BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah masyarakat majemuk sering digunakan untuk masyarakat multisuku dan multi agama di negara yang sedang berkembang. Sesuai dengan perkembangan zaman banyak ilmuan atau kaum intelektual memberi defenisi tentang istilah masyarakat majemuk salah satunya J.S Furnival menggunakan istilah itu untuk tatanan sosial yang lebih khusus. Menurut pendapatnya, masyarakat majemuk adalah unit politik multisuku yang dihuni berbagai suku yang hidup berdampingan satu sama lain tetapi tidak bercampur. Suku-suku itu terpecah-pecah sangat dalam dari segi budaya dan satu-satunya tempat bertemu bagi kelompok ini adalah pasar. Pengelompokan menurut suku. Maka masyarakat juga sejalan dengan pengelompokan dari sisi ekonomi. Karena masyarakat mejemuk terpecah-pecah sangat dalam dan tidak memiliki” kemauan sosial bersama” diantara kelompok suku, maka masyarakat rawan konflik, Hukum dan ketertiban dapat dijamin hanya dengan bantuan kekuatan luar. Ketika Furnivall mengembangkan konsep ini, ia menggunakan Indonesia zaman kolonial, Burma di jaman kolonial dan Malaya pada jaman kolonial sebagai model. Kehadiran suku Cina dalam jumlah besar di negeri-negeri ini dan peran ekonomi mereka yang khas membawa Furnivall pada-pada kesimpulan diatas. Konsep masyarakat mejemuk menimbulkan silang pendapat hingga saat ini.
Pandangan Furnivall mengenai konflik dari sudut budaya agak menyesatkan. kelemahan utama argumennnya adalah bahwa pengelompokan suku sejalan dengan pengelompokan dari sisi ekonomi.’ Seandainya ini benar, maka tidak ada konflik murni ‘ konfik budaya’; konfik ini harus pula ‘ konflik ekonomi’ pada waktu bersamaan.
Argumen lain yang menentang model ideal Furnivall mengenai masyarakat majemuk adalah bahwa masyarakat semacam itu tidak ditemukan di negara-negara Asia Tenggara jaman sekarang. Beberapa penulis bahkan menyangkal pandangan bahwa masyarakat semacam itu pernah ada, setidak-tidaknya bukan sebelum abad 20 di Jawa. Di negara-negara bagi orang untuk bertemu; sekolah naseional dan lembaga-lembaga lain juga berinteraksi. Sampai batas tertentu, argumen bahwa penggolongan suku sejalan dengan pengelompokan ekonomi masih berlaku, karena suku Cina, sebagai kelompok, pada umumnya masih berstatus kelas menengah dalam masyarakat tempat mereka tinggal. Karena konflik terus terjadi, dan bahkan makin keras dalam tahan-tahun belakang ini, tetap ada pertanyaan: Apakah konflik disebabkan oleh kesukuan atau faktor-faktor lain ?
1.2 Perumusan Masalah
Dalam pemyusunan makalah ini penulis merumuskan masalah mengenai :
1. apa yang mejadi penyebab andanya konflik antar suku ?
2. Apa yang menjadi latar belakang gerakan anti di Asia Tenggara ?
3. Bagaimana sikap orang Cina yang ada di Asia Tenggara dengan adanya gerakan anti Cina tersebut ?
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Gerakan anti Cina selama era pra kemerdekaan
Sebelum kedatangan orang Eropa. Orang Cina aktif dalam perdagangan internasional di Asia Tenggara. Dalam dinasti Ming (Abad 15 dan 16) Perdagangan antara Cina dan Asia Tenggara meningkat, didorong oleh ekspedisi Zheng He. Selain dari kegiatan yang mendukung oleh pemerintahan ini, perdagangan swasta juga berkembang. Kota-kota pantai di Cina menjadi pusat perdagangan. Bahkan sampai abad 18, Perdagangan Asia Tenggara masih di dominasi oleh huashang (Pedagang Cina). Blusse menamakan periode ini ‘ abad Cina’. Ketika orang Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris tiba, mereka mendapati orang Cina dalam jumlah besar di wilayah-wilayah ini, yang giat dalam perdagangan.
Pada abad 16, ketika Spanyol menduduki Manila, Pedagang Cina menolak tunduk pada penakluk baru itu dan menjadi ancaman kekuasaan Spanyol. Namun, masyarakat Cina kemudian menerima penguasa Spanyol itu dan tetap memainkan peran ekonomi mereka, Mereka pedagang yang paling menonjol di wilayah itu dan penduduk setempat bergantung pada mereka. Penguasa Spanyol mengenakan pajak yang berat dan peraturan yang keras pada mereka dan sejumlah orang Cina mulai berontak kembali. Akibatnya terjadi konflik dengan kekerasan antara penguasa Spanyol dengan orang Cina, dan peraturan yang sangat keras diterbitkan yang melarang orang Cina diam di Fhilifina.
Dari tahun 1581-1762 serangkaian kampanye anti Cina dilakukan oleh penguasa Spanyol dengan tujuan mengurangi jumlah penduduk Cina dan mengurangi kekuatan ekonomi mereka. Penguasa Spanyol gagal mengambil alih peran ekonomi orang Cina.. Pembantaian yang paling terkenal kejam adalah Red Chritmas Affir tahun 1765 (Peristiwa Natal Merah 1762). Pembantaian itu berlangsung sampai tahun 1776, menelan korban lebih dari 10.000 orang Cina . Pada tahun 1776, penguasa Spanyol mengeluarkan peraturan melarang migrasi Cina dan mengusir orang Cina yang sudah berdiam di Fhilifina, tetapi peraturan itu dicabut dua tahun kemudian karena akibat-akibat sangat buruk yang kemudian timbul di bidang ekonomi.
Ketika orang Belanda menaklukan Jacatra dan mendirikan Batavia (sekarang Jakarta), mereka mendapati orang Cina sudah ada di Jawa dan aktif dalam perdagangan. Jan Pietterzoon Coen, Gubernur Jendaral VOC (1618-1623), menyadari kekuatan penduduk Cina di wilayah itu dan memutuskan menggunakan mereka sebagai pengecer karena mereka’ melebihi kita (Belanda) dari segi kemampuan. Orang Cina bahkan dibujuk agar mau pindah ke Jakarta untuk membantu mengembangkan kota itu. Orang Belanda dan orang Cina hidup berdampingan dengan damai, dan berbeda dengan orang Cina Manila, orang Cina di Jawa diterima oleh penguasa Belanda. Kecuali di Kalimantan barat. Di situ penambang Cina, yang sudah membentuk kongsi sebelum orang Belanda tiba, menolak tunduk pada penguasa Belanda, yang kemudian menghancurkan mereka
Jumlah orang Cina di Batavia naik dengan cepat dan kekuatan ekonomi mereka juga meningkat pada awal tahun 1700-an, jumlah orang Cina di Batavia mencapai 30.000 orang. Penguasa Belanda cenderung korup dan makin lama makin menerapkan peraturan-peraturan yang keras terhadap orang Cina pada masa-masa krisis ekonomi ini. Desas-desus terus terdengar bahwa orang Cina akan diusir dari Indonesia kolonial, dan bahwa orang Cina diluar benteng sudah menyiapkan diri untuk melancarkan pemberontakan. Keputusan Gubernur Belanda untuk mengusir orang Cina memicu Angke (Red River) 1740, Tragedi Angke (Kali Merah) 1740. Dalam peristiwa itu 10.000 orang Cina dibantai, sebagian besar diantara mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Orang Cina melarikan dari Batavia menuju wilayah-wilayah lain di Jawa, bergabung kekuatan dengan orang Jawa yang tengah terlibat pemberontakan melawan Belanda. Sebab-sebab pemberontakan itu kompleks, antara lain perlakuan keras atas orang Cina dan praktik korup penguasa Belanda dan para pejabat Cina yang diangkat Belanda. Peraturan untuk mengendalikan orang Cina diperketat setelah pemberontak itu tetapi kemudian,karena kebutuhan Belanda terpaksa mengundurkan kebijakan itu. Meski jumlah orang Cina di Asia Tenggara pada jaman itu tidak besar, namun jumlah itu tetap masih lebih besar dari pada jumah orang Barat. Untuk mengeruk untung dari wilayah-wilayah belum tergarap di Asia Tenggara, kekuasaan-kekuasaan kolonial tidak berkepentingan untuk mengusir pekerja dan penguasa Cina, karena lebih banyak lagi orang Cina yang dibutuhkan.
Migrasi besar-besaran orang Cina ke Asia Tenggara berlangsung pada pertengahan abad ke 19 setelah dinasti Qing ditaklukan oleh kekuasaan Barat.Kekacauan di Cina terjadi bersamaan dengan ekspansi Barat di Asia Tenggara. Dan peluang-peluang baru yang menyertai ekspansi itu.Faktor-faktor penarik (peluang ekonomi di Asia Tenggara) dan faktor-faktor pendorong (kemiskinan dan kekacauan Cina) merupakan penyebab kehadiran banyak sekali migran Cina di Asia Tenggara. Sumber tradisional migran Cina adalah dua propinsi di selatan: Fujian (Fuchien) dan Guandong (Kwangtung); kemudian, orang Cina dari propinsi-propinsi lain mengikuti peraturan-peraturan yang diskriminatif pada orang Cina dari waktu ke waktu, secara keseluruhan kedua pihak pada akhirnya menemukan titik temu tertentu karena saling membutuhkan.
Pada periode kolonial pra abad 20 kecuali di Thailand, yang tidak pernah dijajah konflik-konflik besar terjadi antara orang Cina dan orang barat. Konflik serius antara orang Cina dengan apa yang disebut penduduk asli jarang terjadi. Kebangkitan nasionalisme di Cina daratan pada awal abad 20, yang menjalar ke Asia Tenggara, menimbulkan kekhawatiran di sejumlah Negara tetapi segera dapat dikendalikan.
Namun, nasionalisme Cina menjadi tantangan Thai. Pada tahun 1908, tiga bulan sebelum kematian Raja Chulonkorn, penduduk Cina di Bangkok mogok. Mereka menolak bekerja atau menjual barang, sebagai protes atas kenaikan pajak. Pemogokan itu menimbulkan kesengsaraan bagi penduduk Bangkok yang bergantung pada orang Cina untuk memperoleh makanan dan keperluan sehari-hari.
Raja Wachhirawut, yang menggantikan Chulongkorn, menyuarakan amarah rakyat pada orang Cina, menuduh mereka melakukan; aksi-aksi tidak patriotik.’Kebangkitan nasionalisme Cina sebagai idiologi juga dipandang ancaman bagi sistem kerajaan. Ia menulis dua famlet, berjudul’ Yahudi dari timur’ dan ‘ ganjalan-ganjalan pada roda-roda kita,’ yang berisi kecaman mengenai orang Cina di Thailand. Dari tahun 1913 hingga 1925, Thailand mengeluarkan sejumlah undang-undang untuk membendung nasionalisme Cina dan memaksa orang Cina menjadi warga negara Thailand. Pada tahun 1913, Thailand mengeluarkan undang-undang, yang pertama, mengenai kewarganegaraan, yang menetapkan bahwa semua orang Cina kelahiran setempat adalah warga Negara Thai, dan pada tahun berikut sebuah undang-undang dikeluarkan untuk mengendalikan kegiatan perhimpunan-perhimpunan Cina.
Pada tahun 1927, ketika Raja Prachadhipok menggantikan ayahnya, ia mulai membatasi jumlah migran Cina ke Thailand. Setelah revolusi tahun 1932, militer semakin kuat dan Phibulsongkhram, perdana mentri sejak tahun 1938, mengambil langkah-langkah anti-Cina: ia menutup surat kabar berbahasa Cina dan sekolah Cina, melarang perhimpunan-perhimpunan rahasia Cina, dan mengendalikan aliran uang orang Cina ke Cina. Ia juga menerbitkan undang-undang yang menetapkan bidang pekerjaan tertentu semata-mata hanya untuk orang Thai asli..
Meski ada peraturan-peraturan ini, deskriminasi Thai terhadap orang Cina boleh dikatakan lunak. Tidak ada catatan mengenai konflik besar dengan kekerasan antara orang Thai dan orang Cina pada abad ke 19 atau abad 20. Ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor. Berbeda dengan banyak Asia Tenggara lain, Thailand tidak pernah dijajah dan orang Thai sudah merancang mekanisme untuk orang Cina yang ingin menjadi warga Negara Thailand, dan banyak orang Cina yang berasimilasi sepenuhnya setelah generasi ke dua. Ini berbeda sekali dengan situasi di berbagai Negara Asia Tenggara: di situ orang Cina masih tetap dapat diidentifikasi secara sosial. Juga penting adalah pertautan kepentingan ekonomi antar orang Thai dan orang Cina.
Jelas,hubungan antar orang Cina setempat dengan pemerintahan kolonial tidak selalu harmonis. Masalah kekuatan ekonomi orang Cina tidak pernah berhasil dipecahkan dengan memuaskan bagi pemerintah kolonial, yang juga khawatir mengenai kerja sama antara orang Cina dengan penduduk asli dan perjuangan anti- kolonialisme yang mulai muncul. Tidak mengherankan bila pemerintah kolonial mengandalkan diri dari pada kebijakan divide et impera di Asia Tenggara. Hanya Thailand yang dapat menjalankan kebijakan integrasi yang berhasil.
1.2 Aksi anti Cina: Periode pasca kolonial
Diakhir perang Dunia II, menyaksikan kemerdekaan Negara-negara lain Asia Tenggara sikap anti Cina tetap ada dan gerakan anti- Cina muncul di beberapa Negara. Pemerintah telah berubah dan sekarang berada dalam tangan penduduk asli, tetapi faktor ekonomi, akar dari konflik masa lalu, tetap ada. Ketika kaum penjajah meninggalkan wilayah itu, beberapa jabatan kunci dibidang ekonomi dipegang oleh orang Cina. Tidak mengherankan karena itu bahwa posisi ekonomi warga Cina lebih tinggi dari penduduk asli. Meski perusahaan multinasional dan perusahaan milik asing dengan pemilikan non Cina tetap beroprasi di Asia Tenggara merdeka. Kaum nasionalis asli sering menjadikan warga Cina sebagai sasaran , dan biasanya mencoba memperlemah kekuatan ekonomi minoritas Cina.
Sama dengan pada jaman kolonial, setruktur sosial dan prasangka dari masa lalu tetap ada pada jaman kolonial. Masyarakat Asia masih majemuk dan didasarkan pada suku. ‘ Mendahulukan penduduk asli’ biasanya menjadi sendi Negara, dan diskriminasi atas orang Cina didasarkan pada asal usulnya yang konon asing. Negara-negara Asia Tenggara pasca kolonial sedang dalam proses pembangunan bangsa. Karena itu orang Cina harus melalui proses dimasukan ke dalam negara yang berbasis penduduk asli. Pendatang baru dan orang yang masih akan di ‘asimilasi’ menjadi sasaran dari serangan naionalis ini.
Dalam jaman kolonial orang Cina berkedudukan diantara penguasa putih kolonial, penduduk asli dan berwarna. Pada jaman merdeka, orang Cina umumnya lebih sejahtera dari sisi ekonomi dari pada penduduk asli dan sukses mereka menimbulkan iri hati. Karena ideologi mendahulukan orang asli, orang Cina sering dikeluarkan dari bangsa baru itu. Politisi dan pengusaha asli menggunakan nasionalisme berdasar keaslian itu sebagai senjata terhadap minoritas Cina, memicu gerakan anti Cina diberbagai Negara Asia Tenggara. Namun, setelah kerusuhan massa di Kuala Lumpur pada tahun 1969, Malaysia menggunakan kesempatan itu untuk menjalankan sebuah kebijakan menata kembali struktur masyarakat dan perekonomian untuk membasmi akar-akar konflik
1.2.1 Aksi anti Cina : Periode pasca colonial di Malaysia
Malaya, yang kemudiaan menjadi Malaysia, adalah Negara multisuku. Orang Melayu, yang memegang kekuasaan politik, berjumlah sedikit diatas orang Cina yang memegang kekuasaan ekonomi. Orang budaya, sebuah minoritas kecil, agak tidak berdaya. Situasi ini orang melayu terkurung dalam bidang politik sementara orang Cina terus mendominasi sektor ekonomi tidak memuaskan kedua kelompok seku itu. Hanya tinggal menunggu waktu saja sebelum kedua kelompok suku utama ini terlibat dalam konflik.
Sebagai perbandingan, ada lebih sedikit kerusuhan anti Cina yang besar di Malaysia dibandingkan dengan Negara-negara bekas jajahan lain di Asia Tenggara. Tercatat hanya ada konflik tahun 1945-1946 dan kerusuhan bulan Mei 1969. Konflik tahun 1945-1946 terjadi menjelang akhir periode kolonial, dampaknya sedikit sekali. Kerusuhan tahun 1969 jauh lebih besar. Kerusuhan terjadi setelah pemilihan umum tahun 1969 ketika Alliance Party yang didominasi orang Melayu menang tetapi dalam jumlah yang lebih besar, sedangkan partai-partai oposisi yang didominasi suku Cina mendapat suara dan kursi extra. Warga Cina di Kuala Lumpur yang bergembira ria merayakan kemenangan. Ketika kedua kelompok ini bertemu timbul pertarungan fisik, yang mengakibatkan sekitar 200 orang tewas dan sekitar 200 orang lagi luka-luka berat (perkiraan tidak resmi memberikan angka yan lebih tinggi). Militer dikerahkan untuk menghadapi kerusuhan itu. Hubungan antara kedua kelompok menjadi tegang dan banyak warga Cina yang memutuskan keluar dari Malaysia. Untungnya, keadaan dapat segera dikendalikan.
Ada banyak versi mengenai asal-usul kerusuhan bulan Mei 1960. Salah satu mengatakan rasa tidak puas warga Melayu melihat dominasi ekonomi dan kekuatan politik yang meningkat warga Cina sedangkan yang lain lagi mengatakan karena provokasi warga Cina selama dan setelah pemilihan. Meski tidak ada alasan untuk meragukan bahwa ketimpangan ekonomi merupakan latar belakang penyebab, lebih dari itu diperlukan untuk memicu kekerasan itu. Menurut sebuah penelitian, kelompok Melayu yang memulai konflik dan bertarung dengan warga Cina berasal dari tempat tinggal Menteri Besar Selangor. Jika benar, maka ini mendukung argumen bahwa ada perpecahan di dalam elite penguasa Melayu; satu kelompok menggunakan kesempatan itu untuk menjatuhkan Perdana Menteri Tunku Abdul Rahman, karena kebijakannya terhadap warga Cina dianggap terlalu lunak. Dan memang, setelah kerusuhan tahun 1969, parlemen dibubarkan dan pemerintahan sementara dibentuk. Perdana menteri Tunku Abdul Rahman kehilangan jabatan dan digantikan oleh Tun Abdul Razak, seorang nasionalis Melayu yang memperkenalkan New Economic Policy (NEP), Kebijakan ekonomi Baru di Malaysia (1971-1990).
NEP bertujuan menata ulang ‘ masyarakat Malaysia agar pengelompokan ekonomi tidak bertindihan dengan kelompok ras. Sasaran yang ingin dicapai adalah akhir NEP, warga Melayu sudah dapat menikmati 30 % dari ekonomi nasional. Kebijakan perlakuan khusus bagi warga negara Melayu disepakati dan hasilnya adalah munculnya kelas menengah Melayu baru, meski menurut pemerintah, pada akhir tahun 1990-an kuota dinginkan tidak sepenuhnya tercapai dan karena itu disusun dan dilaksanakan National Development Policy (NDP), Kebijakan Pembangunan Nasional (Ho Khai Leong 1992). Tetapi berbeda dengan NEP, NDP tidak menetapkan sasaran dan juga tidak dilaksanakan dengan ketat. Kekuatan ekonomi warga Cina tetap besar tetapi penduduk asli juga mendapat manfaat dari kebijakan pro Bumiputra. NEP tidak sepenuhnya berhasil tetap banyak orang mengatakan bahwa sejak berhasil menciptakan kelas menengah Melayu, kitu berhasil me ngurangi perasaan tida k senang pada warga Cina.
1.2.2 Aksi anti Cina : Periode pasca kolonial di Vietnam
Situasi di Vietman. Vietnam terpecah dua ke dalam Vietnam Utara dan selatan sebelum tahun 1975. Selama kedua Vietnam itu terlibat perang, konflik suku Cina-Vietnam sangat kecil. Vietnam selatan dibawah Ngo Dinh Diem memang berusaha menasionalisasikan peerekonomian Vietnam. Pada tahun 1995, Vietnam selatan mengumumkan bahwa orang Cina kelahiran Vietnam adalah warga Negara Vietnam, dan tahun berikut pemerintah mengeluarkan satu undang-undang lagi yang melarang orang asing menjalankan kegiatan dalam sebelas bidang perdagangan, termasuk perdagangan hasil pertanian. Namun demikian, tidak ada gerakan anti Cina yang berarti sampai penyatuan Vietnam Utara dan Selatan pada tahun 1975.
