, seperti dari ceramah-ceramah agama, pengkajian-pengakajian rutin yang diadakan di rumah-rumah, masjid, perpustakaan, dan laboratorium. Masa khalifah Abbasiah di Baghdad tersebar majelis tak’lim yang diadakan di rumah-rumah, gedung-gedung pemerintahan dan di masjid-masjid yang di isi oleh para ulama yang senantiasa mendiskusikan ilmu pengetahuan.. Bahkan Khalifahnya sendiri dan para pejabat tnggi negara senantiasa hadir dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Pada waktu itu khalifah pernah menyediakan hadiah bagi siapa saja yang menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh. Sehingga di masa itu ilmu pengetahuan mengalami puncak perkembangannya yang gemilang.
2.3 Sumbangan sistem pendidikan islam terhadap kemajuan peradaban
Sistem pendidikan islam yang di opinikan sebag system pendidikan yang kolot yang tidak akan membawa kemajuan bahkan system pendidikan ini akan membawa suatu kemunduran peradaban, ternyata sangatlah tidak benar Oleh karena masyarakat yang mengenyam pendidikan yang berkurikulum barat ini, sangatlah pantas mereka beropini seperti itu, karena pola pikir mereka telah diubah sehingga mereka sangat mengagung-agungkan kebudayaan barat yang diklaim mereka adalah peradaban yang paing maju. Oleh karena pola pikir masyarakat sudah berpikir ala barat yang sekuler, pantaslah mereka menutup diri dengan adanya system pendidikan yang berlandaskan aqidah islam dan akhirnya menjelek-jelekan system pendidikan islam ini.
Anggapan yang negative ini sangatlah tidak masuk akal, karena anggapan yang dilontarkan mereka tidak sesuai dengan kenyataan. Sejarah islam mencatat bahwa pada masa kekhalifahan islam pedidikan dan ilmu pengetahuan sangatlah maju bahkan mencapai puncak yang gemilang. Ilmu pengetahuan seperti ilmu kedokteran, filsafat, olah raga , syair, ilmu mantic dan ilmu musik sangatlah berkembang dimasa kekhalifahan islam. Ini merupakan fakta sejarah yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Selain itu juga pada masa kekhalifahan islam banyak melahirkan ribuan ulama yang memiliki sifat-sifat ilmuan yang sangat berkompeten di bidang ilmu yang di tekuninya, beberapa diantaranya Abu Ishak Al-Kindi, adalah tokoh yang menekuni di bidang filsafat, kedokteran, ilmu musik,dan ilmu mantic. Ibnu Sina mempelajari mengenai Al-qur’an dan ilmu-ilmu islam, selain itu juga dia ahli di bidang filsafat, kedokteran, ilmu-ilmu alam, mantiq, syair, dan matematika. Al-Hasan bin Al-Haitsam yang terkenal dengan lewat penemuan tentang fenomena optic. Beliau juga mempelajari juga filsafat, aljabar, kedokteran,, fisika dan ilmu-ilmu alam yang lain. Disamping mereka mempelajari ilmu-ilmu islam, mereka pun aktif menerjemahkan, mengarag, dan mengkaji materi-materi ilmiah yang bergam topiknya. Hal ini terjadi semenjak abad ke 2 hijriah, tatkala kebangkitan ilmu dan pmikiran mencapai puncaknya. Dengan melihat fakta-fakta sajarah yang menunjukan bagaimana system pendidikan islam membawa kemajuan terhadap perkembangan ilmu pengatahuan, masihkah kita beanggapan bahwa islam akan membawa kepada kemunduran peradaban. Kita dapat membandingkan bagaimana system pendidikan yang sekarang sedang dijalankan yaitu system pendidikan yang sekuler dengan system pendidikan yang berlandaskan aqidah islam. Dengan melihat fakta-fakta diatas sepatutrnya kita mulai berpikir tentang hal ini dan mulai memperjuangkan penerapan system pendidikan yang berstandarkan aqidah islam.

]











BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Dari serangkaian pembahasan yang telah diuraikan di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa :

1. Sistem pendidikan islam yang banyak dianggap sebagai system pendidikan yang hancur ternyata salah besar. Anggapan-anggapanI seperti ini merupakan anggapan dari orang-orang yang ingin menghancurkan islam. Oleh karena itu mereka opinikan bahwasannya islam itu identik dengan hal-hal yang kuno yang ajaran-ajarannya tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Selain itu juga dengan semangat kapitalismenya orang-orang barat mencoba mempengaruhi umat untuk jauh dengan syariat dan mengubah pola pikir umat menjadi sekuler dan empiric.
2. Sistem pendidikan islam memberikan solusi yang tepat dan ini memang seharusnya dilakukan oleh negara dalam rangka melayani umat yaitu membebaskan biaya pendidikan, menyediakan sarana dan prasarana pendidikan untuk umat. Sistem pendidikan yang seperti ini tidak dimiliki oleh negara yang menganut paham selain paham yang beridiologikan islam
3. Oleh karena system pendidikan kita sekarang bukan system pendidikan islam, dan kita juga masih banyak dituntut untuk membayar biaya-biaya pendidikan sangat yang tinggi. Maka dengan situasi seperti itu seharusnya system pendidikan kita juga harus dirubah menjadi system pendidikan yang berkurikulum aqidah islam, dan hal ini bukan hal yang mustahil.
4. Dalam mewujudkan system pendidikan islam yang mutlak maka diperlukan alat yang menjamin kelangsungannya yaitu adanya Daulah islamiah yang dipegang oleh seorang Khalifah sebagai pemegang tangguk kekuasaan islam. Maka jalan keluar yang mendasar untuk merubah system pendidikan ini yaitu, pertama harus adanya khalifah sebagai pemegang kekuasaan di negeri-negeri islam. Oleh karena itu saya mengajak untuk bersama-sama memperjuangkan tegaknya khalifah demi tercapainya system pendidikan yang berkurikulum islam..