Minggu, 01 Agustus 2010

Artikel umat islam

KEHIDUPAN UMAT ISLAM DILIHAT DARI KACAMATA SOSIAL, EKONOMI, POLITIK DAN BUDAYA

Bila dilihat kehidupan umat islam di Indonesia masa kini bisa dikatakan relative terbelakang dalam berbagai hal. Hal ini tidak bisa kita tafikan karena dalam realitanya memang menunjukan kea arah seperti itu. Permasalahan umat islam yang timbul sekarang ini sangatlah kompleks sehingga permasalahan ini bisa membawa kehancuran terhadap islam itu sendiri. Permasalahan yang banyak timbul kepermukaan ialah ketika umat islam tidak lagi berprilaku seyogyanya umat islam. Prilaku umat islam khususnya di Indonesia sudah menunjukan prilaku-prilaku yang jauh dengan apa yang diajarkan dalam ajaran islam itu sendiri. Walaupun kita akui tidak semuanya seperti itu, tetapi hal ini akan menjadi penyakit yang menular dan membayakan umat yang lain. Agama islam diturunkan sebagai agama rahmatan lil alamin yang artinya rahmatan sekalian alam. Islam akan menjadi berkah bagi setiap umat apapun itu agama dan bukan agama yang membuat kerusakan. Apabila ada umat islam yang melakukan kerusakan, ini bukan berarti bukan salah agama islamnya, tetapi lebih kepada manusianya. Kita ambil contoh sederahana. Bagaimana kasus korupsi di Indonesia yang akhir-akhir ini merajalela sekali, dan yang notabene yang banyak terlibat dalam kasus korupsi ini yang mangaku beragama islam. Apakah ini yang diajarkan dalam agama islam?. Islam adalah ajaran yang agung dan senantiasa memerintahkan kepada umatnya untuk berbuat kebaikan. Hal ini bisa saja terjadi ketika paradigma kaum muslimin sudah terasukin sifat matrealisme yang semakin tinggi dan budaya “malu” umat islam yang semakin terkikis. Dengan terindikasinya sikap-sikap umat islam yang tidak mencerminkan prilaku yang semestinya, ini berarti cerminan krisis akhlak yang sedang melanda umat islam khususnya di Indonesia. Apabila degredasi moral ini tidak diantisipasi mulai dari sekarang, bisa jadi akan menjadi bom waktu kerusakan akhlak yang tak terkendali lagi.

Seiring dengan banyaknya budaya barat yang masuk ke Indoneisa yang tidak terbendung lagi dan sulit untuk dilakukannya filterisasi, maka mempercepat berubahnya polah tingkah laku dan gaya hidup orang Indonesia. Hal ini mengidentifikasi bahwa ajaran islam sekarang mulai terkesampingkan. Banya umat islam di Indonesia baik dalam berprilaku maupun cara berpikir bak orang barat. Banyak umat islam di Indonesia berpikir bahwa kebenaran hanya dapat diukur dengan ukuran rasionalitas belaka (akaL). Jadi, segala sesuatu itu diukur dengan kerangka berpikir, bahwa realitalah yang ada di dunia ini, seakan-akan segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah produk akal manusia. Mereka lupa bahwa untuk mencari kebenaran salah satunya bisa dengan dogma agama yang bersifat absolut. Salah satu untuk pencarian kebanaran mereka sengaja lupakan dan mereka terjabak dengan praktek-praktek ‘pragmatisme’ kehidupan dengan mengagung-agungkan kebenaran ilmu, pengalaman dan kebenaran filsafati semata. Hal-hal tersebut bisa menjauhkan umat islam dari nilai-nilai kebenaran yang hakiki dan bisa mendekatkan kepada kekhufuran. Banyak dikalangan umat islam yang mulai memperlihatkan prilaku-prilaku yang tidak sesuai dengan yang diajarkan agama islam. Dregedasi akhlak sudah menunjukan ke hal yang lebih parah seperti banyak terjadinya praktek prostitusi, perjudian, pembunuhan, penjualan manusia. Disini kita bisa mengkaitkan juga dengan masalah kemiskinan yang melanda umat islam, sehingga mendekatkan mereka terhadap hal-hal diatas. Selain itu, banyak praktek-praktek yang menyekutukan Allah dikalangan umat islam itu sendiri, sehingga mewarnai hiruk pikuk kehidupan umat islam. Disini perlu diadakannya pengontrol yang kuat seperti para ulama dan tokoh-tokoh agama sehingga bisa menjadi penetrasi permasalahan yang ada. Tetapi yang manjadi permasalahan baru ketika para ulama dan para tokoh-tokoh agama kurang peka terhadap permasalahan itu, mungkin ada beberapa ulama yang peduli dengan permasalahan ini. Banyak kita lihat, meraka hanya melakukan ceramah-ceramah saja dan kurang peduli apakah umat islam mengikuti ajakannya atau tidak. Dengan banyaknya permasalahan degredasi akhlak di atas yang melanda sebagian umat islam khusunya di umat islam di Indonesia bisa kita telusuri pakal penyebabnya adalah harta atau materi belaka.