Beijing berpihak pada Vietnam utara pada waktu perang melawan Vietnam Selatan dengan Amerika Serikat, tetapi menjadi pengecam pimpinan Vietnam yang pro Uni Soviet menjelang akhir perang itu. Elite komunis Vietnam terpecah, akibatnya terjadi pembersihan faksi pro Cina di dalam partai. Suku Cina di Vietnam di Curigai. Untuk memastikan kontrol orang Vietnam atas mereka, semua orang Cina di Vietnam dinyatakan sebagai warga Negara Vietnam. Selain itu, Negara baru Republik Rakyat Vietnam berniat mengubah perekonomian Vietnam menjadi perekonomian sosialis dengan sekejap , yang berdampak pada masyarakat pengusaha Cina di selatan. Zona ekonomi khusus dibangun dan laporan-laporan mengatakan orang Cina dikerahkan ke Zona ini untuk membuka tanah perawan. Karena keadaan disitu tidak tertahankan, banyak yang mulai lari dari negeri itu; beberapa lari melalui jalan darat ke Cina, Kamboja atau Thailand, sedangkan yang lain menjadi manusia perahu di laut Cina Selatan. Selama perang Cina –Vietnam tahuin 1979, yang berlangsung lebih dari satu bulan. Lebih banyak lagi manusia perahu meninggalkan Vietnam.
Akar dari masalah itu tetap ketimpangan ekonomi antara Cina dan orang Vietnam. Namun, ini sendiri saja, tidak memicu konflik. Kebijakan Negara kepada Cina dan kebijakan transformansi sosialis’ memicu eksodus (atau pengusiran) suku Cina dari Vietnam.
1.2.3 Aksi anti Cina; Periode pasca kolonial di Indonesia
Konflik antara penduduk asli dan orang cina sering terjadi Indonensia. Ini tetap terjadi, meskipun ada fakta daftar panjang konflik yang terjadi dalam jaman kolonial menunjukan konflik terjadi terutama penguasa India Timur Belanda dan orang Cina dengan penduduk asli jarang terjadi.
Keadaan berubah setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Belanda ingin mengembalikan kekuasaan kolonial ke Indonesia sementara orang Indonesia bersikeras untuk mewujudkan kemerdekaannya. Krisis kekuasaan berakhir dengan kekacauan, dan banyak orang Cina yang kehilangan harta dan nyawa. Perkosaan perempuan Cina oleh sejumlah pejuang revolusi yang tidak bertanggung jawab juga terjadi. Dibiarkan sendiri untuk membela diri, warga Cina kemudian membentuk Bao An Dui (Pao An Tui), sebuah kelompok keamanan yang konon mendapat persenjataan dari Belanda. Peristiwa ini memperburuk hubungan warga antara warga Cina dan nasionalis Indonesia.
Pertentangan pribumi dengan etnis Cina karena faktor ekonomi bukan hal baru. Misalnya pada tahun 1909 di Betawi (Jakarta) didirikan organisasi dagang dengan nama Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada 1911 di Bogor didirikan SDI yang kedua. Pendirinya adalah Tirtoadisurjo, dengan cita-cita mendirikan persekutuan dagang perkoperasian Indonesia bertujuan utama mematahkan dominasi ekonomi pengusaha Cina dalam bisnis bahan dan industri batik. Untuk mencapai tujuan itu, didirikan SDI yang ketiga di Solo (akhir 1911) oleh H. Samanhudi, seorang pedagang besar batik di Solo, dengan tujuan memajukan kehidupan ekonomi rakyat di bawah bendera Isl
Keinginan untuk membatasi kekuatan ekonomi warga Cina di mulai tahun 1950-an melalui apa yang dinamakan sistem benteng, yang mendahulukan orang Indonesia asli daripada orang Cina dalam pemberian lisensi impor. Ini menyebabkan timbulnya apa yang dinamakan system Ali Baba, ketika orang Indonesia asli tidak mampu menjalankan usaha karena tidak berpengalaman atau tidak bermodal. Ada upaya lain untuk mencapai tujuan serupa mengurangi kekuatan ekonomi warga Cina melalui peraturan-Peraturan itu diprakarsai oleh menteri perdagangan, Rachmat Muljomiseno, seorang pemimpin Nahdatul Ulama, sebuah organisasi Islam penting. Diterbitkan kemudian sebagai dekrit Presiden No, 10 (atau PP 10) pada tahun 1959. Peraturan itu melarang orang asing melakukan kegiatan dagang eceran di pedesaan. Peraturan ini mulai berlaku 1 Januari 1960, mewajibkan semua pedagang eceran Cina di daerah pedalaman ditutup. Namun dalam pelaksanaannya bukan hanya usahanya yang ditutup, tetapi juga dilaksanakan larangan pemukiman etnis Cina. Seperti yang dilakukan Kolonel Kosasih, Panglima Jawa Barat. Bahkan Kolonel ini menembak mati dua orang perempuan Cina yang mencoba melawan penggusiran itu (baca "Hoakiau di Indonesia, " 1998, Pramoedya Ananta Tour). Larangan itu terbatas pada orang Cina tetapi arena persoalan kewarganegaraan belum dipecahkan, banyak orang Cina yang masih digolongkan sebagai orang asing. Akibatnya, boleh dikatakan hampir seluruh masyarakat Cina di pedesaan terkena dampaknya. Pedagang eceran Cina dipaksa menutup toko dan kegiatan mereka atau mengalihkan kepada koperasi. Ketika sejumlah warga Cina di Jawa barat menolak mematuhi larangan itu. Militer campur tangan untuk melaksanakan peraturan itu dengan akibat timbul konflik yang mengakibatkan sejumlah orang Cina kehilangan nyawa dan terdapat lebih dari 100.000 warga Cina meninggalkan Indonesia, yang sebagian besar pergi ke Cina.
Keluarnya Cina ke Indonesia mempengaruhi kinerja ekonomi Indonesia. Posisi Soekarno juga terancam oleh krisis. Membangkitkan lawan dari kalangan militer yang pro Soviet. Beijing menyadari akibat dari keluarnya orang Cina dari Indonesia dan segera menghentikan proses repatriasi. Gerakan anti Cina mereda. PP 10 tidak lagi diperbelakukan.
Melalui PP 10, kekuatan ekonomi warga Cina untuk sementara ditekan tetapi koperasi tidak mampu menggantikan warga Cina dalam waktu singkat. Sekali lagi, ini karena terjadi kerusuhan bulan Mei 1998 sebelum presiden Suharto jatuh. Kerusuhan tiodak saja terjadi di Jakarta tetapi juga di kota-kota lain. Tetapi kerusuhan di ibu kota mendapat perhatian yang paling besar. Selama kerusuhan di Jakarta, antara 13-14 Mei, sejumlah perusahaan dan kekayaan warga Cina dijarah dan dibakar, dan perempuan Cina dalam sejumlah yang tidak diketahui diperkosa dan dibunuh. Seperti dalam kaitan dengan konflik-konflik lain yang tejadi belakangan ini di Indonesia, kecaman ditujukan kepada kekuatan keamanan, polisi, dan militer, yang tidak melakukan interversi dengan segera dan secara efektif untuk menghentikan kekerasan. Bahkan, laporan Tim Gabungan Pencari Fakta tanggal 23 Oktober 1998 . Mengatakan bahwa serangan-serangan menunjukan pola salah satu segmen militer Indonesia. Laporan itu menyiratkan bahwa tujuan kerusuhan adalah menciptakan kekacauan yang dapat menguntungkan kepentingan pihak-pihak tertentu. Bahkan dapat dikatakan bahwa tujuan sebenarnya adalah meneror warga Cina agar mereka memilih meninggalkan Indonesia agar kedudukan ekonomi yang mereka tinggalkan dapat di isi oleh penduduk asli.
BAB III
KESIMPULAN
1.1 Kesimpulan
Menurut Furnivall, konflik antar suku disebabkan oleh kehadiran dua atau lebih kelompok suku yang tidak cocok satu sama lain dalam satu masyarakat. Namun, dia juga mengatakan bahwa dalam masyarakat multisuku, pengelompokan suku sering tumpang tindih dengan pengelompokan ekonomi. Kesulitan kita dengan argumen ini menyangkut kedua factor itu: budaya dan ekonomi. Sulit untuk mengatakan bahwa factor budaya saja (atau factor ekonomi saja) yang menyebabkan konflik. Konflik baru terjadi bila perbedaan itu dnijadiakan alat politik.
Negaralah yang memainkan peran paling besar sebagai pemicu konflik serius antarsuku yang terjadi. Utama kerusuhan anti Cina di Asia Tenggara. Negara kolonial dan bangsa Negara sering menjalankan kebijakan anti Cina karena takut pada kekuatan ekonomi warga Cina, pengaruh politik mereka, jaringan mereka, atau kombinasi dari semua factor ini. Tantangan nasionalisme Cina bagi namsionalisme lokal mungkin juga terjadi salah satu factor. Setelah merdeka, kerusuhan anti Cina terjadi karena kelemahan pemerintah pusat dan intensitas pertarungan interelit. Sebagai minoritas asing, warga Cina menjadi bulan-bulanan dan korban dari pertarungan-pertarungan memperebutkan kekuasaan ini
Selama peiode kolonial, penguasa takut pada kekuatan ekonomi orang Cina, meski kekuatan ekonomi dan militer nyata dalam tangan penguasa colonial. Orang Cina dibawah pemerintahan Belanda di Indonesia adalah contoh dari ketakutan pada kekuatan ekonomi indenpenden yang dapat menentang pemerintahan colonial atau menjalin kekuatan denganm penduduk asli.
Pada periode merdeka, Negara memainkan peran yang juga penting dalam gerakan anti Cina. Penguasa asli tampaknya juga memiliki kekuatan yang sama seperti penguasa Eropa kolonial majikan mereka sebelumnya pada warga Cina. Mereka juga berusaha memangkas kekuatan ekonomi warga Cina beberapa menggunakan warga Cina sebagai kambing hitam bagi kegagalan –kegagalan dalam pemerintahan; beberpa lagi menggunakan masalah warga Cina untuk mencapai tujuan politik atau ekonomi tertentu. Ideologi mendahulukan orang asli juga merupakan sumber dari sikap dan kebijakan anti warga Cina
1.2. Jalan keluar
Status ekonomi yang kuat orang Cina selalu dikatakan sebagai penyebab utama dari perasaan benci pada orang Cina. Banyak peneliti, termasuk W.F Wetrtheim, berpendapat bahwa konflik antara orang Cina dengan bukan Cina disebabkan oleh ketinggalan di bidang ekonomi yang luas bagi semua anggota masyarakat, konflik antara kelompok dapat dihindari . Pemecahan ekonomi ini perlu dipersoalkan karena hanya menetapkan satu penyebab saja bagi konflik antar suku, padahal, seperti dikemukakan di atas, penyebab banyak. Dan penting diingat bahwa factor-faktor politik dan budaya jangan sampai di abaiakn.
Di Asia Tenggara, ada dua model, yang tampaknya berhasil mengatasi persoalan suku, model Malaysia dan model Thailand. Namun, kedua model ini mungkin tidak dapat di ekspor. Situasi di Malaysia berbeda dengan situasi di berbagai Negara lain karena persentase warga Cina di Malaysia tinggi, dan juga pengelompokan suku antara warga Melayu selalu sangat jelas. Juga perlu dikemukakan bahwa era pemerintahan ketika Kebijakan Ekonomi Baru (NEP) dijalankan, adalah jaman pemerintahan yang agak otoriter. Akan lebih sukar melaksanakan kebijakan semacam itu sekarang dalam era demokratisasi dan globalisasi. Selain tiu , model Malaysia tidak sempurna. Banyak orang yang mengatakan bahwa NEP tidak sepenuhnya berhasil karena hasilnya adalah kesenjangan yang makin besar antara warga Melayu kaya dan warga melayu miskin. Pemerintahan sendiri mengakui bahwa sasaran 30 % yang ditetapkan bagi pemilikan ekonomi warga Melayu tidak tercapai. Meski kerusuhan tidak terjadi, ketegangan antar suku yang tetap tinggi.
Thailand memilih asimilasi. Warga Cina Thailand telah diasimilasi ke dalam masyarakat Thai dan warga keturunan Cina (Sino Thai) dianggap orang Thai. Kekuatan ekonomi mereka tidak lagi menjadi masalah. Namun, sejarah dan budaya Thailand unik mungkin sulit bagi negara-negara lain untuk menggunakan model ini serupa itu.
Di Indonesia, warga Cina sendiri di masa lalu sudah mengusulkan sejumlah jalan keluar yang mungkin diambil untuk apa yang dinamakan masalah orang Cina, termasuk menciptakan kelas menengah bukan asli yang kuat, asimilasi sepenuhnya ke dalam masyarakat asli, menjadi penganut agama islam, menyusun kembali ekonomi Indonesia, dan bahkan menjalankan apa yang dinamakan ekonomi sosialis. Tetapi tidak satu pun dari usulan tersebut yang berhasil hingga kini.
Sebab-sebab mengapa konflik anti Cina tetap terjadi di berbagai negara Asia Tenggara, kompleks. Dalam hal Indonesia. Keterbelakangan ekonomi jelas merupakan salah satu sebab pokok, namun definisi sempit bangsa Indonesia yang didasarkan pada model penduduk asli juga menghambat diterimanya warga Cina sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Kemungkinan tampaknya makin kesil bahwa pada suatu warga Cina akan menganggap diri sepenuhnya terasimilasi kedalam pendudu asli. Mungkin perlu dikembangakan terlebih dahulu sebuah konsep yang lebih luas mengenai bangsa.
Dengan globalisasi dan demokratisasi warga Cina memiliki lebih banyak pilihan dari pada di masa lalu. Dalam system global dan demokratisasi yang baru ini. Kekuatan ekonomi. Tidak berarti ini akanmengundang aksi anti Cina. Namun, ini akan menjadi tantangan bagi sejumlah negara di Asia Tenggara. Seperti dikatakan di atas, kerusuhan anti Cina di negara-negara terjadi bila ada krisis besar dalam bidang ekonomi atau bidang politik. Kebijakan Negara yang adil dan pemerintahannya yang baik tampaknya merupakan dua komponen penting untuk mengurangi, jika tidak memecahkan, konflik antara orang Cina dan orang bukan Cina di kawasan itu.
Blog ini memberikan gambaran -gambaran mengenai culture studies dan sosial Studies. Mudahan -Mudahan Blogs ini bisa memberikan pemahaman yang lebih mengenai masalah-masalah humaniora
Sabtu, 04 Desember 2010
Pengaruh diterapkannya system tanam paksa terhadap kehidupan masyarakat di Jawa pada abad XIX
BAB1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegagalan menerapkan system politik liberal di jawa pada abad ke XIX dan bahkan dirasakan menjauh dan mulai menjurus kearah konservatif dan banyak menenuai dampak terhadap kehidupan masyarakat pada saat itu, hal tidak mungkin terjadi dengan sendirinya, pasti ada penyebab yang sangat kuat sekali diantaranya yaitu karena system politik liberalisme tidak sesuai dengan struktur social yang sangat feodal di jawa, dengan segala ikatan-ikatan tradisionalnya. Gagasan politik liberalisme yaitu dengan menerapkan system pajak tanah dan system perkebunan (Landdelijk Stetsel) selama tiga puluh tahun banyak mengalami hambatan yang tidak lain karena system feodal dijawa tadi. Menurut kaum liberal, kondisi kehidupan rakyat yang serba terbelakang kesemuanya itu terutama disebabkan oleh system feodal yang mematikan semua hasrat rakyat. Dijiwai ideolegi yang sama Herman William Daendels (1808-1811) dalam menjalankan pemerintahannya dia ingin memberantas system feodal yang telah mengakar kuat dimasyarakat jawa, system feodal ini juga diperkuat oleh VOC, ini dimaksudkan untuk mencegah penyalaguanaan kekuasaan oleh para bupati. Deandels ingin mengahapuskan baik system wajib tanam dan wajib kerja. Hal ini akan mengurangi pemerasan oleh para penguasa tetapi juga lebih selaras dengan prinsif kebebasan. . Selain Daendels, Thomas Stamford Raffles (1811-1816) yang mempunyai pemikiran yang sama yaitu ingin menerapkan prinsif-prinsif liberalisme yang hendak mewujudkan kebebasan dan kepastian hokum. Prinsif kebebasan ini ini mencangkup kebebasan menanam dan kebebasan perdagangan. Raffles bermaksud menerapkan politik colonial seperti dijalankan oleh inggris di India yaitu system yang kemudian yang terkenal sebagai system pajak tanah (Landrent-system). Hal yang ingin dicapai Raffles ialah mensejahtrakan rakyat serta ada jaminan hukum kepada rakyat sehingga tidak menjadi korban kesewenang-sewenangan para penguasa serta dorongan untuk menambah penghasilan serta perbaikan tingkat hidup.Oleh karena struktur social masyarkat dijawa pada saat itu sangat feodal sekali, maka gagasan para kaum liberal sangat sulit sekali terealisakan, Sementra dilain pihak pemerintah kolonial mengalami defisit keuangan yang semakin besar. Ada beberapa hal yang menyebabkan defisitnya keuangan pemerintah kolonial antara lain yaitu akibat Perang Diponogaro yang banyak menghabiskan biaya, ditambah lagi dengan terjadinya pemisahan Belgia (1830) dari Nederland hal ini mempunyai akibat yang besar karena Nederland banyak kehilangan industrinya, sehingga tidak bisa menyaingi Inggris mengeksfor hasil industrinya ke Indonesia. Selain itu Nederland kehilangan sumber keuangan yang berupa tanah domain negara Belgia yang disewakan.
Dalam menghadapi situasi seperti ini, pemerintahan Belanda , maka Ven Den Bosch timbul rencana untuk menjalankan politik ekonomi dijawa guna untuk menyelamatkan negerinya. Disini Van Den Bosh mengusulkan penerapan snistem paksa yang didasarkan atas prinsif wajib atau paksa dan prinsif monopoli. Tanpa dikatakan secara langsung Jawa ini dengan perkataan lain Jawa di pandang sebagai sapi perahan. Sistem tanam paksa ini akan menyandarkan pada system tradisonal dan feudal dengan menggunakan perantara struktur kekuasaan lama. Dengan demikian system liberal dilepaskan sama sekali.
Menurut system tanam paksa pungutan dari rakyat tidak lagi berupa uang tetapi berupa hasil tanaman yang dapat di ekspor. Menurut Van Den Bosh pengerahan tenaga kerja secara besar-besaran dapat berjalan dan penananan untuk diekspor pemerintah terjamin. Lagi pula memperoleh hasil lebih banyak dengan mengeluarkan tenaga kurang daripada sistem lama,
1.2. Perumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis merumuskan masalah mengenai :
1. Bagaimana pengaruh diterapkannya system tanam paksa terhadap kehidupan masyarakat di Jawa pada abad XIX ?
2. Reaksi masyarakat di Jawa dengan diterapkannya Sistem tanam paksa ?
3. Dengan diterapkannya system tanam paksa, apakah menguntungkan atau merugikan masyarakat ?
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa di Jawa abad XIX
Dalam pelaksanaan system tanam paksa yang dijalankan oleh pemerintah kolonial di Indonesia khususnya di Jawa sekitar abad ke 19, kalau dipandang merugikan atau tidak itu merupakan hal yang bersifat relative, artinya tergantung orang memahaminya dan dari sisi mana orang memandangnya. kalau kita teliti secara umum system tanam paksa ini sangat membebani rakyat. Dalam sistem tanam paksa, rakyat diharuskan untuk menanam tanaman yang nantinya harus diserahkan kepada pemerintah kolonial Belanda untuk di ekspor ke pasaran dunia. Disini rakyat tidak merasakan hasil barang yang diekspor itu, melainkan hasil ekspor itu dimaksudkan untuk menutupi defisit keuangan pemerintah pusat, dan rakyat hanya dijadikan sapi perah yang terus dipaksa untuk menghasilkan barang untuk dijual. Namun tidak sampai disitu, Kalau kita tahu bagaimana ketentuan-ketentnuan dari system tanam paksa yang tertera dalam Staatsblad tahun 1834, no 22 yang isinya sebagai berikut:
1. Persetujuan-persetujuan akan diadakan dengan penduduk agar mereka menyediakan sebagian dari tanahnya untuk penanaman tanaman dagangan yang dapat dijual dipasaran Eropa
2. Bagian dari tnah pertanian yang disediakan penduduk untuk tujuan ini tidak boleh melebihi seperlima dari tanah pertanian yang dimiliki penduduk,
3. Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman dagangan tidak boleh melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk tanaman padi
4. Bagian dari tanah yang disediakan untuk menanam tanaman dagangan dibebaskan dari pembayaran pajak tanah
5. Tanaman dagangan yang dihasilkan di tanah-tanah yang disediakan wajib diserahkan keapada pemerintah Hindia-Belanda; jika nilai-nilai tanaman dagangan yang ditaksir itu melebihi pajak tanah yang harus dibayar rakyat, maka selisih positifnya harus diserahkan kepada rakyat.
6. Panen tanaman dagangan yang gagal harus dibebankan kepada pemerintah, sedikit-dikitnya jukakegagalan ini tnidak disebabkan oleh kurang rajin atau ketekunan dari pihak rakyat.
7. Pqenduduk desa m,engerjakan tanah-tanah mereka dibawah pengawasan kepala-kepala mereka, sedangkan pegawai Eropa hanjya membatasi diri pada pengewasan apakah membajak tanah, panen, dan pengangkutan tanaman-tanaman berjalan dengan baik dan tepat pada waktunya..
Sebenarnya kalau kita telaah dari ketentuan-ketentuan di atas sama sekali tidak ada unsur tekanan kepada rakyat, tetapi dalam prakteknya banyak sekali penyimpangan-penyimpangan dari ketentuan-ketentuan pokok tadi, sekali lagi siapa yang dirugikan ? yang jelas rakyatlah yang dirugikan. Dengan program-program pemerintah kolonial seperti peningkatan produksi tanaman ekspor dan ini sebagai peningkatan efesiensi dari sistem tanam paksa ini. Di lain pihak kita tahu ada peningkatan efesiensi untuk menghasilkan barang ekspor tetapi dilain pihak ada penambahan beban yang harus dipikul rakyat.
Menurut saya system tanam paksa yang dijalankan oleh pemerintah colonial terhadap rakyat hanya banya kerugian terhadap rakyat itu sendiri. Ntah apa yang menjadi keuntungan dari system tanam paksa ini tehadap rakyat. Kalau kita pelajari, keuntungan dari system tanam paksa ini hanya dnirasakan oleh pemerintah kolonial dan para pegawainya. Dipihak lain, rakyat hanya menerima banyak kerugian yang mereka tanggung sendiri. Selain harus menyerahkan tenaga untuk melaksanakan system tanam paksa ini mereka juga harus membayar pajak tanah juga. Sebenarnya kalau ada sistem pemungutan pajak dari rakyat seharusnya harus ada timbal balik kepada rakyat. terhadap pajak yang telah dibayarnya, tetapi malah sebaliknya rakyat tidak bisa menikmati dari hasil pajak itu. Pemerintah kolonial dalam melaksanaan tanam paksa ini memanfaatkan organisasi desa untuk mengawasi rakyat dalam pelaksanaan sistem tanam paksa itu, dan pasti yang berperan di sini adalah kepala desa yang dibayar oleh pemerintah kolonial.dan tak pelak lagi yang menjadi sasaran pemerasan adalah rakyat.
Sistem tanam paksa yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda juga ada sisi positipnya bagi rakyat itu sendiri,. Kita tidak boleh juga menafikan hal ini, karena dengan adanya sistem tanam paksa rakyat lebih banyak mengetahui lagi tentang jenis tanaman-tanaman yang sebelumnya mereka tidak mengetahuinya. Selain itu juga rakyat mempunyai pengalam baru tentang bagaimana cara mengolah tanaman. Kalau kita lihat banyaknya perkebunan-perkebunan di masa sekarang ini yang ada di Indonesia khususnya di pulau jawa itu merupakan peninggalan pemerintah kolonial Belanda yang sekarang di ambil alih oleh pemirintah Indonesia. Perkebunan- perkebunan itu berupa perkebunan teh, karet, cacao, tebu, dan hasil komoditi-komoditi tersebut menjadi komoditi utama negara Indonesia untuk di ekspor ke negara lain, dan sampai sekarang masih berlanjut Jadi, selain banyak menimbulkan kerugian, system tanam paksa juga mempunyai sisi yang menguntungkan. Kita tidak bisa bayangkan bagimana kalau dahulu pemerintah colonial tidak membuka perkebunan-perkebunan, bisa jadi negara Indonesia sekarang ini tidak mempunyai warisan perkebunan-perkebunan yang sekarang menjadi hasil komiditi utama. Selain itu juga, keahlian-keahlian mengolah tanaman yang diwariskan nenek moyang kita, itu merupakan peninggalan dari system tanam paksa itu tadi.
BAB III
KESIMPULAN
1.1 Kesimpulan
Struktruk soSial feudal yang sudah mengakar kuat di masyarakat Jawa awal abad 19 sudah tidak memungkinkan lagi untuk system liberal diterapkans sehingga sistem feodal ini menjadi sandaran bagi dilaksanakan system tanam paksa ini. Sistem tanam paksa yang dijalankan pemerintah kolonial Belanda banyak menimbulkan pengaruh bagi rakyat pada masa itu. Pengaruh yang paling menonjol dari dilaksanakan system tanam paksa itu ialah bertambahnya beban yang harus dipikul oleh rakyat. Karena selain bekerja untuk menghidupi keluarganya mereka juga dipaksa untuk menanam dan hasil tanamannya itu diserahkan kepada pemerintah kolonial sehingga dalam menjalankan kehidupannya rakyat selalu mengalami kekurangan biaya hidup.
Jadi, yang menjadi kesimpulannya adalah bahwa system tanam paksa banyak merugikan rakyat, tetapi sisi lain ada banyak pihak yang diuntungkan yaitu khususnya pemerintah kolonial itu sendiri dengan para pegawai-pegawainya seperti para kepala desa dan para bupati. Selain itu, dengan dilaksanakannya system tanam paksa ini, ada sedikit sisi positif bagi rakyat itu sendiri yaitu penambahan pengetahuan rakyat tentang tanaman-tanaman dan bagaimana cara pengolahan tanam yang baik yang mungkin sebelumnya mereka belum mengetahuinya.
DAFTAR PUSTAKA
Kartodirdjo, Sartono. Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900. Dari Emporium Sampai Imperium Jillid I. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 1999.
Djoened Pusponegoro, Marwati. Notosusanto, Nugroho. Sejarah Nasional Indonesia Jilid IV.Jakarta : Balai Pustaka.1992
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegagalan menerapkan system politik liberal di jawa pada abad ke XIX dan bahkan dirasakan menjauh dan mulai menjurus kearah konservatif dan banyak menenuai dampak terhadap kehidupan masyarakat pada saat itu, hal tidak mungkin terjadi dengan sendirinya, pasti ada penyebab yang sangat kuat sekali diantaranya yaitu karena system politik liberalisme tidak sesuai dengan struktur social yang sangat feodal di jawa, dengan segala ikatan-ikatan tradisionalnya. Gagasan politik liberalisme yaitu dengan menerapkan system pajak tanah dan system perkebunan (Landdelijk Stetsel) selama tiga puluh tahun banyak mengalami hambatan yang tidak lain karena system feodal dijawa tadi. Menurut kaum liberal, kondisi kehidupan rakyat yang serba terbelakang kesemuanya itu terutama disebabkan oleh system feodal yang mematikan semua hasrat rakyat. Dijiwai ideolegi yang sama Herman William Daendels (1808-1811) dalam menjalankan pemerintahannya dia ingin memberantas system feodal yang telah mengakar kuat dimasyarakat jawa, system feodal ini juga diperkuat oleh VOC, ini dimaksudkan untuk mencegah penyalaguanaan kekuasaan oleh para bupati. Deandels ingin mengahapuskan baik system wajib tanam dan wajib kerja. Hal ini akan mengurangi pemerasan oleh para penguasa tetapi juga lebih selaras dengan prinsif kebebasan. . Selain Daendels, Thomas Stamford Raffles (1811-1816) yang mempunyai pemikiran yang sama yaitu ingin menerapkan prinsif-prinsif liberalisme yang hendak mewujudkan kebebasan dan kepastian hokum. Prinsif kebebasan ini ini mencangkup kebebasan menanam dan kebebasan perdagangan. Raffles bermaksud menerapkan politik colonial seperti dijalankan oleh inggris di India yaitu system yang kemudian yang terkenal sebagai system pajak tanah (Landrent-system). Hal yang ingin dicapai Raffles ialah mensejahtrakan rakyat serta ada jaminan hukum kepada rakyat sehingga tidak menjadi korban kesewenang-sewenangan para penguasa serta dorongan untuk menambah penghasilan serta perbaikan tingkat hidup.Oleh karena struktur social masyarkat dijawa pada saat itu sangat feodal sekali, maka gagasan para kaum liberal sangat sulit sekali terealisakan, Sementra dilain pihak pemerintah kolonial mengalami defisit keuangan yang semakin besar. Ada beberapa hal yang menyebabkan defisitnya keuangan pemerintah kolonial antara lain yaitu akibat Perang Diponogaro yang banyak menghabiskan biaya, ditambah lagi dengan terjadinya pemisahan Belgia (1830) dari Nederland hal ini mempunyai akibat yang besar karena Nederland banyak kehilangan industrinya, sehingga tidak bisa menyaingi Inggris mengeksfor hasil industrinya ke Indonesia. Selain itu Nederland kehilangan sumber keuangan yang berupa tanah domain negara Belgia yang disewakan.
Dalam menghadapi situasi seperti ini, pemerintahan Belanda , maka Ven Den Bosch timbul rencana untuk menjalankan politik ekonomi dijawa guna untuk menyelamatkan negerinya. Disini Van Den Bosh mengusulkan penerapan snistem paksa yang didasarkan atas prinsif wajib atau paksa dan prinsif monopoli. Tanpa dikatakan secara langsung Jawa ini dengan perkataan lain Jawa di pandang sebagai sapi perahan. Sistem tanam paksa ini akan menyandarkan pada system tradisonal dan feudal dengan menggunakan perantara struktur kekuasaan lama. Dengan demikian system liberal dilepaskan sama sekali.
Menurut system tanam paksa pungutan dari rakyat tidak lagi berupa uang tetapi berupa hasil tanaman yang dapat di ekspor. Menurut Van Den Bosh pengerahan tenaga kerja secara besar-besaran dapat berjalan dan penananan untuk diekspor pemerintah terjamin. Lagi pula memperoleh hasil lebih banyak dengan mengeluarkan tenaga kurang daripada sistem lama,
1.2. Perumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis merumuskan masalah mengenai :
1. Bagaimana pengaruh diterapkannya system tanam paksa terhadap kehidupan masyarakat di Jawa pada abad XIX ?
2. Reaksi masyarakat di Jawa dengan diterapkannya Sistem tanam paksa ?
3. Dengan diterapkannya system tanam paksa, apakah menguntungkan atau merugikan masyarakat ?
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa di Jawa abad XIX
Dalam pelaksanaan system tanam paksa yang dijalankan oleh pemerintah kolonial di Indonesia khususnya di Jawa sekitar abad ke 19, kalau dipandang merugikan atau tidak itu merupakan hal yang bersifat relative, artinya tergantung orang memahaminya dan dari sisi mana orang memandangnya. kalau kita teliti secara umum system tanam paksa ini sangat membebani rakyat. Dalam sistem tanam paksa, rakyat diharuskan untuk menanam tanaman yang nantinya harus diserahkan kepada pemerintah kolonial Belanda untuk di ekspor ke pasaran dunia. Disini rakyat tidak merasakan hasil barang yang diekspor itu, melainkan hasil ekspor itu dimaksudkan untuk menutupi defisit keuangan pemerintah pusat, dan rakyat hanya dijadikan sapi perah yang terus dipaksa untuk menghasilkan barang untuk dijual. Namun tidak sampai disitu, Kalau kita tahu bagaimana ketentuan-ketentnuan dari system tanam paksa yang tertera dalam Staatsblad tahun 1834, no 22 yang isinya sebagai berikut:
1. Persetujuan-persetujuan akan diadakan dengan penduduk agar mereka menyediakan sebagian dari tanahnya untuk penanaman tanaman dagangan yang dapat dijual dipasaran Eropa
2. Bagian dari tnah pertanian yang disediakan penduduk untuk tujuan ini tidak boleh melebihi seperlima dari tanah pertanian yang dimiliki penduduk,
3. Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman dagangan tidak boleh melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk tanaman padi
4. Bagian dari tanah yang disediakan untuk menanam tanaman dagangan dibebaskan dari pembayaran pajak tanah
5. Tanaman dagangan yang dihasilkan di tanah-tanah yang disediakan wajib diserahkan keapada pemerintah Hindia-Belanda; jika nilai-nilai tanaman dagangan yang ditaksir itu melebihi pajak tanah yang harus dibayar rakyat, maka selisih positifnya harus diserahkan kepada rakyat.
6. Panen tanaman dagangan yang gagal harus dibebankan kepada pemerintah, sedikit-dikitnya jukakegagalan ini tnidak disebabkan oleh kurang rajin atau ketekunan dari pihak rakyat.
7. Pqenduduk desa m,engerjakan tanah-tanah mereka dibawah pengawasan kepala-kepala mereka, sedangkan pegawai Eropa hanjya membatasi diri pada pengewasan apakah membajak tanah, panen, dan pengangkutan tanaman-tanaman berjalan dengan baik dan tepat pada waktunya..
Sebenarnya kalau kita telaah dari ketentuan-ketentuan di atas sama sekali tidak ada unsur tekanan kepada rakyat, tetapi dalam prakteknya banyak sekali penyimpangan-penyimpangan dari ketentuan-ketentuan pokok tadi, sekali lagi siapa yang dirugikan ? yang jelas rakyatlah yang dirugikan. Dengan program-program pemerintah kolonial seperti peningkatan produksi tanaman ekspor dan ini sebagai peningkatan efesiensi dari sistem tanam paksa ini. Di lain pihak kita tahu ada peningkatan efesiensi untuk menghasilkan barang ekspor tetapi dilain pihak ada penambahan beban yang harus dipikul rakyat.
Menurut saya system tanam paksa yang dijalankan oleh pemerintah colonial terhadap rakyat hanya banya kerugian terhadap rakyat itu sendiri. Ntah apa yang menjadi keuntungan dari system tanam paksa ini tehadap rakyat. Kalau kita pelajari, keuntungan dari system tanam paksa ini hanya dnirasakan oleh pemerintah kolonial dan para pegawainya. Dipihak lain, rakyat hanya menerima banyak kerugian yang mereka tanggung sendiri. Selain harus menyerahkan tenaga untuk melaksanakan system tanam paksa ini mereka juga harus membayar pajak tanah juga. Sebenarnya kalau ada sistem pemungutan pajak dari rakyat seharusnya harus ada timbal balik kepada rakyat. terhadap pajak yang telah dibayarnya, tetapi malah sebaliknya rakyat tidak bisa menikmati dari hasil pajak itu. Pemerintah kolonial dalam melaksanaan tanam paksa ini memanfaatkan organisasi desa untuk mengawasi rakyat dalam pelaksanaan sistem tanam paksa itu, dan pasti yang berperan di sini adalah kepala desa yang dibayar oleh pemerintah kolonial.dan tak pelak lagi yang menjadi sasaran pemerasan adalah rakyat.
Sistem tanam paksa yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda juga ada sisi positipnya bagi rakyat itu sendiri,. Kita tidak boleh juga menafikan hal ini, karena dengan adanya sistem tanam paksa rakyat lebih banyak mengetahui lagi tentang jenis tanaman-tanaman yang sebelumnya mereka tidak mengetahuinya. Selain itu juga rakyat mempunyai pengalam baru tentang bagaimana cara mengolah tanaman. Kalau kita lihat banyaknya perkebunan-perkebunan di masa sekarang ini yang ada di Indonesia khususnya di pulau jawa itu merupakan peninggalan pemerintah kolonial Belanda yang sekarang di ambil alih oleh pemirintah Indonesia. Perkebunan- perkebunan itu berupa perkebunan teh, karet, cacao, tebu, dan hasil komoditi-komoditi tersebut menjadi komoditi utama negara Indonesia untuk di ekspor ke negara lain, dan sampai sekarang masih berlanjut Jadi, selain banyak menimbulkan kerugian, system tanam paksa juga mempunyai sisi yang menguntungkan. Kita tidak bisa bayangkan bagimana kalau dahulu pemerintah colonial tidak membuka perkebunan-perkebunan, bisa jadi negara Indonesia sekarang ini tidak mempunyai warisan perkebunan-perkebunan yang sekarang menjadi hasil komiditi utama. Selain itu juga, keahlian-keahlian mengolah tanaman yang diwariskan nenek moyang kita, itu merupakan peninggalan dari system tanam paksa itu tadi.
BAB III
KESIMPULAN
1.1 Kesimpulan
Struktruk soSial feudal yang sudah mengakar kuat di masyarakat Jawa awal abad 19 sudah tidak memungkinkan lagi untuk system liberal diterapkans sehingga sistem feodal ini menjadi sandaran bagi dilaksanakan system tanam paksa ini. Sistem tanam paksa yang dijalankan pemerintah kolonial Belanda banyak menimbulkan pengaruh bagi rakyat pada masa itu. Pengaruh yang paling menonjol dari dilaksanakan system tanam paksa itu ialah bertambahnya beban yang harus dipikul oleh rakyat. Karena selain bekerja untuk menghidupi keluarganya mereka juga dipaksa untuk menanam dan hasil tanamannya itu diserahkan kepada pemerintah kolonial sehingga dalam menjalankan kehidupannya rakyat selalu mengalami kekurangan biaya hidup.
Jadi, yang menjadi kesimpulannya adalah bahwa system tanam paksa banyak merugikan rakyat, tetapi sisi lain ada banyak pihak yang diuntungkan yaitu khususnya pemerintah kolonial itu sendiri dengan para pegawai-pegawainya seperti para kepala desa dan para bupati. Selain itu, dengan dilaksanakannya system tanam paksa ini, ada sedikit sisi positif bagi rakyat itu sendiri yaitu penambahan pengetahuan rakyat tentang tanaman-tanaman dan bagaimana cara pengolahan tanam yang baik yang mungkin sebelumnya mereka belum mengetahuinya.
DAFTAR PUSTAKA
Kartodirdjo, Sartono. Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900. Dari Emporium Sampai Imperium Jillid I. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 1999.
Djoened Pusponegoro, Marwati. Notosusanto, Nugroho. Sejarah Nasional Indonesia Jilid IV.Jakarta : Balai Pustaka.1992
MISTIK JEPANG SUPRANATURAL AND MYSTERIOUS JAPAN OLEH Catrien Ross
Penulis seorang yang dilahirkan di Jakarta, Ia dilahirakan dari dua perpaduan dua kebudayaan yang berbeda, ibunya orang Indonesia asli dan ayahnya berasal dari Skotlandia dan akhirnya dia tinggal di Skotlandia ketika dia berumur empat tahun. Penulis sebagai anggota dari U.S Satate of Aizone Economic Mission yang datang ke Asia untuk membuka kantor perdagangan di Taipe, Taiwan, dan terakhir ke Jepang. Karena tnujuan awal penulis datang ke Jepang untuk melakukan bisnis, jadi dalam benak penulis ini tidak ada pikiran lain selain untuk melakukan bisnis dan hanya sekedar menikmati keindahan negara di Asia yang bernuansa ke barat-baratan. Awal penulis tertarik terhadap hal –hal yang berbau mistis atau yang bersifat supranatural khususnya hal-hal supranatural di Jepang ketika dia tinggal dni rumah tradisional Jepang. Berbagai cerita dari masyarakat bahwa rumah yang ditinggalnya itu, memiliki nilai-nilai magis atau dengan perkataan yang lain berpenghuni hantu-hantu Jepang. Penulis tidak lama tingga d rumah itu, bukan karena alasan penulis itu takut tapi ada hal-hal lain yang mengharuskan penulis pindah dari rumah itu. Penulis itu pindah rumah, rumah yang tinggalinya sekarang jaraknya tidak jauh dari rumah yang pertama ia tinggali. Penulis pindah rumah setelah berkenalan dengan seorang wanita Jepang bernama Shizuko yang bertemu saat berpapasan dijalan dan akhirnya mereka berkenalan. Karena dia sudah mengalami kejadia aneh ketika tinggal dirumah yang pertama ditinggalnya, dan pertemuan yang kebutulan yang dengan wanita Jepang yang bernama Shizuko membuat penulis sadar akan adanya suatu hal yang tersembunyi dan mengalir di dalam kehidupan sehari-hari. Hal membuat penulis semakin tertarik dan menambah tentang hal-hal yang bersifat mesterius. Karena semakin tertariknya terhadap hal-hal seperti, maka dalam diri penulis ini semakin banyak perubahan, dan keterlibatannya dalam kehidupan spiritual Jepang semakin intens. Dia memulai penelitiannya di dunia supranatural Jepang,termasuk ekspolarisi pada aliran Ki, ini merupakan peluang besar bagi penulis untuk menulusuri libih dalam.Akhirnya penulis menganggap bahwa jalan inilah yang harus dijalaninya, dan dia menganggap benar jalan yang sedang dijalaninya sekarang ini. Dalam mendalami masalah supranatural Jepang ini, dia mempunya kenalan yang membantu dia dalam meneliti supranatural khususnya aliran ki ko, dan akhirnya ia mengikujti kelas Ki ko KPPI (Kementrian perdagangan Internansional dan Industri) yang di instrukturi oleh seorang pendeta. Penulis ini dalam pembelajarannya banyak sekali mendapat pengetahuan tentang apa yang sedang dipelajarinya. Selain itu juga penulis mendapat pengetrahuan tentang hal-hal permainan telepati, ramal meramal. Ketika ada pengetahuan baru yang di sebut “ Neo Budhist” ini penemuan dalam ilmu fisika yang membawa ilmu pengatahuan alam kemistisan dunia timur lebih dekat dengan sebelumnya.. Nomura teman dekat penulis menjembati antara dunia ilmu pengetahuan dan dunia supranatural yang akhirnya observasi terhadap sudut pandang baru tentang mitis dan supranaural terus berlanjut.
Informasi mengenai hal-hal supranatural di Jepang dalam bahasa Inggris sangat jarang ditemui. Oleh karena itu penulis harus bekerja dua kali selain meniliti sekaligus menerjemahkan terlebih dahulu. Disini penulis dibantu oleh Abe Yukio dalam hal menerjemahkan sumber. Disjini penulis menentukan versi sendiri tentang hal-hal supranaturl yang diangak dalam buku ini. Dalam buku ini penulis memutuskan bahwa yang paling penting bahwa cerita hantu tersebut telah menjadi bagian dari cerita rakyat di Jepang. Perlu kita ketahui babhwa orang Jepang sangat menyukai cerita-cerita hantu.
Diakhir penulis, mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak tertuma Ab Yukio karena telah sabar dalam menerjemahkan sumber-sumber yang saya perlukan ketika menyusun buku ini. Sebenarnya penulis ketika tertarik terhadap hal-hal supranatural Jepang, penulis tidak berencana untuk menulis sebuah buku. Penulis juga menyadari bahwa dalam menulis buku harus ada banyak bantuan dari pihak lain, dan penulis menganggap bahwa menulis buku itu merupakan hal yang sangat besar.