Disisi lain, ada fenomena dikalangan umat islam di Indonesia yang sekarang sedang dibingungkan dengan banyak munculnya oramas-ormas islam, baik yang beraliran fundamentalis, moderat, dan liberal. Ormas-ormas islam tersebut banyak menawarkan ajaran islam yang tentunya menurut persinya masing-masing. Mereka berlomba-lomba menggalang masa dari kalangan umat islam untuk mau bergabung dengan ormasnya. Tidak lain mereka berdalih bahwa tujuan mereka ingin memajukan islam. Kalau saja kita liat hal ini, sebenarnya sudah manjadi akar permasalahn baru. Permasalahan yang muncul ketika ada wacana untuk merubah system pemerintahan yang ada dengan system syariat islam. Hal ini sebenarnya sah-sah saja ketika setiap ormas berpatokan kepada pahamnya masing-masing. Tetapi apakah setiap paham itu harus diterapkan dengan cara dipaksakan kepada orang lain. Ada bebarapa ormas-ormas islam yang memperjuangkan hal itu, seperti HISBUTAHRIR, PKS, FPI, MMI, dan yang pastinya syariat islam menurut versinya masing-masing. Kegiatan mereka dalam berjuang untuk menegakan syariat islam di Indonesia ini bermacam-macam,seperti berjuang dengan sembunyi-sembunyi, ada yang terang-terangan, ada juga yang berjuang di parlemen artinya berkooperatif dengan system yang ada yang menurut mereka sangat efektif dalam perjuangan menegakan syariat islam (yang ada mereka terlena dengan segala kemewahan yang ada di parlemen). Disini umat islam yang awam merasa kebingungan, mau dibawa kemana islam ini? Ormas-ormas islam merasa ormasnyalah yang paling benar dan yang lainnya tidak sesuai dengan islam. Dari hasil kebingungan yang ada, umat islam mulai mencari jati dirinya sendiri selaku umat islam dan mereka tidak mengekor kemana-mana dan akhirnya mereka menjadi orang yang sekuler (segala sesuatu tidak di imbangi dengan ajaran agama). Hal ini terjadi akibat akumulasi cara berpikir orang awam yang mempertanyakan kenapa umat islam bersatu saja, toh tujuan kita sama yaitu menegakan ajaran dari Allah.Tetapi realita di lapangan berbeda bahwa islam yang satu menjelek-jelekan islam yang lain. Hal ini bisa menjadi hal yang bahaya ketika tatanan kehidupan umat islam tidak diperbaiki dari sekarang. Mari kita satukan paradigma kita selaku umat islam untuk merapatkan bariskan untuk mencapai cita-cita yang kita harapkan yaitu menciptakan islam yang kaffah. Dengan tidak maksud mengintimidasi salah satu pihak, karena inilah realita yang kita rasakan bersama.