“ Setelah kami menganalis kenapa penulis sangat tertarik dengan hal-hal yang berbau supranatural, sedangkan kita tahu bahwa penulis ini adalah seorang bisnismen. Akhirnya kami membuat kesimpulan bahwa penulis terikat kepada budaya asalnya yang mana dianut oleh lingkungan keluarganya”
Bagian I
Dalam Pencarian Supranatural
Di Jepang ada sebuah gunung yang bernama Osore terletak di Ujung semenanjung Shimokita, dibagian Tohoku Utara, gunung ini dianggap tempat yan mirip dengan bulan, tandus,dan tiada pepohonan.Disamping itu mengalir mata air sulfur yang mendidih yang menebarkan bau yang tidak sedap.Ditengah-tengah kawah tebentang dananu Usori yang memancarkan suasana sunyi dan suram. Orang-orang Jepang percaya bahwa orang yang menyebrangni danau itu maka ia tak akan kembali selama-lamanya. Pemandangan danau itu menggambarkan imajiner alam neraka. Gunung ini dipercaya sebagai tempat dimana orang yang masnih hidup bisa bertemu denga orang yang sudah mati. Dalam istilah lokal, orang yang sudah mati berarti “ Telah pergi ke Gunung”. Di gunung inilah orang bisa melakukan kontak dengan keluarga yang sudah meninggal. Dimasa kini di Jepang dalam hal melakukan kontak dengan orang-orang yang sudah meninggal diadakan pestival khusus yang diadakan dua kali dalam setahun.Even yang utamanya adalah Festival Ozorezan Jizo di musim panas yang dioadakan di kota di kota Mutsu, dari tanggal 20 hingga 24 Juli. Festival yang kedua diadaskan pada Oktober dari tanggal 9 hingga tanggal 11.
Orang yang ingin melakukan kontak dengan keluarganya yangsudah mati mereka harus berkonsultasi dengan dukun-dukun cenayang. Cenayang ini biasanya para wanita tua yang dikena sebagai Itako. Syarat untnk menjadi Itako harus seorang gadis yang belum mengalami menstruasi, harus menyelesaikan ritual Kamitsuke seperti mempelajari nyanyia, doa , ramalan.Wanita yang menjadi Itako ini diyakini telah melakukan pernikahan suci (Sinkon).. Dalam pestival ini para Itako berkumpul digerbang masuk ke gunung Osore untuk menjalankan prakteknya..
Alasan orang-orang mengunjungi tempat ini ada yang ingin bertemu dengan anggota keluarganya yang sudah meninggal, tetapi ada juga yang sekedar untuk berlibur saja. Tiodak semua permintaan mengadakan kontak itu berhasil.Ketika pestival berakhir para Itako pulang ke rumahnya dan mdisana mengadakan praktek / konsultasi seperti pemanggilan dewa, pengobatan penyakit juga dengan cara mengenaliroh penyebab sakait itu lalu mengeluarkan roh itu. Selain percaya perdukunan ada bukti agama di tempat suci yang sudah berabad-abad usianya ini. Di dunung itu juiga ada Kuil Entsuji yang dikelola oleh aliran Buda Zen.
Perngaruh ajaran Budaha nampak sejumlah patung Jizo. Jizo adalah dewa penjaga anak-anak. Pada musim panas berakhir patung ditutupi dengan pakaian bayi, terdapat makanan, minuman, dan mainan-mainan kecil. Ini merupakan bentuk persembahan yang dimaksudkan untuk membantu dewa tersebut d alam merawat anak-anak yang telah meninggal dan berjuang untuk dunia berikutnya
Di kota Nagasaki (kyusu) ada kafe kecil yang dinamai Andersen. Dikelola oleh Hisamura Thoshihide (40). Pria ini memiliki kemampuan supranatural dan kafenya menjadi tempat pertunjukan psykhiokinetik. Pentas tiga kali sehari. Pengunjung gratis menonton pertunjukan ini tapi penonton diwajubkan membeli makanan dengan menu yang telah disediakan. Pengunjung harus bergantian untuk menonton pertunjukan itu. Pengunjung harus datang dengan pikiran terbuka , pikiran skeptis dan rasa tidak percaya tidak diperbolehkan. Pertunjukan dimulai setelah pengunjung selesai makan.salah satu pertunjukannyapengunjung diminta untuk menyentuh Hisamura, yang kemudian akan melambatkan atau menghentikan detajk jantung sendiri.ada 28 pertunjukan. Hisamura mendapat kritik dan dia dianggap saeorang tukang sulap dengan penampilan buruk.
Kita dapat melihat bahwa bahwa gunung Osore dan Andersen menjadi dua tarik yang kuat terhadap hal supranatural yang telah membei cirri khas pada budaya Jepang. Hal-hal supranatural ini seakan sudah menjadi kebutuhan hiburan dan spiritual dikalangan mahasiswa sampai oaring tua yang menjadi kekuatan yang dinamis sampai sekarang.Berbagai media informasi mulai dari majalah sampai Tv banyak menayangkan hal-hal spiritual seprti itu, tetapi mistik-mistik yang hanya dipahami oleh orang-orang tertentu saja belum kehilangan daya tariknya.
Di Jepang di kenal dengan jam sibuk para dewa. Dikatakan ada delapan juta dewa bukan di surga adja tetapi di bumi ini. Para dewa, atau kami. Istilah kami adalah gelar bagi roh yanhg suci dan terhormat. Yang juga berpeluang menjadi kami. Para kami dapat ditemukan dimana saja termasuk di toilet. Dewa tidak semua baik ada juga yang jahat menggambar sisi gelap manusia. Orang Jepang selalu membawa jimat untuk menghindari setan jahat dan nasib buruk.Ada yang dinamakan setan Jambalang/ jin (goblin) yang berhidung panjang selalu di pajang di kuil-kuil gunung di Jepang, setan ini dikenal Tengu. Karena kekuatan gaib yang dimilikya maka Tengu ini dijadikan tokoh dalam legenda dan cerita-ceita rakyat jepang dulu kala. Tengu ini sering menyamar menjadi biksu atau biksuni tujuannya untuk menjerumuskan para biksu dioa juga dianggap sebagai penyebab penyakit. Tengu merupakan reinkarnasi dari biksu jahat yang dihukum karena sombang dan tamak.Tengu juga ada juga yang berguna, menurut legenda para tengu mengajrai rahasia beladiri dan strategi militer. Tengu dan pembasmi Iblis adalah hasil impor kebudayaan luar Jepang Yaitu Kappa yang memiliki sifat Jahat memikat anak-anak dan pencuci wanita ke dalam air lalu menenggelamkannya. Untuk menghindari hal itu, seseorang harus menyapa dengan menunduk agar cairan ajaib yang ada di mahkota kepalanya tumpah dan kehilangan kesakstiannya. Atau menawarkan makanan kesukaannya , ketimun
Hewan juga memiliki peran yang sangat penting dalam dunia supranatural Jepang.Mahluk yang mempunyai keajaiban ialah rubah hewan sejenis Tanuki, dan Ular. Selain itu banyak lagi seperti kodok, kucing, hingga cacing tanah yang dianggap rendah.Rubah adalah penipu ulung bisa menipu siapa saja, bisa menyamar sebagai siapa saja untuk menjerumuskan manusia. Di sisi lain Rubah memiliki sifat murah hati sebagaipembawa pesan dewa panen padi yang melimpah, dan sebagai penjaga kuil di Jepang.Penipu ulung lainnya adalah Tanuki, tanuki ini lebih nakal dari iblis sesungguhnya. Ketika Tnuki mencapai seribau tahun , dia akan mendapat kekuatan supranatural yang bisa mengubah wujudnya menjadi benda atau mahluk hidup.
Kekuatan mistik secara khusus dimiliki ular. DI Jepawng tarian ular disetelir yang diimpor dari India dari Cina dan Korea. Legenda china yang sangat gigemari masyarakat Jepang adalah , seekor raja Kera ajaib bernama son goku, bersama Kappa dan seekor babi, menemani pendeta buha Genzo SANZO DALAM PERJALANANNYA KE India dalam pencariannya kitab suci. Dia belajar di kuil Naranda, setelah 17 tahun. Ada juga mitologi Jepang yang diimpor dari Cina adalah burung Nue ysng dianggap roh jahat yang suka menyebabkan penyakit. Ada binatang lagi yaitu Kirin diangap hewan yang lemah lembut yang tidak berbahaya bagi segala bentuk kehidupan. Karakter inijuga dimiliki oleh Pheonix yang pernah dijadikan sebagai puncak dari kaisar wanita Jepang
Shishi, perlambang Cina yang keliru atas sinh, berdiri dipintu masuk banyak kuil dan tempat suci Jelang. Ia klaim bahwa ia seccara teknis harus dipanggi singa budha.Shishi mempunyai cirri , kepala bundar lebar, hidung lebar dan pesek, mata yang menonjol. Shishi di tempatkan berpasangan di pintu masuk. Di China, lambnag laki-laki atau janta semesta dimanisfestasikan dalam bentuk naga, sebgai dewa hujan .. Dlam seni Jepang, naga biasanya tidak muncul sepenuhnya dan digambarkan dalam posisi separuh tertutup oleh awan gelombang turbulensi.. Naga yang memiliki kaitan erat dengan ular, yang dipuja dengan hati-hati, digambarkan dalam legenda-legenda kuno Jepang
Dalam suatu Drama Jepang yang disebut drama NO yang tradisional yang mempunyai komponen supranatural yang sangat di sukai oleh masyarakat Jepang. Kelas atas.Darama ini memarkan kumpulan sandniwara terkenal mengenai mahluk-mahluk supranatural, khususnya hantu laki-laki.
Beragam maniffestasi supranatural muncul kembali dengan kuat di Jepang pada masa Heian (794-1185) dimana orang-orang berusaha untuk mengenali iblis-iblis penyebab penyakit dan kelaparan.. Priode Muromachi ( 1392-1573), objek-objek yang tidak bernyawa juga dianggap cukup kuat untuk merubah menjadi mahluk hidup. Ketertarikan terhadap hal supranatural memuncak secara signifikan. Hal ini tidak semskin berkurang walaupun adanya upaya modernisasi Jepang pada eraMeiji (1867-1912). Dasar bagi penyebaran supranatural di dalam kultur dan adapt istiadat masyarakt Jepang berujung dari penciptaan mitos itu ssendiri. Sejara mitologi zaman Kami mnunjukan pola Shinto untuk pemujaan dan kehidupan sehari-hari. Sebenarnya orang Jepang mengkobinasikan dari hal primitive maju (trendy) ini melambangkan sebuah dikotomi budaya Jepang itu sendiri. Dalam masyarakat yang penuh dengan ke kontrasan dan kontradiksi ini yang tinggi tampak melebur dengan kepakaan yang kuat terhadap kemungkinan supranatural.. Orang Jepang yang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, meskipun begitu ada kemungkinan besar dalam dompetnuya menyimpan jimat , hal ini menggambarkan orang Jepang yang tidak lepas dari dunia Supranatural.
Informasi mengenai hal-hal supranatural di Jepang dalam bahasa Inggris sangat jarang ditemui. Oleh karena itu penulis harus bekerja dua kali selain meniliti sekaligus menerjemahkan terlebih dahulu. Disini penulis dibantu oleh Abe Yukio dalam hal menerjemahkan sumber. Disjini penulis menentukan versi sendiri tentang hal-hal supranaturl yang diangak dalam buku ini. Dalam buku ini penulis memutuskan bahwa yang paling penting bahwa cerita hantu tersebut telah menjadi bagian dari cerita rakyat di Jepang. Perlu kita ketahui babhwa orang Jepang sangat menyukai cerita-cerita hantu.
Diakhir penulis, mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak tertuma Ab Yukio karena telah sabar dalam menerjemahkan sumber-sumber yang saya perlukan ketika menyusun buku ini. Sebenarnya penulis ketika tertarik terhadap hal-hal supranatural Jepang, penulis tidak berencana untuk menulis sebuah buku. Penulis juga menyadari bahwa dalam menulis buku harus ada banyak bantuan dari pihak lain, dan penulis menganggap bahwa menulis buku itu merupakan hal yang sangat besar.
“ Setelah kami menganalis kenapa penulis sangat tertarik dengan hal-hal yang berbau supranatural, sedangkan kita tahu bahwa penulis ini adalah seorang bisnismen. Akhirnya kami membuat kesimpulan bahwa penulis terikat kepada budaya asalnya yang mana dianut oleh lingkungan keluarganya”
Bagian I
Dalam Pencarian Supranatural
Di Jepang ada sebuah gunung yang bernama Osore terletak di Ujung semenanjung Shimokita, dibagian Tohoku Utara, gunung ini dianggap tempat yan mirip dengan bulan, tandus,dan tiada pepohonan.Disamping itu mengalir mata air sulfur yang mendidih yang menebarkan bau yang tidak sedap.Ditengah-tengah kawah tebentang dananu Usori yang memancarkan suasana sunyi dan suram. Orang-orang Jepang percaya bahwa orang yang menyebrangni danau itu maka ia tak akan kembali selama-lamanya. Pemandangan danau itu menggambarkan imajiner alam neraka. Gunung ini dipercaya sebagai tempat dimana orang yang masnih hidup bisa bertemu denga orang yang sudah mati. Dalam istilah lokal, orang yang sudah mati berarti “ Telah pergi ke Gunung”. Di gunung inilah orang bisa melakukan kontak dengan keluarga yang sudah meninggal. Dimasa kini di Jepang dalam hal melakukan kontak dengan orang-orang yang sudah meninggal diadakan pestival khusus yang diadakan dua kali dalam setahun.Even yang utamanya adalah Festival Ozorezan Jizo di musim panas yang dioadakan di kota di kota Mutsu, dari tanggal 20 hingga 24 Juli. Festival yang kedua diadaskan pada Oktober dari tanggal 9 hingga tanggal 11.
Orang yang ingin melakukan kontak dengan keluarganya yangsudah mati mereka harus berkonsultasi dengan dukun-dukun cenayang. Cenayang ini biasanya para wanita tua yang dikena sebagai Itako. Syarat untnk menjadi Itako harus seorang gadis yang belum mengalami menstruasi, harus menyelesaikan ritual Kamitsuke seperti mempelajari nyanyia, doa , ramalan.Wanita yang menjadi Itako ini diyakini telah melakukan pernikahan suci (Sinkon).. Dalam pestival ini para Itako berkumpul digerbang masuk ke gunung Osore untuk menjalankan prakteknya..
Alasan orang-orang mengunjungi tempat ini ada yang ingin bertemu dengan anggota keluarganya yang sudah meninggal, tetapi ada juga yang sekedar untuk berlibur saja. Tiodak semua permintaan mengadakan kontak itu berhasil.Ketika pestival berakhir para Itako pulang ke rumahnya dan mdisana mengadakan praktek / konsultasi seperti pemanggilan dewa, pengobatan penyakit juga dengan cara mengenaliroh penyebab sakait itu lalu mengeluarkan roh itu. Selain percaya perdukunan ada bukti agama di tempat suci yang sudah berabad-abad usianya ini. Di dunung itu juiga ada Kuil Entsuji yang dikelola oleh aliran Buda Zen.
Perngaruh ajaran Budaha nampak sejumlah patung Jizo. Jizo adalah dewa penjaga anak-anak. Pada musim panas berakhir patung ditutupi dengan pakaian bayi, terdapat makanan, minuman, dan mainan-mainan kecil. Ini merupakan bentuk persembahan yang dimaksudkan untuk membantu dewa tersebut d alam merawat anak-anak yang telah meninggal dan berjuang untuk dunia berikutnya
Di kota Nagasaki (kyusu) ada kafe kecil yang dinamai Andersen. Dikelola oleh Hisamura Thoshihide (40). Pria ini memiliki kemampuan supranatural dan kafenya menjadi tempat pertunjukan psykhiokinetik. Pentas tiga kali sehari. Pengunjung gratis menonton pertunjukan ini tapi penonton diwajubkan membeli makanan dengan menu yang telah disediakan. Pengunjung harus bergantian untuk menonton pertunjukan itu. Pengunjung harus datang dengan pikiran terbuka , pikiran skeptis dan rasa tidak percaya tidak diperbolehkan. Pertunjukan dimulai setelah pengunjung selesai makan.salah satu pertunjukannyapengunjung diminta untuk menyentuh Hisamura, yang kemudian akan melambatkan atau menghentikan detajk jantung sendiri.ada 28 pertunjukan. Hisamura mendapat kritik dan dia dianggap saeorang tukang sulap dengan penampilan buruk.
Kita dapat melihat bahwa bahwa gunung Osore dan Andersen menjadi dua tarik yang kuat terhadap hal supranatural yang telah membei cirri khas pada budaya Jepang. Hal-hal supranatural ini seakan sudah menjadi kebutuhan hiburan dan spiritual dikalangan mahasiswa sampai oaring tua yang menjadi kekuatan yang dinamis sampai sekarang.Berbagai media informasi mulai dari majalah sampai Tv banyak menayangkan hal-hal spiritual seprti itu, tetapi mistik-mistik yang hanya dipahami oleh orang-orang tertentu saja belum kehilangan daya tariknya.
Di Jepang di kenal dengan jam sibuk para dewa. Dikatakan ada delapan juta dewa bukan di surga adja tetapi di bumi ini. Para dewa, atau kami. Istilah kami adalah gelar bagi roh yanhg suci dan terhormat. Yang juga berpeluang menjadi kami. Para kami dapat ditemukan dimana saja termasuk di toilet. Dewa tidak semua baik ada juga yang jahat menggambar sisi gelap manusia. Orang Jepang selalu membawa jimat untuk menghindari setan jahat dan nasib buruk.Ada yang dinamakan setan Jambalang/ jin (goblin) yang berhidung panjang selalu di pajang di kuil-kuil gunung di Jepang, setan ini dikenal Tengu. Karena kekuatan gaib yang dimilikya maka Tengu ini dijadikan tokoh dalam legenda dan cerita-ceita rakyat jepang dulu kala. Tengu ini sering menyamar menjadi biksu atau biksuni tujuannya untuk menjerumuskan para biksu dioa juga dianggap sebagai penyebab penyakit. Tengu merupakan reinkarnasi dari biksu jahat yang dihukum karena sombang dan tamak.Tengu juga ada juga yang berguna, menurut legenda para tengu mengajrai rahasia beladiri dan strategi militer. Tengu dan pembasmi Iblis adalah hasil impor kebudayaan luar Jepang Yaitu Kappa yang memiliki sifat Jahat memikat anak-anak dan pencuci wanita ke dalam air lalu menenggelamkannya. Untuk menghindari hal itu, seseorang harus menyapa dengan menunduk agar cairan ajaib yang ada di mahkota kepalanya tumpah dan kehilangan kesakstiannya. Atau menawarkan makanan kesukaannya , ketimun
Hewan juga memiliki peran yang sangat penting dalam dunia supranatural Jepang.Mahluk yang mempunyai keajaiban ialah rubah hewan sejenis Tanuki, dan Ular. Selain itu banyak lagi seperti kodok, kucing, hingga cacing tanah yang dianggap rendah.Rubah adalah penipu ulung bisa menipu siapa saja, bisa menyamar sebagai siapa saja untuk menjerumuskan manusia. Di sisi lain Rubah memiliki sifat murah hati sebagaipembawa pesan dewa panen padi yang melimpah, dan sebagai penjaga kuil di Jepang.Penipu ulung lainnya adalah Tanuki, tanuki ini lebih nakal dari iblis sesungguhnya. Ketika Tnuki mencapai seribau tahun , dia akan mendapat kekuatan supranatural yang bisa mengubah wujudnya menjadi benda atau mahluk hidup.
Kekuatan mistik secara khusus dimiliki ular. DI Jepawng tarian ular disetelir yang diimpor dari India dari Cina dan Korea. Legenda china yang sangat gigemari masyarakat Jepang adalah , seekor raja Kera ajaib bernama son goku, bersama Kappa dan seekor babi, menemani pendeta buha Genzo SANZO DALAM PERJALANANNYA KE India dalam pencariannya kitab suci. Dia belajar di kuil Naranda, setelah 17 tahun. Ada juga mitologi Jepang yang diimpor dari Cina adalah burung Nue ysng dianggap roh jahat yang suka menyebabkan penyakit. Ada binatang lagi yaitu Kirin diangap hewan yang lemah lembut yang tidak berbahaya bagi segala bentuk kehidupan. Karakter inijuga dimiliki oleh Pheonix yang pernah dijadikan sebagai puncak dari kaisar wanita Jepang
Shishi, perlambang Cina yang keliru atas sinh, berdiri dipintu masuk banyak kuil dan tempat suci Jelang. Ia klaim bahwa ia seccara teknis harus dipanggi singa budha.Shishi mempunyai cirri , kepala bundar lebar, hidung lebar dan pesek, mata yang menonjol. Shishi di tempatkan berpasangan di pintu masuk. Di China, lambnag laki-laki atau janta semesta dimanisfestasikan dalam bentuk naga, sebgai dewa hujan .. Dlam seni Jepang, naga biasanya tidak muncul sepenuhnya dan digambarkan dalam posisi separuh tertutup oleh awan gelombang turbulensi.. Naga yang memiliki kaitan erat dengan ular, yang dipuja dengan hati-hati, digambarkan dalam legenda-legenda kuno Jepang
Dalam suatu Drama Jepang yang disebut drama NO yang tradisional yang mempunyai komponen supranatural yang sangat di sukai oleh masyarakat Jepang. Kelas atas.Darama ini memarkan kumpulan sandniwara terkenal mengenai mahluk-mahluk supranatural, khususnya hantu laki-laki.
Beragam maniffestasi supranatural muncul kembali dengan kuat di Jepang pada masa Heian (794-1185) dimana orang-orang berusaha untuk mengenali iblis-iblis penyebab penyakit dan kelaparan.. Priode Muromachi ( 1392-1573), objek-objek yang tidak bernyawa juga dianggap cukup kuat untuk merubah menjadi mahluk hidup. Ketertarikan terhadap hal supranatural memuncak secara signifikan. Hal ini tidak semskin berkurang walaupun adanya upaya modernisasi Jepang pada eraMeiji (1867-1912). Dasar bagi penyebaran supranatural di dalam kultur dan adapt istiadat masyarakt Jepang berujung dari penciptaan mitos itu ssendiri. Sejara mitologi zaman Kami mnunjukan pola Shinto untuk pemujaan dan kehidupan sehari-hari. Sebenarnya orang Jepang mengkobinasikan dari hal primitive maju (trendy) ini melambangkan sebuah dikotomi budaya Jepang itu sendiri. Dalam masyarakat yang penuh dengan ke kontrasan dan kontradiksi ini yang tinggi tampak melebur dengan kepakaan yang kuat terhadap kemungkinan supranatural.. Orang Jepang yang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, meskipun begitu ada kemungkinan besar dalam dompetnuya menyimpan jimat , hal ini menggambarkan orang Jepang yang tidak lepas dari dunia Supranatural.
TOKOH-TOKOH PEMIKIR SEJARAH
OROSIUS
(c.380 c.420 )
Dia dilahirkan sekitar tahun 380 M, wilayah Imperium Romawi tepatnya di Propinsi Iberia. Ia mendapatkan pendidikan yang keras dalam kebudaryaan klasik dan kristen.. Sekitar tahun 414 ia mengungsi ke Afrika Utara ketika ada penyerbuan bangsa Bar-Bar dan disambut oleh Augustine, Menurut Augustine , Orosius ini orang yang sangat mengerti, sigap dalam berbicara dan semangatnya menyala-nyala. Orosius menulis buku yang berjudul The Seven Books Of Histori Against the Pagan. Buku ini mmerupakan dasar reputasi abadi Orosius dan pelengkap karya Augustine, The City Of God.. Sebenarnya buku ini merupakan jawaban atas kejahatan yang disebut Pagan ( Penyembah berhala). Kita tahu kalau Augustine menaruh perhatian pada implikasi-implikasi filosofis yang agung dari pandangan sejarah kristen, sedangkan Orosius melibatkan diri dalam tugas keduniawian yang memperluas dasar historis dan empiris filsafat. Dalam menulis buku-bukunya Orosius menggunakan memanfaatkan ilmu pengetahuan klasik, seperti mengambil dari karya Livy, Tacitus , dan Caesar. Selain itu juga Orosius menggunakan karya dari pengarang kristen Eusibius dan Augustine Dan yang paling penting bahwasannya Oroseius menggunamkan bible dalam pendukung Inpretasinya. Sama halnya Augustine, Orosius juga merupakan sejarwan yang tidak kritis dilihat dari sumber-sumber yang jadikan rujukan bagi penyusunan bukunya.Orosius dalam membuat karyanya dengan pendekatan terhadap sejarah amat kurang, tetapi di dalam historiografi ia dianggap sangat penting karena sumbangannya terhadap filsafat sejarah, yang pastinya filsafat kristen dengan konsepsi klasik yang mengakar dalam dirinya dalam teologi injil dan patristik. Karyanya The Seven Books dipandang sebagai karya yang otoritatif tentang sejarah kuno. Kalau dibandingkan dengan karya Augustine, karya dari Orosius lebih tepat tentang argumen untuk melawan kaum pagan. Sebenarnya Orosius berangkat dari posisi Augustine dalam butur-butir karyanya. Orosius alam pendangannya sangat dekat dengan Eusebius daripada Augustine tentang kerajaan Tuhan. Dalam hal ini Augustine sangat menyadari perbedaan ini, dalam bukunya Augustine mengajukan keberatan terhadap pendapat Orosius, malah sebaliknya sejarawan-sejarawan abad pertengahan tampaknya tidak menyadari perbedaan pendapat antara Orosius dengan Augustine. Mereka menganggap bahwa Orosius penganut faham Augustine. Filsafat sejarah Orosius merupakan kombinasi gagasan Agustine, Orosius, dan Eusibius. Oresius.
OTTO OF FREISING
(c.1113-1158 )
Dia disebut sebagai filsuf sejarah pertama yang dilahirkan dari keluarga bangsawan Jerman termuka. Ia cucu dari Kaisar IV dari Jerman dan dia mendapat tugas gerejani. Dia be lajar dari Paris tahun 1133 ia masuk ordo Cistarian dan masuk Biara Morimund di Perancis. Tahun 1145 ia pergi ke Roma dan bergabung dengan pasukan perang salib ke-2 , menyertai familinya yaitu Kaisar Concard III. Warisan Otto dari dua karya yaitu “ The needs of emperor Frederick I ” (1156-1158 ) ditulis untuk merayakan prestasi penguasa yang digjaya. Bukunya yang lain Chonicle atau History of of two Cities (1143-1147). Karyanya itulah yang memantapkan dia sebagai sejarawan.Dalam kedua karyanya itu mengemukakan jejak arah sejarah sejak penciptaan sampai tahin 1146. Karyanya merupakan karya f ilsafat sejarah pertama abad pertengahan yang penting Dalam karyanya History of two cities ia menggunakan karya-karya Tacitus, Varro, Eusibius, Josephus, dan sejarawan-sejarawan Pagan dan kristen lainnya. Prinsif filosofisnuya berasal dari dua sumber” mengikutji pendapat termashur dari gereja, Augustine ataupun Orosius. Ketika memlihat berbagai konflik dalam dunia khatolik yang mnenyebabkan kekacauan dan perebutan Kaisar dan Paus. Otto melihat ini merupakan suatu hal yang semestinya tnidak terjadi akarena akan menimbulkan kemalangan dan kesengsaraan. Karena dalam ajaran kristen bahwa proses historis adalah suatu penyusunan rencana Tuhan, Karena yakni dengan hal itu maka dia selamat dari sikap pesimistis.. Tidak seluruhnya Cronicle berdasarkan prinsif teologi filosofis dia juga dalam menggunakan karya sejarawan Klasik dan kristen mengandalkan bukti-bukti dokumenter dengan menggunakan pertimbangan kritis tentang makna peristiwa-peristiwa dan motif-motif manusia. Dan yang peling menonjol bahwa ia menulis sejarah bermaksud untuk melawan tradisi abad pertengahan. Dalam menulis sejarah ia cukup kritis artinya tidak begitu saja mengambil cerita yang diberikanm tetapi dalam menggunakan pendekatan ia berat sebelah. Dalam menulis sejarah yang ia cari ialah memberikan deskripsi yang jelas tentang sejarah yang terhampar sebagai bukti-bukti yang dihiasi dengan filsafatnya. Dalam filsafatnya sejarahnya ia menganut faham Augustine tetapi menganut faham Augustine ia dikenal dengan sejarawan yang empiris yang mengakui adanya fakta tentang Jamannya. Dalam two cities-nya ia berusaha untuk memenuhi anjuran kristus
NICCOLO MACHIAVELLI
(1469-1527)
Yang menjadi obsesinya adalah politik, ia tidak bisa memikirkan yang lainnya kecuali politik. Selama 14 tahun (1498-1512) ia mengabdikan diri pada Republik Florence, ia terlibat aktif dalam politik praktis. Ia dilahirkan 13 Mei 1469 dari keluarga bangsawan di Florence. Ketika dia berhenti di kegiatan yang bersifat politik karena di usir dan di buang. Dalam pembuangannya ia menulis karyanya yang terkenal II Principe (The prince) atau sang penguasa yang ditulis dalam bulan-bulan pertamamasa pembuangannya.. Dalam bukunya ia memperlihatkan sebagai pencinta Republik Florence dan bukunya ini ditujukan kepada para penguasa yang ingin mempertahankan kekuasaan dengan pola-pola yang sudah di praktekan ahli-ahli strategi dan arsitek kekuasaan. Karyanya dipersembahkan kempada Guilino de’ Medici untuk menunjukan ke dalam pemahamannya atas pelaksanaannya politik praktis. Karena terinspirasi dengan motif-motif maka ia membuat buku Art of war maupun Discourses on Livy tentang risalat teori dan praktek militer klasik yang rumit..Kalau kita bandingkan kedua karyanya The prince dan Discourses terdapat perbedaan . Dilihat dari isinya The Prince pendek dan tajam sedangkan Discourses isinya panjang dan tidak bersambungan. Dia membandingkan karya Livy tentang kebesaran Roma yang tahan lama dengan negeriinya yang mengalami kemerosotan. Konstitusi Roma dijadikan pembanding. Dengan melihat akhirnya kebijakan-kebijakan Machiavelli mulai dipertimbangkan oleh para bangsawan, ia ditunjuk untnuk menulis sejarah Florence oleh Medici(Universitas Florentine). Sejarah yang ditulisnya merupakan karya pesanan untuk mengagumkan dan mengagungkan serta mengabadikan Florence abad ke 15. Dalam tulisan sejarahnya ia mengikuti model sejarawan Roma dan menggunakan gaya sastra juga. Ia juga bisa dikatakan sebagai sejarawan yang Humanis artinya mengikuti Dictum Cicero serta menggunakan sejarah untuk mengajarkan moral dengan contoh-contoh praktis. Apa yang dilahirkan Machievelli lahir dari visi dan pengalamnnya sendiri. Ia mencurahkan perhatianya pada tulisannya-tulisan sejarah dan memasukan ide-ide dan keinginan-keinginan politiknya.
JEAN MABILLON
(1623-1707 M)
“ On Diplomatic” Karya dari Jean Mabillon dianggap salah satu pemikiran manusia yang benar-benar akbar dalam bidang kritisme dokumen arsif, ini meurut March Bloch” Sejarah abad pertengahan”. Mabillon mempunyani apresiasi yang tinggi tentang fakta-fakta yang luar biasa yang menghasilkan risalah yang lengkap tentang diplomatik yaitu ilmu yawng menguraikan tentang piagam-piagam dan naskah-naskah kuno serta menentukan otentitasnya..Ahli-ahli paleografi abad 19 dan 20 telah memperluas lingkup diplomatik dan telah menunjukan kesalahan dalam dalil-dalil tertentu.tapi ia diakui sebagai ahli yang amat penting dalam pengetahuan sejarah..Pada tahun 1664, adalah suatu kebetulan yang menguntungkan mendapat lingkungan dimana ia dapat mencurahkan terhadap sejarah gereja abad pertengahan. Sejak abad ke -15, kelom,pok Maurist membedakan diri dengan mengkhususkan diri sebagai pelajar-pelajar patristik yang taat. Kelompok-kelompok Maurst telah mennjadi terkenal untnuk ekspedisi sastra. Mereka ke seluruh Eropa dengan menjungjung tinggi perpustakaan serta arsif keluarga. Mabillon mennjadni ahli besar dan dicintai oleh masyarakat..Setelah masuk biara
Proyek pertamanya, perbitan karya-karyanya “st Bemand “ memberikan sumbangan yang tak ternilai bagi sejarah kebiaraan .
-Segera ia menjadi asisten uskup D’Archey dalam produksi seri enam jilid kehadapan orang-orang suci dikalangan terbit pada tahun 1668 dan 1680 karyanya ini sangat menonjol .
On diplomatik dimaksudkan sebagai jawaban terhadap skeptisisme yang berlebihan dari sarjana Bolandist “Daniel Papebroch. Dalam karyanya “propylaem” pengkajian kehidupan orang-orang suci yang berkesimpulan bahwa kebanyakan piagam-piagam dari jaman merovingia yang tersimpan di biara-biara Perancis adalah palsu. dan otentitasnya diragukan.(di santa Denis)
Dia memaksa Papebroch untuk menarik kembali kritiknya. OnDiplomatik menyediakan metode-metode bagi sejarawan untuk menentukan otentitas suatu dokumen kuno dengan membandingmkan gaya, bentuk, segel serta tanda tangan dari berbagai macam piagam pada priode yang sama Piagam disangkal kepalsuannya oleh Mabillom tetapi yang lainnya diterima sebagai sisipan, tetapi yang lainnya lagi, khususnya yang ada di St. Denis, dibuktikannya sebagai piagam yang asli. Sebagani seorang ilmuan modern ia memerlukan sesuatu konsensus pendapat ahli yang berdasarkan penelitian yang empiris. Ia menolak skeptisisme yang timpang, yang dikenal dengan “ Phyrronism sejarah” Dia diberi hadiah oleh raja Matahari Louis XIV sebagai orang yang paling terpelajar dikerajaannya
Mabillon mempertahankan ajaran Maurist melawan serangan anti intelektual dari biarawan-biarawan Trappist dalam karyanya Treaties On Mohastic Studies. Ciri khas dari karya dari Mabillon yaitu tidak ada pendahulu dalam metodenmya
DAVID HUME
(1711-1776)
Dia diakui sebagai filsuf Inggris yang paling brilian dengan Karyanya ” Treaties On Human Nature. Karyanya dianggap Skeptis ataupun Atheis, tetapi dia mempunyai Kemashuran dan keberuntungn ia cari selama hidupnya. Karyanya yang lengkap “ History Of England”,yang terbit tahun 1762, karya sejarah inggrs terbaik pada abad 18. Sebagai sejarawan dia membuat jelas maksud atau tujuannya sebagai seorang filsuf. Apa yang di tulis oleh Hume adalah pengkajian tentang manusia, yang dipublikasikan untuk pertama klinya pada tahun 1739 dalam Treatise. Dia dalam menyusun History of England mundur kebelakang, sehingga jilid tentang (keluarga) Shart England terbit tahun 1754 dan 1757. Hume mengkritik pandangan-pandangan tradisional dalam sejarah Inggrnis modern. Prinsif-prinsif filosofisnya dapat kita lihat dalam karyanya.. Dia juga mengkritik terhadap mitos konstitusi kuno. Hume mempopulerkan kembali interpretasi kritis Brady tentang abad pertengahan Inggris pada abad ke 18. Dari jilid-jilid tentang Tudor, Hume senang mencela CHAUVIMISME oarang-orang Inggris. Adapun julid tentang keluarga Stuart awal merupakan bagian yang paling kontroversial. Hume meninjau interpretasinya tentang sejarah Inggris yang konstitusional, dan ia menyatakan bahwwa meskipun teror terjadi pada perang saudara abad ke 17. Setelah dipublikasikan karyanya History Of England, Hume hidup Bahagia, Ia mendapatkan pujuan dari raja Perancis akan bekaryanya Dia di Perancis diberikan julukan Penulis Terbesar dari Inggris
VOLTAIRE
(1694 -1778)
Dia dikenal sebagai penulis yang paling representative dari zaman pencerahan. Karya-karyanya berwawasan luas dan termasuk genre sastra, menunjukan nilai-nilai filsafat yang hidup. Voltaire dikenal dalam sejarah sebagai penyair, penulis drama, penulis essay, penulis cerita pendek, filosof, dan sejarawan. Ia menginginkan mendapat status sebagai penyair. Filsuf idolanya David Hume, ia menolak untuk bersubordinasi belajar dengan membatasi diri pada pengkajian tentang etika yang diterima sebagai doktrin keagamaan. “Hendriade” (1728) merupakan karyanya yang panjang. Filsafat menjadi inti puisi-puisi filosofisnya. Karya –karya Voltaire yang ditulis setelah perjalanannya ke Inggris, merapakan bom pertama yang akan menjatuhkan Rejim lama (Ancient Regime). Voltaire menyadari kekuatan dan arti karyanya yang berjudul The Philosophical Letters, sehingga ia berusaha menjaganya dari perdaran umum. Voltaire memuji toleransi beragama serta kebebasan yang dimiliki orang-orang Inggris sebaliknya ia mengecam hirarki gereja yang kaku dan penindasan-penindasan terhadap kebebasan yang paling mendasar di negerinya sendiri. Ia lebih menyukai para filsuf Inggris yang empiris, ia juga mengabaikan prasangka kebangsaan Di tempat tinggalnya di Cirey, ia menghasilkan karya-karyanya di bidang filsafat, eksperimen-eksperimen di bidang fisika dan usaha mempopulerkan metafisika Newton, serta menjadi pionir dalam melakukan kritik terhadap kitab injil. Yang terpenting bagi sejarawan, Voltaire-lah yang memulai penulisan sejarah modern dalam historiografi Perancis. Karyanya yang terkenal dibidang sejarah adalah The Age Of Louis XIV yang ditulis pada awal tahun 732.
Dengan membaca karya ini orang akan mengetahui atau memahami kebudayaan Perancis abad ke 17, maka tidak salah karya ini merupakan karya yang paling berharga. Tujuan penulisan karya ini adalah untuk melukiskan semangat zaman (ZeitGeist), dan ia berhasil. Karyanya yang lain yang berjudul “ The Essay on te Custom and the spirit of Nations”, karya ini sengaja di tulis khusus untuk istrinya Madame du Chatelet. Di publikasikan untuk pertama kalinya pada tahun 1756. Ia mengalihkan kembali pandangan Kristen tentang masa lalu, menjadi pandangan yang sama sekali sekuler dari seuatu sejarah umum. Voltaire menulis sejarah tidak lagi menjadikan kisah orang-orang pilihan dari suatu sudut di muka bumi ini. Dan injil tidak lagi menjadi otoritas historis tertinggi, dan geografi jauh melewati apa yang diketahui oleh kaum Kristen atau kaum Yahudi. Pengetahuan sejarah telah mengalami kemajuan sejak masa Voltaire Dia menunjukan bahwa sejarah profane adalah sejarah manusia dan itu adalah subjek yang pantas dalam study sejarah. Berbagai karya Voltaire yang terbit selama 30 tahun terakhir hidupnya, berdasarkan tujuan penulisan itu dapat digabungkan menjadi karya yang mewakili humanitas. Ada dua karya dari periode ini yang masih cemerlang sekarang adalah Candide (1759) yang merupakan kaya sastra social yang terbesar; dan Philosophical Dictionary( 1764) yang berisikan kritik tajam terhadap teologi Kristen. Ia meninggal pada tahanu 1778. Ia terkenal dengan usahanya untuk mewakili oaring Perancis yang tertindas.
EDWARD GIBBON
(1337-1794)
The Decline and fall of the Roman Empire merupakan karaya Gibbon yang dianggap hanya merupakan karya historis terbesar dalam historiografi zaman pencerahan. Karyanya ini merupakan karya historis terbesar dalam bahasa Inggris. Dalam menyusun karya ini dia memerlukan 20 tahun untuk menyelesaikannya. Bukan besar karena lama dalam penulisannya tapi karyanya ini paling dahsyat dalam sejarah kemanusiaan. Dia dididik oleh ayahnya yang berwatak keras. Gibbon seorang yang kutu buku yang menganggap bahwa membaca itu sudah menjadi keperluan dirinya. Selama Di Oxford (inggris), ia mengalami perubahan dan berpindah agama khatolik. Setelah kembali dari Inggris ia mempublikasikan laporan awalnya tentang bacaan yang diberi judul Essay On the Study of Literature. Karya ini ditulisnya di Perancis yang mengungkapkan pengetahuannya tentang sejarawan-sejarawan kuno, perhatiannya terhadap hukum-hukum serta lembaga-lembaga di Republik Romawi, dan perhatiannya terhadap karya-karya Montesquie, yang kemudian banyak mempengaruhi visinya dalam karyanya The Decline and fall of Roman Empire. Karya Gibbon melebihi dua karya pendahulunya David Hume dengan Robertson. Gibbon menggunakan karya Mabillon dan Bernard Montfaucon sebagai sumber penulisan karyanya tanpa perlu meneliti kembali karya mereka. Karya Gibbon tentang kerajaan Romawi diatas dapat dikatakan sebagai sintesa dari hasil riset selama ratusan tahun tentang sejarah kuno dan sejarah abad pertengahan. Montesquie mengajarkan kepada Gibbon bahwa geografi dan ilmu mempengaruhi karakter lembaga-lembaga politik, serta system hukum seperti halnya pengaruh traumatik peperangan dan invansi.. Tujuan Gibbon untuk memperbelakukan sejarah sosiologis Montesquie ke arah pengkajian lembaga-lembaga lainnya sebagai kekuatan sejarah, khususnya agama.. Bab-bab 15 daln 16 dalam bukunya, menjelaskan hal yang baik sekali tentang kebangkitan dan sifat-sifat Kristen sehingga membuat karyanya dianggap berbau skandal. Bab ini mengundang kritik sehingga menghela Gibbon untuk melukiskan karyanya yang brilian yaitu Vindication.. Dalam karyanya, Kristen dianggap sebagai kekuatan social yang destruktif
LEOPOLD VON RANKE
( 1795 - 1886)
Ia ini merupakan sejarawan Jerman yang paling berpengaruh pada abad ke 19. Ia lahir pada tangga 20 Desember 1795 di Wiche. Ia menulis karya pertamanya dalam bahasa Jerman yang kemudian diterjemahkan dengan judul Histories of the Latin and Germany Nations ( 1494-1514). Karya ini di buat ketika dia menyelesaikan studinya di bidang teologi dan filologi kalsik di Univeritas of Leipzig. Ia alam menulis karyanya menggunakan metode filologi kritis. Selain menulis ia juga giat mngajar sejarah di Gymnasium di Frankfurt.Ranke terkenal sebagai bapak ilmu sejarah modern atau sejarah kritis terkenal dengan pemikirannya yang menyatakn bahwa sejarah ditulis itu harulah sebagaimana peristiwa itu terjadi (“ Wie es eigentlich gewesen ist”) Dia memperluas kritik eksternal dan kritik internal yang berguna untuk menguji kredibelitas sebuah sumber.Inilah sumbangan terbesar dari Leopold Von Ranke untuk ilmu sejarah. Karena ia seorang nasionalis ia memperlihatkan dalam karya-karyanya tentang sejarah diplomatic dan politik. Ia sependapat dengan pandangan romantisme yang menekankan unsur estetika (seni) dalam penulisan sejarah.. Ranke terkenal juga sebagai bapak historisisme. Histoirisisme lebih sekedar filsafat sejarah.. Ia menolak semua sumber yang bukan sumber primer sama seperti Thucidides. Dalam desertasinya ia berusaha menggabungkan rekontruksi kebenaran masa lampau dengan elegensi sastra. Boleh dikatakan Ranke menjadi model untuk pengetahuan sejarah yang professional pada abad ke 19 dalam hal metode .
MARCH BlOCH
( 1886-1944)
Sejarawan ini dilahirkan di Lyons pada tanggal 6 Juli 1886, karena ia pintar ia bersekolah di Lycee Louis-le-Grand di Paris. Tahun 1904, ia belajar sejarah dan geografi di Ecole Normale Superieure.. Berbagai artikel dan sejumlah buku ditulisnya; yang terkenal diantaaranya adalah La Republique Romanine (1913), L’empire Romain (1922) Dia hidup dalam lingkungan keluarga yang berintelektual yang baik. Yang menonjol dalam karya-karyanya ialah kepakarannya dalam masalah sejarah abad pertengahan. Titik puncak intelektualitasnya terjadi pada tahun 1929 ketika ia bersama Lucien Febvre menerbitkan manjalah berjudul Annales d’histoire Economique et sociale, yang dalam sepuluh tahun benar-benar menubah historiografi Perancis.. Dalam mengembangkan aliran baru yang kemudian dikenal sebagai Mahab Annales. Mahzab ini tidak mengkhususkan dalam satu aliran. Tampaknya Bloch mencoba masuk kedunia ekonomi, sosiologi, dan psikologi. Tujuan sejarahnya tampak jelas bahwa sejarah bukanlah akumulasi berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lalu melainkan pengethuan tentang masyarkat manusia.. Karya Bolch yang tak dapat diabaikan adalah Les Carateres Originaux de l’histoire Francaise (931), sejarah pedesaan yang dituliskan berdasarkan pengamatannya atas pola-pola perladangan dan interpretasinya terhadap lanskap pedesan. Buku terakhirnya yang diterbitan Feudal society (1939-1940), yang merupakan usaha terdahulu dalam perspektif sejarah yang baru. Dalam buku ini diperlihatkan pola-pola, perbedaan-perbedaan dan generilisasi perkembangan sejarah abad pertengahan Eropa. Mahzab Annales, terus melaju sepeninggal Blosvh. Pendekatan ilmu-ilmu social dalam penelitian sejarah bukanlah hal yang aneh.
HENRI PIRENNE
(1863-19350)
Ia sejarawan Belgia yan menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Sastra di Uiversitas Of Liege pada tahun 1883. Ia sangat tertarik pada sejarah social. Hal ini dilatarbelakangi oleh pengalaman dia secara pribadi.. Hal ini mendorong dia untuk belajar mengenai sejarah social ekonomi di Jerman di bawah bimbingan Gustav Schmoller, pendiri mahzab Scholler. Kontaknya dengan Arthur Giri di PARIS (1884-1885) telah memperkuat perhatiannya dalam sejarah perkotaan. Dalam menulis sejarah sosial di negrinya dia menggunakan analisas dari berbagai segi khususnya asfek politik, sosial, dan ekonomi. Ia menolak anggapan yang sudah ada tentang asal usul sebuah kota, jadi ia ingin menulis sejarah perkotaan yang belum orang mengetahuinya lebih-lebih menulisnya.. Menurut pendapatnya, sebuah kota berkembang sebagai hasil bangkitnya perdagangan pada abad ke-10 dan ke-11, dan yang menjadi inti kota adalah pemukiman para pedagang. Teori ini dikemukakan dalam bukunya yang berjudul “ Les Villes du Moyen Age“. Ia juga menulis sejarah industri, dalam menulis karyanya ini ia bekerjasama dengan Georges Epinas (1906-1924). Sejaran Belgia ini ahli dalam sejarah demografi. The Stages in the Social History of Capitalism (1914) karya Henri yang mendapat perhatian besar dari dunia sejarah internasional pada awal abad ke 20. Economic and social Histori of Medieval Europe (1933) karyanya yang menunjukan interpretasi Pirenne yang komprehensif tantang esjarah sosial-ekonomi abad pertengahan.. Dan karyanya ini memperngaruhi sejarawan ekonomi paling tidak seperempat abad setelah ia meninggal. Karyanya yang lain ialah “ Mohammed and Charlemagne( 1935) yang menyebutkan bahwa peralihan antara zaman kuno menjadi zaman pertengahan bukanlah terjadi abad ke -5 .
JAMES HARVEY ROBINSON
(1863-1936)
Ia adalah sejarawan Amerika yang terkenal sebagai pendiri aliran pemikiran sejarah baru yang dikenal sebagai New History, yaitu pemikiran sejarah baru yang menekankan perlunya pendekatan ekonomi dan sosiologi dalam wacana sejarah . Aliran ini sejalan dengan aliran Annales. Tahun 1887 ia lulus sebagai sarjana muda di Harvard dengan menulis tentang sejarah konstitusi Amerikan dan ia menyelesaikan tesisnya di Univercity of Freiburg, Jerman. Dia mendalami epigrafi, paleografi, leksikografi, dan diplomatic. Karena daei kecil berminat pada bidang biologi maka dia mendeklarasikan bahwa pendekatan genetic dalam sejarah yang dilakukannya tidak lain diderivasi dari biologi.. Ia menekankan pentingnyaa analisis tentang aspek ekonomi, sosial, dan psikologi berbagai peristiwa. Analisis ini juga ditekankan oleh para sejarawan-sejarawan yang lain. Robinson juga mempelajari psikoanalisis. Dari sini jelas bahwa Robinson memfokuskan diri dalam sejarah intelektual ( sejarah pemikiran).
Beberapa karyanya yang lain The New History (1912), yang brpengaruh luas dalam penulisan sejarah di Amerika sehingga melahirkan sebutan‚ Aliran Robinson’ ( Robinson’s school dan The Development of Modern Europe (1907-1908) yang ditulisnya bersama Charles A. Berd. Buku lainnya juga yang berjudul The Human Comedy (1937),buku yang lainnya juga An Introduction to the History of Western Europe (1902-1903), Outlines Of European History ( 1912-1914).
Robinson diangkat sebagai Presiden AHA (American Historical Association) dalam sebuah symposium yang bertema Essays in Intellectual History. Ini tidak dimaksudkan untuk mentransformasikan sejarah menjadi ilmu sosial yang siste
(c.380 c.420 )
Dia dilahirkan sekitar tahun 380 M, wilayah Imperium Romawi tepatnya di Propinsi Iberia. Ia mendapatkan pendidikan yang keras dalam kebudaryaan klasik dan kristen.. Sekitar tahun 414 ia mengungsi ke Afrika Utara ketika ada penyerbuan bangsa Bar-Bar dan disambut oleh Augustine, Menurut Augustine , Orosius ini orang yang sangat mengerti, sigap dalam berbicara dan semangatnya menyala-nyala. Orosius menulis buku yang berjudul The Seven Books Of Histori Against the Pagan. Buku ini mmerupakan dasar reputasi abadi Orosius dan pelengkap karya Augustine, The City Of God.. Sebenarnya buku ini merupakan jawaban atas kejahatan yang disebut Pagan ( Penyembah berhala). Kita tahu kalau Augustine menaruh perhatian pada implikasi-implikasi filosofis yang agung dari pandangan sejarah kristen, sedangkan Orosius melibatkan diri dalam tugas keduniawian yang memperluas dasar historis dan empiris filsafat. Dalam menulis buku-bukunya Orosius menggunakan memanfaatkan ilmu pengetahuan klasik, seperti mengambil dari karya Livy, Tacitus , dan Caesar. Selain itu juga Orosius menggunakan karya dari pengarang kristen Eusibius dan Augustine Dan yang paling penting bahwasannya Oroseius menggunamkan bible dalam pendukung Inpretasinya. Sama halnya Augustine, Orosius juga merupakan sejarwan yang tidak kritis dilihat dari sumber-sumber yang jadikan rujukan bagi penyusunan bukunya.Orosius dalam membuat karyanya dengan pendekatan terhadap sejarah amat kurang, tetapi di dalam historiografi ia dianggap sangat penting karena sumbangannya terhadap filsafat sejarah, yang pastinya filsafat kristen dengan konsepsi klasik yang mengakar dalam dirinya dalam teologi injil dan patristik. Karyanya The Seven Books dipandang sebagai karya yang otoritatif tentang sejarah kuno. Kalau dibandingkan dengan karya Augustine, karya dari Orosius lebih tepat tentang argumen untuk melawan kaum pagan. Sebenarnya Orosius berangkat dari posisi Augustine dalam butur-butir karyanya. Orosius alam pendangannya sangat dekat dengan Eusebius daripada Augustine tentang kerajaan Tuhan. Dalam hal ini Augustine sangat menyadari perbedaan ini, dalam bukunya Augustine mengajukan keberatan terhadap pendapat Orosius, malah sebaliknya sejarawan-sejarawan abad pertengahan tampaknya tidak menyadari perbedaan pendapat antara Orosius dengan Augustine. Mereka menganggap bahwa Orosius penganut faham Augustine. Filsafat sejarah Orosius merupakan kombinasi gagasan Agustine, Orosius, dan Eusibius. Oresius.
OTTO OF FREISING
(c.1113-1158 )
Dia disebut sebagai filsuf sejarah pertama yang dilahirkan dari keluarga bangsawan Jerman termuka. Ia cucu dari Kaisar IV dari Jerman dan dia mendapat tugas gerejani. Dia be lajar dari Paris tahun 1133 ia masuk ordo Cistarian dan masuk Biara Morimund di Perancis. Tahun 1145 ia pergi ke Roma dan bergabung dengan pasukan perang salib ke-2 , menyertai familinya yaitu Kaisar Concard III. Warisan Otto dari dua karya yaitu “ The needs of emperor Frederick I ” (1156-1158 ) ditulis untuk merayakan prestasi penguasa yang digjaya. Bukunya yang lain Chonicle atau History of of two Cities (1143-1147). Karyanya itulah yang memantapkan dia sebagai sejarawan.Dalam kedua karyanya itu mengemukakan jejak arah sejarah sejak penciptaan sampai tahin 1146. Karyanya merupakan karya f ilsafat sejarah pertama abad pertengahan yang penting Dalam karyanya History of two cities ia menggunakan karya-karya Tacitus, Varro, Eusibius, Josephus, dan sejarawan-sejarawan Pagan dan kristen lainnya. Prinsif filosofisnuya berasal dari dua sumber” mengikutji pendapat termashur dari gereja, Augustine ataupun Orosius. Ketika memlihat berbagai konflik dalam dunia khatolik yang mnenyebabkan kekacauan dan perebutan Kaisar dan Paus. Otto melihat ini merupakan suatu hal yang semestinya tnidak terjadi akarena akan menimbulkan kemalangan dan kesengsaraan. Karena dalam ajaran kristen bahwa proses historis adalah suatu penyusunan rencana Tuhan, Karena yakni dengan hal itu maka dia selamat dari sikap pesimistis.. Tidak seluruhnya Cronicle berdasarkan prinsif teologi filosofis dia juga dalam menggunakan karya sejarawan Klasik dan kristen mengandalkan bukti-bukti dokumenter dengan menggunakan pertimbangan kritis tentang makna peristiwa-peristiwa dan motif-motif manusia. Dan yang peling menonjol bahwa ia menulis sejarah bermaksud untuk melawan tradisi abad pertengahan. Dalam menulis sejarah ia cukup kritis artinya tidak begitu saja mengambil cerita yang diberikanm tetapi dalam menggunakan pendekatan ia berat sebelah. Dalam menulis sejarah yang ia cari ialah memberikan deskripsi yang jelas tentang sejarah yang terhampar sebagai bukti-bukti yang dihiasi dengan filsafatnya. Dalam filsafatnya sejarahnya ia menganut faham Augustine tetapi menganut faham Augustine ia dikenal dengan sejarawan yang empiris yang mengakui adanya fakta tentang Jamannya. Dalam two cities-nya ia berusaha untuk memenuhi anjuran kristus
NICCOLO MACHIAVELLI
(1469-1527)
Yang menjadi obsesinya adalah politik, ia tidak bisa memikirkan yang lainnya kecuali politik. Selama 14 tahun (1498-1512) ia mengabdikan diri pada Republik Florence, ia terlibat aktif dalam politik praktis. Ia dilahirkan 13 Mei 1469 dari keluarga bangsawan di Florence. Ketika dia berhenti di kegiatan yang bersifat politik karena di usir dan di buang. Dalam pembuangannya ia menulis karyanya yang terkenal II Principe (The prince) atau sang penguasa yang ditulis dalam bulan-bulan pertamamasa pembuangannya.. Dalam bukunya ia memperlihatkan sebagai pencinta Republik Florence dan bukunya ini ditujukan kepada para penguasa yang ingin mempertahankan kekuasaan dengan pola-pola yang sudah di praktekan ahli-ahli strategi dan arsitek kekuasaan. Karyanya dipersembahkan kempada Guilino de’ Medici untuk menunjukan ke dalam pemahamannya atas pelaksanaannya politik praktis. Karena terinspirasi dengan motif-motif maka ia membuat buku Art of war maupun Discourses on Livy tentang risalat teori dan praktek militer klasik yang rumit..Kalau kita bandingkan kedua karyanya The prince dan Discourses terdapat perbedaan . Dilihat dari isinya The Prince pendek dan tajam sedangkan Discourses isinya panjang dan tidak bersambungan. Dia membandingkan karya Livy tentang kebesaran Roma yang tahan lama dengan negeriinya yang mengalami kemerosotan. Konstitusi Roma dijadikan pembanding. Dengan melihat akhirnya kebijakan-kebijakan Machiavelli mulai dipertimbangkan oleh para bangsawan, ia ditunjuk untnuk menulis sejarah Florence oleh Medici(Universitas Florentine). Sejarah yang ditulisnya merupakan karya pesanan untuk mengagumkan dan mengagungkan serta mengabadikan Florence abad ke 15. Dalam tulisan sejarahnya ia mengikuti model sejarawan Roma dan menggunakan gaya sastra juga. Ia juga bisa dikatakan sebagai sejarawan yang Humanis artinya mengikuti Dictum Cicero serta menggunakan sejarah untuk mengajarkan moral dengan contoh-contoh praktis. Apa yang dilahirkan Machievelli lahir dari visi dan pengalamnnya sendiri. Ia mencurahkan perhatianya pada tulisannya-tulisan sejarah dan memasukan ide-ide dan keinginan-keinginan politiknya.
JEAN MABILLON
(1623-1707 M)
“ On Diplomatic” Karya dari Jean Mabillon dianggap salah satu pemikiran manusia yang benar-benar akbar dalam bidang kritisme dokumen arsif, ini meurut March Bloch” Sejarah abad pertengahan”. Mabillon mempunyani apresiasi yang tinggi tentang fakta-fakta yang luar biasa yang menghasilkan risalah yang lengkap tentang diplomatik yaitu ilmu yawng menguraikan tentang piagam-piagam dan naskah-naskah kuno serta menentukan otentitasnya..Ahli-ahli paleografi abad 19 dan 20 telah memperluas lingkup diplomatik dan telah menunjukan kesalahan dalam dalil-dalil tertentu.tapi ia diakui sebagai ahli yang amat penting dalam pengetahuan sejarah..Pada tahun 1664, adalah suatu kebetulan yang menguntungkan mendapat lingkungan dimana ia dapat mencurahkan terhadap sejarah gereja abad pertengahan. Sejak abad ke -15, kelom,pok Maurist membedakan diri dengan mengkhususkan diri sebagai pelajar-pelajar patristik yang taat. Kelompok-kelompok Maurst telah mennjadi terkenal untnuk ekspedisi sastra. Mereka ke seluruh Eropa dengan menjungjung tinggi perpustakaan serta arsif keluarga. Mabillon mennjadni ahli besar dan dicintai oleh masyarakat..Setelah masuk biara
Proyek pertamanya, perbitan karya-karyanya “st Bemand “ memberikan sumbangan yang tak ternilai bagi sejarah kebiaraan .
-Segera ia menjadi asisten uskup D’Archey dalam produksi seri enam jilid kehadapan orang-orang suci dikalangan terbit pada tahun 1668 dan 1680 karyanya ini sangat menonjol .
On diplomatik dimaksudkan sebagai jawaban terhadap skeptisisme yang berlebihan dari sarjana Bolandist “Daniel Papebroch. Dalam karyanya “propylaem” pengkajian kehidupan orang-orang suci yang berkesimpulan bahwa kebanyakan piagam-piagam dari jaman merovingia yang tersimpan di biara-biara Perancis adalah palsu. dan otentitasnya diragukan.(di santa Denis)
Dia memaksa Papebroch untuk menarik kembali kritiknya. OnDiplomatik menyediakan metode-metode bagi sejarawan untuk menentukan otentitas suatu dokumen kuno dengan membandingmkan gaya, bentuk, segel serta tanda tangan dari berbagai macam piagam pada priode yang sama Piagam disangkal kepalsuannya oleh Mabillom tetapi yang lainnya diterima sebagai sisipan, tetapi yang lainnya lagi, khususnya yang ada di St. Denis, dibuktikannya sebagai piagam yang asli. Sebagani seorang ilmuan modern ia memerlukan sesuatu konsensus pendapat ahli yang berdasarkan penelitian yang empiris. Ia menolak skeptisisme yang timpang, yang dikenal dengan “ Phyrronism sejarah” Dia diberi hadiah oleh raja Matahari Louis XIV sebagai orang yang paling terpelajar dikerajaannya
Mabillon mempertahankan ajaran Maurist melawan serangan anti intelektual dari biarawan-biarawan Trappist dalam karyanya Treaties On Mohastic Studies. Ciri khas dari karya dari Mabillon yaitu tidak ada pendahulu dalam metodenmya
DAVID HUME
(1711-1776)
Dia diakui sebagai filsuf Inggris yang paling brilian dengan Karyanya ” Treaties On Human Nature. Karyanya dianggap Skeptis ataupun Atheis, tetapi dia mempunyai Kemashuran dan keberuntungn ia cari selama hidupnya. Karyanya yang lengkap “ History Of England”,yang terbit tahun 1762, karya sejarah inggrs terbaik pada abad 18. Sebagai sejarawan dia membuat jelas maksud atau tujuannya sebagai seorang filsuf. Apa yang di tulis oleh Hume adalah pengkajian tentang manusia, yang dipublikasikan untuk pertama klinya pada tahun 1739 dalam Treatise. Dia dalam menyusun History of England mundur kebelakang, sehingga jilid tentang (keluarga) Shart England terbit tahun 1754 dan 1757. Hume mengkritik pandangan-pandangan tradisional dalam sejarah Inggrnis modern. Prinsif-prinsif filosofisnya dapat kita lihat dalam karyanya.. Dia juga mengkritik terhadap mitos konstitusi kuno. Hume mempopulerkan kembali interpretasi kritis Brady tentang abad pertengahan Inggris pada abad ke 18. Dari jilid-jilid tentang Tudor, Hume senang mencela CHAUVIMISME oarang-orang Inggris. Adapun julid tentang keluarga Stuart awal merupakan bagian yang paling kontroversial. Hume meninjau interpretasinya tentang sejarah Inggris yang konstitusional, dan ia menyatakan bahwwa meskipun teror terjadi pada perang saudara abad ke 17. Setelah dipublikasikan karyanya History Of England, Hume hidup Bahagia, Ia mendapatkan pujuan dari raja Perancis akan bekaryanya Dia di Perancis diberikan julukan Penulis Terbesar dari Inggris
VOLTAIRE
(1694 -1778)
Dia dikenal sebagai penulis yang paling representative dari zaman pencerahan. Karya-karyanya berwawasan luas dan termasuk genre sastra, menunjukan nilai-nilai filsafat yang hidup. Voltaire dikenal dalam sejarah sebagai penyair, penulis drama, penulis essay, penulis cerita pendek, filosof, dan sejarawan. Ia menginginkan mendapat status sebagai penyair. Filsuf idolanya David Hume, ia menolak untuk bersubordinasi belajar dengan membatasi diri pada pengkajian tentang etika yang diterima sebagai doktrin keagamaan. “Hendriade” (1728) merupakan karyanya yang panjang. Filsafat menjadi inti puisi-puisi filosofisnya. Karya –karya Voltaire yang ditulis setelah perjalanannya ke Inggris, merapakan bom pertama yang akan menjatuhkan Rejim lama (Ancient Regime). Voltaire menyadari kekuatan dan arti karyanya yang berjudul The Philosophical Letters, sehingga ia berusaha menjaganya dari perdaran umum. Voltaire memuji toleransi beragama serta kebebasan yang dimiliki orang-orang Inggris sebaliknya ia mengecam hirarki gereja yang kaku dan penindasan-penindasan terhadap kebebasan yang paling mendasar di negerinya sendiri. Ia lebih menyukai para filsuf Inggris yang empiris, ia juga mengabaikan prasangka kebangsaan Di tempat tinggalnya di Cirey, ia menghasilkan karya-karyanya di bidang filsafat, eksperimen-eksperimen di bidang fisika dan usaha mempopulerkan metafisika Newton, serta menjadi pionir dalam melakukan kritik terhadap kitab injil. Yang terpenting bagi sejarawan, Voltaire-lah yang memulai penulisan sejarah modern dalam historiografi Perancis. Karyanya yang terkenal dibidang sejarah adalah The Age Of Louis XIV yang ditulis pada awal tahun 732.
Dengan membaca karya ini orang akan mengetahui atau memahami kebudayaan Perancis abad ke 17, maka tidak salah karya ini merupakan karya yang paling berharga. Tujuan penulisan karya ini adalah untuk melukiskan semangat zaman (ZeitGeist), dan ia berhasil. Karyanya yang lain yang berjudul “ The Essay on te Custom and the spirit of Nations”, karya ini sengaja di tulis khusus untuk istrinya Madame du Chatelet. Di publikasikan untuk pertama kalinya pada tahun 1756. Ia mengalihkan kembali pandangan Kristen tentang masa lalu, menjadi pandangan yang sama sekali sekuler dari seuatu sejarah umum. Voltaire menulis sejarah tidak lagi menjadikan kisah orang-orang pilihan dari suatu sudut di muka bumi ini. Dan injil tidak lagi menjadi otoritas historis tertinggi, dan geografi jauh melewati apa yang diketahui oleh kaum Kristen atau kaum Yahudi. Pengetahuan sejarah telah mengalami kemajuan sejak masa Voltaire Dia menunjukan bahwa sejarah profane adalah sejarah manusia dan itu adalah subjek yang pantas dalam study sejarah. Berbagai karya Voltaire yang terbit selama 30 tahun terakhir hidupnya, berdasarkan tujuan penulisan itu dapat digabungkan menjadi karya yang mewakili humanitas. Ada dua karya dari periode ini yang masih cemerlang sekarang adalah Candide (1759) yang merupakan kaya sastra social yang terbesar; dan Philosophical Dictionary( 1764) yang berisikan kritik tajam terhadap teologi Kristen. Ia meninggal pada tahanu 1778. Ia terkenal dengan usahanya untuk mewakili oaring Perancis yang tertindas.
EDWARD GIBBON
(1337-1794)
The Decline and fall of the Roman Empire merupakan karaya Gibbon yang dianggap hanya merupakan karya historis terbesar dalam historiografi zaman pencerahan. Karyanya ini merupakan karya historis terbesar dalam bahasa Inggris. Dalam menyusun karya ini dia memerlukan 20 tahun untuk menyelesaikannya. Bukan besar karena lama dalam penulisannya tapi karyanya ini paling dahsyat dalam sejarah kemanusiaan. Dia dididik oleh ayahnya yang berwatak keras. Gibbon seorang yang kutu buku yang menganggap bahwa membaca itu sudah menjadi keperluan dirinya. Selama Di Oxford (inggris), ia mengalami perubahan dan berpindah agama khatolik. Setelah kembali dari Inggris ia mempublikasikan laporan awalnya tentang bacaan yang diberi judul Essay On the Study of Literature. Karya ini ditulisnya di Perancis yang mengungkapkan pengetahuannya tentang sejarawan-sejarawan kuno, perhatiannya terhadap hukum-hukum serta lembaga-lembaga di Republik Romawi, dan perhatiannya terhadap karya-karya Montesquie, yang kemudian banyak mempengaruhi visinya dalam karyanya The Decline and fall of Roman Empire. Karya Gibbon melebihi dua karya pendahulunya David Hume dengan Robertson. Gibbon menggunakan karya Mabillon dan Bernard Montfaucon sebagai sumber penulisan karyanya tanpa perlu meneliti kembali karya mereka. Karya Gibbon tentang kerajaan Romawi diatas dapat dikatakan sebagai sintesa dari hasil riset selama ratusan tahun tentang sejarah kuno dan sejarah abad pertengahan. Montesquie mengajarkan kepada Gibbon bahwa geografi dan ilmu mempengaruhi karakter lembaga-lembaga politik, serta system hukum seperti halnya pengaruh traumatik peperangan dan invansi.. Tujuan Gibbon untuk memperbelakukan sejarah sosiologis Montesquie ke arah pengkajian lembaga-lembaga lainnya sebagai kekuatan sejarah, khususnya agama.. Bab-bab 15 daln 16 dalam bukunya, menjelaskan hal yang baik sekali tentang kebangkitan dan sifat-sifat Kristen sehingga membuat karyanya dianggap berbau skandal. Bab ini mengundang kritik sehingga menghela Gibbon untuk melukiskan karyanya yang brilian yaitu Vindication.. Dalam karyanya, Kristen dianggap sebagai kekuatan social yang destruktif
LEOPOLD VON RANKE
( 1795 - 1886)
Ia ini merupakan sejarawan Jerman yang paling berpengaruh pada abad ke 19. Ia lahir pada tangga 20 Desember 1795 di Wiche. Ia menulis karya pertamanya dalam bahasa Jerman yang kemudian diterjemahkan dengan judul Histories of the Latin and Germany Nations ( 1494-1514). Karya ini di buat ketika dia menyelesaikan studinya di bidang teologi dan filologi kalsik di Univeritas of Leipzig. Ia alam menulis karyanya menggunakan metode filologi kritis. Selain menulis ia juga giat mngajar sejarah di Gymnasium di Frankfurt.Ranke terkenal sebagai bapak ilmu sejarah modern atau sejarah kritis terkenal dengan pemikirannya yang menyatakn bahwa sejarah ditulis itu harulah sebagaimana peristiwa itu terjadi (“ Wie es eigentlich gewesen ist”) Dia memperluas kritik eksternal dan kritik internal yang berguna untuk menguji kredibelitas sebuah sumber.Inilah sumbangan terbesar dari Leopold Von Ranke untuk ilmu sejarah. Karena ia seorang nasionalis ia memperlihatkan dalam karya-karyanya tentang sejarah diplomatic dan politik. Ia sependapat dengan pandangan romantisme yang menekankan unsur estetika (seni) dalam penulisan sejarah.. Ranke terkenal juga sebagai bapak historisisme. Histoirisisme lebih sekedar filsafat sejarah.. Ia menolak semua sumber yang bukan sumber primer sama seperti Thucidides. Dalam desertasinya ia berusaha menggabungkan rekontruksi kebenaran masa lampau dengan elegensi sastra. Boleh dikatakan Ranke menjadi model untuk pengetahuan sejarah yang professional pada abad ke 19 dalam hal metode .
MARCH BlOCH
( 1886-1944)
Sejarawan ini dilahirkan di Lyons pada tanggal 6 Juli 1886, karena ia pintar ia bersekolah di Lycee Louis-le-Grand di Paris. Tahun 1904, ia belajar sejarah dan geografi di Ecole Normale Superieure.. Berbagai artikel dan sejumlah buku ditulisnya; yang terkenal diantaaranya adalah La Republique Romanine (1913), L’empire Romain (1922) Dia hidup dalam lingkungan keluarga yang berintelektual yang baik. Yang menonjol dalam karya-karyanya ialah kepakarannya dalam masalah sejarah abad pertengahan. Titik puncak intelektualitasnya terjadi pada tahun 1929 ketika ia bersama Lucien Febvre menerbitkan manjalah berjudul Annales d’histoire Economique et sociale, yang dalam sepuluh tahun benar-benar menubah historiografi Perancis.. Dalam mengembangkan aliran baru yang kemudian dikenal sebagai Mahab Annales. Mahzab ini tidak mengkhususkan dalam satu aliran. Tampaknya Bloch mencoba masuk kedunia ekonomi, sosiologi, dan psikologi. Tujuan sejarahnya tampak jelas bahwa sejarah bukanlah akumulasi berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lalu melainkan pengethuan tentang masyarkat manusia.. Karya Bolch yang tak dapat diabaikan adalah Les Carateres Originaux de l’histoire Francaise (931), sejarah pedesaan yang dituliskan berdasarkan pengamatannya atas pola-pola perladangan dan interpretasinya terhadap lanskap pedesan. Buku terakhirnya yang diterbitan Feudal society (1939-1940), yang merupakan usaha terdahulu dalam perspektif sejarah yang baru. Dalam buku ini diperlihatkan pola-pola, perbedaan-perbedaan dan generilisasi perkembangan sejarah abad pertengahan Eropa. Mahzab Annales, terus melaju sepeninggal Blosvh. Pendekatan ilmu-ilmu social dalam penelitian sejarah bukanlah hal yang aneh.
HENRI PIRENNE
(1863-19350)
Ia sejarawan Belgia yan menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Sastra di Uiversitas Of Liege pada tahun 1883. Ia sangat tertarik pada sejarah social. Hal ini dilatarbelakangi oleh pengalaman dia secara pribadi.. Hal ini mendorong dia untuk belajar mengenai sejarah social ekonomi di Jerman di bawah bimbingan Gustav Schmoller, pendiri mahzab Scholler. Kontaknya dengan Arthur Giri di PARIS (1884-1885) telah memperkuat perhatiannya dalam sejarah perkotaan. Dalam menulis sejarah sosial di negrinya dia menggunakan analisas dari berbagai segi khususnya asfek politik, sosial, dan ekonomi. Ia menolak anggapan yang sudah ada tentang asal usul sebuah kota, jadi ia ingin menulis sejarah perkotaan yang belum orang mengetahuinya lebih-lebih menulisnya.. Menurut pendapatnya, sebuah kota berkembang sebagai hasil bangkitnya perdagangan pada abad ke-10 dan ke-11, dan yang menjadi inti kota adalah pemukiman para pedagang. Teori ini dikemukakan dalam bukunya yang berjudul “ Les Villes du Moyen Age“. Ia juga menulis sejarah industri, dalam menulis karyanya ini ia bekerjasama dengan Georges Epinas (1906-1924). Sejaran Belgia ini ahli dalam sejarah demografi. The Stages in the Social History of Capitalism (1914) karya Henri yang mendapat perhatian besar dari dunia sejarah internasional pada awal abad ke 20. Economic and social Histori of Medieval Europe (1933) karyanya yang menunjukan interpretasi Pirenne yang komprehensif tantang esjarah sosial-ekonomi abad pertengahan.. Dan karyanya ini memperngaruhi sejarawan ekonomi paling tidak seperempat abad setelah ia meninggal. Karyanya yang lain ialah “ Mohammed and Charlemagne( 1935) yang menyebutkan bahwa peralihan antara zaman kuno menjadi zaman pertengahan bukanlah terjadi abad ke -5 .
JAMES HARVEY ROBINSON
(1863-1936)
Ia adalah sejarawan Amerika yang terkenal sebagai pendiri aliran pemikiran sejarah baru yang dikenal sebagai New History, yaitu pemikiran sejarah baru yang menekankan perlunya pendekatan ekonomi dan sosiologi dalam wacana sejarah . Aliran ini sejalan dengan aliran Annales. Tahun 1887 ia lulus sebagai sarjana muda di Harvard dengan menulis tentang sejarah konstitusi Amerikan dan ia menyelesaikan tesisnya di Univercity of Freiburg, Jerman. Dia mendalami epigrafi, paleografi, leksikografi, dan diplomatic. Karena daei kecil berminat pada bidang biologi maka dia mendeklarasikan bahwa pendekatan genetic dalam sejarah yang dilakukannya tidak lain diderivasi dari biologi.. Ia menekankan pentingnyaa analisis tentang aspek ekonomi, sosial, dan psikologi berbagai peristiwa. Analisis ini juga ditekankan oleh para sejarawan-sejarawan yang lain. Robinson juga mempelajari psikoanalisis. Dari sini jelas bahwa Robinson memfokuskan diri dalam sejarah intelektual ( sejarah pemikiran).
Beberapa karyanya yang lain The New History (1912), yang brpengaruh luas dalam penulisan sejarah di Amerika sehingga melahirkan sebutan‚ Aliran Robinson’ ( Robinson’s school dan The Development of Modern Europe (1907-1908) yang ditulisnya bersama Charles A. Berd. Buku lainnya juga yang berjudul The Human Comedy (1937),buku yang lainnya juga An Introduction to the History of Western Europe (1902-1903), Outlines Of European History ( 1912-1914).
Robinson diangkat sebagai Presiden AHA (American Historical Association) dalam sebuah symposium yang bertema Essays in Intellectual History. Ini tidak dimaksudkan untuk mentransformasikan sejarah menjadi ilmu sosial yang siste
RESENSI BUKU OLEH DEDEN WAHYUDIN, S.S
Judul : Parijs van Java darah, keringat, air mata ( Novel )
Penulis : Remy Sylado
Tahun Terbit : 2003
Penerbit : Gramedia
Kota Terbit : Jakarta
Dalam novel yang saya baca ternyata banyak sekali informasi tentang bagaimana kehidupan sosial para indo di Indonesia pada awal abad 20 khususnya rentan waktu 1920-1925. Saya disini lebih fokus memperhatikan bagaimana kehidupan para pelacur Indo ( Belanda totok ) pada waktu itu, karena menurut saya ini sangat menarik sekali untuk di kemukakan dan diketahui oleh orang banyak
Hindia Belanda sering diaanggap sebagai negara bayangan dari negeri Belanda dan Hindia Belanda itu sendiri memiliki banyak ragam keunikan di dalamnya seperti mempunyai ragam suku, bahasa, dan budaya. Dengan keunikan inilah yang membedakan antara Hindia Belanda dengan negeri Belanda itu sendiri. Di Hindia Belanda pada masa awal abad 20-an banyak sekali indo-indo atau sering kita kenal dengan Belanda totok khususnya di daerah Bandung karena memang pada awal-awal abad 20 itu kita masih di jajah oleh Belanda.
Kita tidak pernah berpikir bahwa pada jaman kolonial itu ada sisi kehidupan yang dianggap gelap, maksud gelap disini yaitu kehidupan yang dianggap kotor seperti prostitusi, tetapi yang menarik disini ialah bahwa yang menjadi pelacurnya ialah perempuan-perempuan indo atau Belanda totok. Kehidupan seperti ini khususnya di wilayah Bandung pada tahun 1923 yang jelas-jelas pada sekitar tahun 1923 Bandung itu berbarengan dengan dibangun Bandung sebagai Paris Van Java. Kita akan menganalis apakah ada hubungannya antara kehidupan gelap itu seiring dengan di bangunnya Bandung sebagai Paris Van Java.
Pada masa awal abad 20 sekitar tahun 1920-an di Hindia Belanda tepatnya di Bandung terdapat rumah maksiat yang berkedok sebagai restoran milik pengusaha Belanda yang bernama Rumondt. Rumah maksiat ini terletak di atas jalan menuju Lembang. Namanya De Duif, yang artinya Merpati. Tapi di tempat ini yang dimakan adalah daging mentah , maka orang-orang pada saat itu sering menyebutnya de Duivel, artinya setan. Di rumah tersebut tersedia perempuan-perempuan sundal Belanda totok yang tergolong cantik bagi mereka yang mencari hiburan dengan biaya yang sangat mahal. Laki-laki yang biasa datang kesana rata-rata berusia senja yang memiliki kedudukan tetap, penghasilan tetap, dan selera yang tidak tetap. Artinya, lelaki yang datang ke situ tidak pernah mencicipi satu orang saja yang dilanggannya. Pengusaha rumah mesum yang bernama Rumondt itu selalu menawarkan pelanggannya untuk berganti-ganti pasangan mesum di De Duif. Adapun yang menjadi pelanggannya yaitu rata-rata orang-orang Belanda dan mungkin pula satu- satu dari lelaki pribumi yang menjadi langganan disitu dalah bangsawan dari Yogyakarta, yang tiga bulan sekali datang ke Bandung dengan urusan bisnisnya. Orang itu tak lain bangsawan Martosuwignjo yang dipanggil Gusti Jayeng.
Sebenarnya De Duif sudah dua kali diancam oleh anggota-anggota partai pergerakan nasional untuk di bakar. Ancaman itu bukan semaa-mata karena De Duif adalah rumah maksiat yang tadi berkedok restoran, tetapi karena di rumah itu justru hadir orang-orang yang terang-terangan pro penjajah. Salah seorang yang propenjajahan itu diantaranya ialah Martosuwignjo. Diterimanya Martosuwignjo di rumah itu karena kebetulan di berdarah bangsawan dan beruang banyak.
Di rumah maksiat itu banyak pejabat-pejabat tinggi dan pengusaha-pengusaha perkebunan yang melanggani perempuan Belanda totok kelahiran Banyuwangi bernama asli Agnes Janssens, yang kemudian mengganti nama menjadi Charlotte: bekas istri pegawai negeri di Surabaya yang mula-mula diperkosa oleh Rumondt dan karenanya hidupnya hancur dia dibawa Rumondt ke De Duif
Pada tahun 1923 De Duif tampaknya terancam tutup karena makin matangnya anggota-anggota pergerakan nasional menunjukan kekuatan dan pengaruh politik kepada pribumi untuk menumbuhkan semangat antikolonialisme dan imperialisme Belanda yang dimotori oleh empat orang anggota perkumpulan partai politik yang ada di bandung,yaitu soelastomo anggota Boedi Oetomo, oemar kartoborot anggota Sjarikat Islam, Fred s.s. Lang anggota Roekoen minahassa ,dan Jan bloom anggota indische sociaal democratische vereniging yang kemudian menjadi partai komunis Indonesia, bersama – sama enam puluh orang barisan huru hara,datang menemui rumondt, meminta supaya usahanya ini di tutup.
Yang paling sangar di antara mereka,jlan bloom, turunan Indo belanda yang membaca Das Kapital seperti membaca kitab suci, menuding Rumondt dengan kalimat ancaman yang khas bolsjewik dialah yang memimpin percakapan dalam pertemuan dengan Rumont hari ini. Rumondt tidak peka. Dia mengira ancaman orang-orang partai itu hanya sekefar gerk sambal. Dia kaget da n tubuhnya melemas seperti kehilangan tula, karena ternyata ancaman itu benar. Para Februari, api berkobar-kobar membakar De Duif setelah lima bom rakitan buatan orang-orang partai itu dilemparkan ke situ. Rumondt sebagai pengusaha rumah itu hanya bisa menyaksikan kobaran api menghacurkan De Duif. Juga sundal-sundal Belanda totok, termasuk bintangnya Charlotte, berlari-lari menghindari api.
Dengan dana yang diberikan oleh asuransi, ditambah dengan kresit yang berhasil diperolehnya dari Javasvhe Bank(mini menjadi Bank Indonesia) di Bragaweg (kini jl. Braga), merenovasi bekas Villa milik BYahudi menjadi De Duif yang baru. Tiga bulan lamanya merenovasi bangunan. Bagi Rumondt yang menjadi ancaman yang membahayakan adalah seorang Baron dan Hovel yang menunjukan kesan yang sangat condong akan perhatiannya terhadap persoalan-persoalan pribumi yang dijajah. Nama Hoevel secara langsung jadi sangat penting bagi perkumpulan Preanger Vooruit, sebab perkumpulan ini yang anggota-anggotanya terdiri dari pengnugsaha-pengusaha kaya Preanger planters yang giat mempromosikan bandung ke antero hindia belanda sebagai Parijs van java,dengan rangsangan veel mooi meisjes wonen hier, banyak perempuan bahenol berdiam disini menganggap ceramah hoevell kemarin itu dengan tegas mengancam usaha mereka.
Rumondt membahas ini dengan ketua preanger vooruit,Ch.J.C.T.Van der wijk.dia taahu van der vijk sangat cerdik dan berpikir tenang.Selama setahun ini Van Der Wijk menjabat ketua perkumpulan Preanger Voorit. Gagasan –gagasan kewisataan untuk menjadikan Bandung sebagai Parijs van Java sangat dipujikan orang dan sampai tiba pada satu nama yang membuat anggota-anggota Preanger Vooruit ini seperti kebakaran jenggot: Hoevel. Dengan kecerdikannya Van Der Wijk mengushulkan ide kasarnya untuk menyogok Hoevel. Rumondt. Rumondt akan terkejut besok-besok ketika dmia berhadapan langsung Kluyers
Kluyers mendatangi Hoevel untnuk membecirakan rencana Rumont untuk membangun kembali De Duif yang baru karena Romondt telah mendapat izin dari kepala izin bangunan, Haaxman, yang notabene anggota Preanger Vooriut. Rakyat pribumi yang sebelumnya tidak mtahu, kini menjadi tahu betapa jeleknya usaha orang-orang yang bersembunyi di balik Preanger Vooriut itu.. Parijs van Java yang dibangun oleh orgaisasi yang terkumpul dalam Preanger Vourit dijadikan semata-mata sebgai kota hiburan seks belaka, kata Kluyers ini sangat menyakitkan sekali, tetapi masih untung ada orang yang beradarah Belanda yang bernama Bloom, yang membakar De Duif..
Rumah maksiat telah selesai di bangun Rumondt, tetapi namanya diganti menjadi De Druif yang artinya anggur, kini snundal-sundalnya dianggapnya sebagai anggur, manis dan memabukan. Penggantian nama ini maksudnya untuk mengaburkan perhatian orang-orang yang selama ini mengintai terus sepak terjang orang-orang Preanger Voorit yaitu Bloom, Hoevel, dan Kluyer. Menjelang De Druif beroprasi, orang-orang yang tergabung dalam Preanger Vooruit menyambut dengan gembira. Dengan ruang kamar De Druif yang di desain nuansa abad ke 17, seluruh dinding dipenuhi dengan gambar-gambar dalam lis kaca, gambar yang paling mencolok adalah gambar dewa anggur Yunani dan Romawi, Bacchus.. Orang-orang Bandung nantinya amkan menyebut De Druif ini kafe, karena memang pension inilah satu-satunya di Bandung yang menyediakan kopi p[aling lengkap..
Dalam bulan pertama De Druif beroprasi, hanya empat orang snundal yang tersedia, termasuk primadonya Charlotte, Sundal-sundal yang dulu bekerja di Duif mereka pulang ke kampong halamananya masing-masing seperti Semarang, Durabanya, da n Banyuwangi. Tidaklah sulit untuk pengusaha De Druif waktu itu mendapatkan perempuan Belanda yang mau di ajak berselingkuh. Para pengusaha De Druif biasa mendapatkan perempuan Belanda totok di daerah Tegalega karena setiap tahun di Tegalega sering diadakan pacuan kuda dan semua orang Belanda di antero Priangan datang ke smitu dengan memakai pakaian putjih-putih. Perempuan-perempempuan Belanda hadir dengawn menggunakan gaun panjang, membawa payungsebagai mode. Perempuan-perempouan Belanda totok, yang berstatus istri resmi, dapat saja di ambil darmi arena pacuan kuda untnuk dibawa ke hotel, berzinah, lalu pulang kembali ke pacuan kuda untuk kembali menonton.. Di antara istri-istri yang akhirnya meninggalkan suaminya, cerai, dan berprilaku gatal yang kemudmioan meneruskan kesukaannya zinah itu de ngan menjadikan dirinya sebagai barang di hotel-hotel tertenthu luar De Duif yang kini De Druif. Oleh karena itu,orang Belanda di Bandung pada waktu itnu menjadi kecaman Hoevel.
Empat orang sundal yang sekarang ada di De Druif itu, dari istri-istri para suami yang sibuk, yang kini menjadi anggur-anggur Pendion De Druif adalah perempuan-perempuan yang di gaet pengusaha De Druif yaitu Rumondt di pacuan kuda di Tegalega. De Druif yang berkedok restoran ini sangatlah dijaga ketat, itu maksudnya untnuk menghindari dari intaian orang-orang yang melawan segala gagasan pariwisata Bandung di bawah konsep Preanger Vooruit yang menaruh seks sebagai unsure pemikat Parijs van Java.
Dengan paparan yang singkat ini, kita akan mengetahui bagaimana kehidupan social pada awal abad 20 sekitar tahun 1920 di Hindia Belanda khususnya di Bandung dengan kegiatan pelacuran yang sangat merajalela, dan kebetulan pada waktu itu Preanger Voouirit sedang gencar-gencarnya usaha untuk menjadikan Bandung sebagai Parijs van Java atau Parisnya di Jawa. Parijs van Java ini dibangun sebagai tujuan wisata di Hindia Belanda. Preanger Vooruit yang sebagai kumpulan yang membangun Bandung sebagai Parijs van Java ini menaruh Seks sebagai pemikat wisatawan. Konsep yang dipakai oleh Preanger Voourit sebagai pelaksanaan pembangunan banyak tentangan-tentangan dari berbagai pihak baik itu dari bangsa Belanda itu sendiri seperti dari Bloom, Kluyer, dan Hoevel, ada juga dari pejuang-pejuang pergerakan seperti organisasi Boedi Utomo, Sarekat islam Indishe Partij. Maka dengan itu kita tidak salah menyebut Bandung sampai sekarang sebagai tujuan wisata seks, karena jelas dari dulu pun Bandung sudah terkenal sebagai tujuan wisata seks yang berkedok Parijs van Java. Walaupun pada awal-awal abad 20 pelacur-pelacurnya di Bandung kebanyakan perempuan-perempuan indo, tapi ini merupakan jejak yang akan diikuti oleh perempuan-perempuan pribumi sampai sekarang ini
Mudah-mudahan laporan yang diambil dari buku yang saya baca ini, dapat menggambarkan bagaimana kehidupan social masyarakat di Hjindia Belanda khususnya di Bandung pada awal-awal abad 20-an dengan adanya kehidupan-kehidupan gelap seperti rumah-rumah pelacuran seperti De Druif
Penulis : Remy Sylado
Tahun Terbit : 2003
Penerbit : Gramedia
Kota Terbit : Jakarta
Dalam novel yang saya baca ternyata banyak sekali informasi tentang bagaimana kehidupan sosial para indo di Indonesia pada awal abad 20 khususnya rentan waktu 1920-1925. Saya disini lebih fokus memperhatikan bagaimana kehidupan para pelacur Indo ( Belanda totok ) pada waktu itu, karena menurut saya ini sangat menarik sekali untuk di kemukakan dan diketahui oleh orang banyak
Hindia Belanda sering diaanggap sebagai negara bayangan dari negeri Belanda dan Hindia Belanda itu sendiri memiliki banyak ragam keunikan di dalamnya seperti mempunyai ragam suku, bahasa, dan budaya. Dengan keunikan inilah yang membedakan antara Hindia Belanda dengan negeri Belanda itu sendiri. Di Hindia Belanda pada masa awal abad 20-an banyak sekali indo-indo atau sering kita kenal dengan Belanda totok khususnya di daerah Bandung karena memang pada awal-awal abad 20 itu kita masih di jajah oleh Belanda.
Kita tidak pernah berpikir bahwa pada jaman kolonial itu ada sisi kehidupan yang dianggap gelap, maksud gelap disini yaitu kehidupan yang dianggap kotor seperti prostitusi, tetapi yang menarik disini ialah bahwa yang menjadi pelacurnya ialah perempuan-perempuan indo atau Belanda totok. Kehidupan seperti ini khususnya di wilayah Bandung pada tahun 1923 yang jelas-jelas pada sekitar tahun 1923 Bandung itu berbarengan dengan dibangun Bandung sebagai Paris Van Java. Kita akan menganalis apakah ada hubungannya antara kehidupan gelap itu seiring dengan di bangunnya Bandung sebagai Paris Van Java.
Pada masa awal abad 20 sekitar tahun 1920-an di Hindia Belanda tepatnya di Bandung terdapat rumah maksiat yang berkedok sebagai restoran milik pengusaha Belanda yang bernama Rumondt. Rumah maksiat ini terletak di atas jalan menuju Lembang. Namanya De Duif, yang artinya Merpati. Tapi di tempat ini yang dimakan adalah daging mentah , maka orang-orang pada saat itu sering menyebutnya de Duivel, artinya setan. Di rumah tersebut tersedia perempuan-perempuan sundal Belanda totok yang tergolong cantik bagi mereka yang mencari hiburan dengan biaya yang sangat mahal. Laki-laki yang biasa datang kesana rata-rata berusia senja yang memiliki kedudukan tetap, penghasilan tetap, dan selera yang tidak tetap. Artinya, lelaki yang datang ke situ tidak pernah mencicipi satu orang saja yang dilanggannya. Pengusaha rumah mesum yang bernama Rumondt itu selalu menawarkan pelanggannya untuk berganti-ganti pasangan mesum di De Duif. Adapun yang menjadi pelanggannya yaitu rata-rata orang-orang Belanda dan mungkin pula satu- satu dari lelaki pribumi yang menjadi langganan disitu dalah bangsawan dari Yogyakarta, yang tiga bulan sekali datang ke Bandung dengan urusan bisnisnya. Orang itu tak lain bangsawan Martosuwignjo yang dipanggil Gusti Jayeng.
Sebenarnya De Duif sudah dua kali diancam oleh anggota-anggota partai pergerakan nasional untuk di bakar. Ancaman itu bukan semaa-mata karena De Duif adalah rumah maksiat yang tadi berkedok restoran, tetapi karena di rumah itu justru hadir orang-orang yang terang-terangan pro penjajah. Salah seorang yang propenjajahan itu diantaranya ialah Martosuwignjo. Diterimanya Martosuwignjo di rumah itu karena kebetulan di berdarah bangsawan dan beruang banyak.
Di rumah maksiat itu banyak pejabat-pejabat tinggi dan pengusaha-pengusaha perkebunan yang melanggani perempuan Belanda totok kelahiran Banyuwangi bernama asli Agnes Janssens, yang kemudian mengganti nama menjadi Charlotte: bekas istri pegawai negeri di Surabaya yang mula-mula diperkosa oleh Rumondt dan karenanya hidupnya hancur dia dibawa Rumondt ke De Duif
Pada tahun 1923 De Duif tampaknya terancam tutup karena makin matangnya anggota-anggota pergerakan nasional menunjukan kekuatan dan pengaruh politik kepada pribumi untuk menumbuhkan semangat antikolonialisme dan imperialisme Belanda yang dimotori oleh empat orang anggota perkumpulan partai politik yang ada di bandung,yaitu soelastomo anggota Boedi Oetomo, oemar kartoborot anggota Sjarikat Islam, Fred s.s. Lang anggota Roekoen minahassa ,dan Jan bloom anggota indische sociaal democratische vereniging yang kemudian menjadi partai komunis Indonesia, bersama – sama enam puluh orang barisan huru hara,datang menemui rumondt, meminta supaya usahanya ini di tutup.
Yang paling sangar di antara mereka,jlan bloom, turunan Indo belanda yang membaca Das Kapital seperti membaca kitab suci, menuding Rumondt dengan kalimat ancaman yang khas bolsjewik dialah yang memimpin percakapan dalam pertemuan dengan Rumont hari ini. Rumondt tidak peka. Dia mengira ancaman orang-orang partai itu hanya sekefar gerk sambal. Dia kaget da n tubuhnya melemas seperti kehilangan tula, karena ternyata ancaman itu benar. Para Februari, api berkobar-kobar membakar De Duif setelah lima bom rakitan buatan orang-orang partai itu dilemparkan ke situ. Rumondt sebagai pengusaha rumah itu hanya bisa menyaksikan kobaran api menghacurkan De Duif. Juga sundal-sundal Belanda totok, termasuk bintangnya Charlotte, berlari-lari menghindari api.
Dengan dana yang diberikan oleh asuransi, ditambah dengan kresit yang berhasil diperolehnya dari Javasvhe Bank(mini menjadi Bank Indonesia) di Bragaweg (kini jl. Braga), merenovasi bekas Villa milik BYahudi menjadi De Duif yang baru. Tiga bulan lamanya merenovasi bangunan. Bagi Rumondt yang menjadi ancaman yang membahayakan adalah seorang Baron dan Hovel yang menunjukan kesan yang sangat condong akan perhatiannya terhadap persoalan-persoalan pribumi yang dijajah. Nama Hoevel secara langsung jadi sangat penting bagi perkumpulan Preanger Vooruit, sebab perkumpulan ini yang anggota-anggotanya terdiri dari pengnugsaha-pengusaha kaya Preanger planters yang giat mempromosikan bandung ke antero hindia belanda sebagai Parijs van java,dengan rangsangan veel mooi meisjes wonen hier, banyak perempuan bahenol berdiam disini menganggap ceramah hoevell kemarin itu dengan tegas mengancam usaha mereka.
Rumondt membahas ini dengan ketua preanger vooruit,Ch.J.C.T.Van der wijk.dia taahu van der vijk sangat cerdik dan berpikir tenang.Selama setahun ini Van Der Wijk menjabat ketua perkumpulan Preanger Voorit. Gagasan –gagasan kewisataan untuk menjadikan Bandung sebagai Parijs van Java sangat dipujikan orang dan sampai tiba pada satu nama yang membuat anggota-anggota Preanger Vooruit ini seperti kebakaran jenggot: Hoevel. Dengan kecerdikannya Van Der Wijk mengushulkan ide kasarnya untuk menyogok Hoevel. Rumondt. Rumondt akan terkejut besok-besok ketika dmia berhadapan langsung Kluyers
Kluyers mendatangi Hoevel untnuk membecirakan rencana Rumont untuk membangun kembali De Duif yang baru karena Romondt telah mendapat izin dari kepala izin bangunan, Haaxman, yang notabene anggota Preanger Vooriut. Rakyat pribumi yang sebelumnya tidak mtahu, kini menjadi tahu betapa jeleknya usaha orang-orang yang bersembunyi di balik Preanger Vooriut itu.. Parijs van Java yang dibangun oleh orgaisasi yang terkumpul dalam Preanger Vourit dijadikan semata-mata sebgai kota hiburan seks belaka, kata Kluyers ini sangat menyakitkan sekali, tetapi masih untung ada orang yang beradarah Belanda yang bernama Bloom, yang membakar De Duif..
Rumah maksiat telah selesai di bangun Rumondt, tetapi namanya diganti menjadi De Druif yang artinya anggur, kini snundal-sundalnya dianggapnya sebagai anggur, manis dan memabukan. Penggantian nama ini maksudnya untuk mengaburkan perhatian orang-orang yang selama ini mengintai terus sepak terjang orang-orang Preanger Voorit yaitu Bloom, Hoevel, dan Kluyer. Menjelang De Druif beroprasi, orang-orang yang tergabung dalam Preanger Vooruit menyambut dengan gembira. Dengan ruang kamar De Druif yang di desain nuansa abad ke 17, seluruh dinding dipenuhi dengan gambar-gambar dalam lis kaca, gambar yang paling mencolok adalah gambar dewa anggur Yunani dan Romawi, Bacchus.. Orang-orang Bandung nantinya amkan menyebut De Druif ini kafe, karena memang pension inilah satu-satunya di Bandung yang menyediakan kopi p[aling lengkap..
Dalam bulan pertama De Druif beroprasi, hanya empat orang snundal yang tersedia, termasuk primadonya Charlotte, Sundal-sundal yang dulu bekerja di Duif mereka pulang ke kampong halamananya masing-masing seperti Semarang, Durabanya, da n Banyuwangi. Tidaklah sulit untuk pengusaha De Druif waktu itu mendapatkan perempuan Belanda yang mau di ajak berselingkuh. Para pengusaha De Druif biasa mendapatkan perempuan Belanda totok di daerah Tegalega karena setiap tahun di Tegalega sering diadakan pacuan kuda dan semua orang Belanda di antero Priangan datang ke smitu dengan memakai pakaian putjih-putih. Perempuan-perempempuan Belanda hadir dengawn menggunakan gaun panjang, membawa payungsebagai mode. Perempuan-perempouan Belanda totok, yang berstatus istri resmi, dapat saja di ambil darmi arena pacuan kuda untnuk dibawa ke hotel, berzinah, lalu pulang kembali ke pacuan kuda untuk kembali menonton.. Di antara istri-istri yang akhirnya meninggalkan suaminya, cerai, dan berprilaku gatal yang kemudmioan meneruskan kesukaannya zinah itu de ngan menjadikan dirinya sebagai barang di hotel-hotel tertenthu luar De Duif yang kini De Druif. Oleh karena itu,orang Belanda di Bandung pada waktu itnu menjadi kecaman Hoevel.
Empat orang sundal yang sekarang ada di De Druif itu, dari istri-istri para suami yang sibuk, yang kini menjadi anggur-anggur Pendion De Druif adalah perempuan-perempuan yang di gaet pengusaha De Druif yaitu Rumondt di pacuan kuda di Tegalega. De Druif yang berkedok restoran ini sangatlah dijaga ketat, itu maksudnya untnuk menghindari dari intaian orang-orang yang melawan segala gagasan pariwisata Bandung di bawah konsep Preanger Vooruit yang menaruh seks sebagai unsure pemikat Parijs van Java.
Dengan paparan yang singkat ini, kita akan mengetahui bagaimana kehidupan social pada awal abad 20 sekitar tahun 1920 di Hindia Belanda khususnya di Bandung dengan kegiatan pelacuran yang sangat merajalela, dan kebetulan pada waktu itu Preanger Voouirit sedang gencar-gencarnya usaha untuk menjadikan Bandung sebagai Parijs van Java atau Parisnya di Jawa. Parijs van Java ini dibangun sebagai tujuan wisata di Hindia Belanda. Preanger Vooruit yang sebagai kumpulan yang membangun Bandung sebagai Parijs van Java ini menaruh Seks sebagai pemikat wisatawan. Konsep yang dipakai oleh Preanger Voourit sebagai pelaksanaan pembangunan banyak tentangan-tentangan dari berbagai pihak baik itu dari bangsa Belanda itu sendiri seperti dari Bloom, Kluyer, dan Hoevel, ada juga dari pejuang-pejuang pergerakan seperti organisasi Boedi Utomo, Sarekat islam Indishe Partij. Maka dengan itu kita tidak salah menyebut Bandung sampai sekarang sebagai tujuan wisata seks, karena jelas dari dulu pun Bandung sudah terkenal sebagai tujuan wisata seks yang berkedok Parijs van Java. Walaupun pada awal-awal abad 20 pelacur-pelacurnya di Bandung kebanyakan perempuan-perempuan indo, tapi ini merupakan jejak yang akan diikuti oleh perempuan-perempuan pribumi sampai sekarang ini
Mudah-mudahan laporan yang diambil dari buku yang saya baca ini, dapat menggambarkan bagaimana kehidupan social masyarakat di Hjindia Belanda khususnya di Bandung pada awal-awal abad 20-an dengan adanya kehidupan-kehidupan gelap seperti rumah-rumah pelacuran seperti De Druif
HOMERUS
Homerus sering dikaitkan dengan sajak Yunani kuno yang terkenal yaitu Iliad dan Odyssey. Homerus memainkan peranan yang sangat besar dalam pembentukan sajak Illiad dan Odyssey ini dan pengaruhnya sangat kuat dalam kedua karyanya ini. Kedua epik ini merupakan pendidikan kemanusiaan pada masa kekaisaran Roma dan penyebaran agama Kristen. Epik Homerik telah dipengaruhi oleh dampak budaya Renaissance dari Italia. Setelah itu epik Homerik, dengan ditolong oleh penerjemah kemudian menjadi visi yang paling penting dalam tradisi Eropa klasik.
Referensi awal mengenai Homer dan kutipan dari tanggal puisi yang meneunjukkan abad ke 7 SM. Pada saat yang sama adegan dari epic menjadi populer dalam karya seni. Pseudo-Homeric “Himne untuk Appllo dari Delos” mungkin merupakan komposisi dari akhir abad ke 7, diklaim sebagai karya : seorang pria buta yang merenung dalam kekasaran Chios” sebuah referensi pada sebuah tradisi tentang Homer itu sendiri. Gagasan bahwa Homer memiliki keturunan yang dikenal sebagai “Homeridae,” dan bahwa mereka melakukan pemeliharaan dan penyebaran puisinya, pada awal abad ke 6 SM. Sebenarnya, tidak lama sebelum pengetahuan Homeric dimulai dia mendapat beasiswa Theagenes dari Rhegium di Italia Selatan. Pada akhir dari abad yang sama, ia menulis yang pertama kalinya yaitu tentang interpretasi yang mengandung banyak alegori. Pada abad ke 5, fiksi biografis filsuf pre-socratic, Heracleitus dari Ephesus membuat legenda mengenai kematian Homer yang disebabkan karena sakit hati karena tidak mampu memecahkan beberapa teka-teki seorang anak tentang menangkap kutu.
Konsep tentang sebuah kutipan antara Homer dan Hesiod (pembuat puisi kuno setelah homer) telah dimulai dalam tradisi yang menyesatkan. Herodotus menetapkan formulasi teologi Yunani tentang Homer dan Hesiod dan mengklaim bahwa mereka hidup tidak lebih dari 400 tahun sebelum masanya, yaitu abad ke 5 SM. Hal ini berbeda dengan asumsi yang brsifat takhayul, yang populer dalam banyak cerita, bahwa Homer hidup tidak jauh setelah perang Troya .
Karena puisi-puisi Homerus menggunakan dialek Ionic sehingga kepercayaan umum menduga bahwa Homer merupakan penduduk Ionic ( wilayah Asia minor). Penyair Smyrna dan Chios menghubungkan Homer dengan Ionic yang dianggap sebagai tempat kelahirannya. Mereka bersaing untuk mendapatkan kehormatan penyair Pindar, awal abad ke-5. Dalam hal ini tidak ada sumber yang otentik yang menceritakan dimana dan siapa yang membicarakan tentang kata-kata penyair pada masa tersebut. Walaupun ketidaktersediaan sumber-sumber tidak mengurangi Yunani untuk menghargai kedua penyair tersebut. Disini keterangan yang bertahan lama tentang Homerus yaitu keterangan dari Herodotus tetapi hal tersebut sama sekali hanya kebenaran objektif .
Dilain pihak pelajar-pelajar modern sepakat untuk menulusuri dengan menggunakan sumber-sumber kuno yang hanya menerangkan tentang tempat sering dijadikan aktivitas umum dari Homerus. Dari sumber yang paling kuno diceritakan bahwa keturunan dari Homerus “ Homeridae” yang tinggal di pulau Ionic di Chios. Ini dapat juga di benarkan kalau kita lihat dari pernyataan penulis Iliad tentang lingkungan Aegian yang sama dengan daerah yang ada dalam puisi: yaitu puncak Samotthrace muncul masa berselang Imbros ketika dilihat dalam dari daratan Troy, tetapi dalam Odyssey penggambaran Aegean kurang jelas yang ada di Yunani Barat; tetapi ketidakjelasan puisi tentang posisi Ithaca, sebagai contoh, tidak sesuai dengan gaagsan dari seorang pembuat puisi dalam perincian bahan-bahan Ionia yang berasal dari sisi terjauh dunia Yunani.
Disini terdapat keragu-raguan tentang apakah Iliad dan Odyssey diubah oleh penulis yang sama atau tidak. Keraguan ini timbul dari peninggalan karya itu sendiri yang sangat tergantung tentang perbedaan generasi ( Iliad yang berupa perang dan heroisme, sedangkan Odyssey sering bersifat fantastis
tetapi karya tersebut diperkuat oleh perbedaan yang terkesan halus dalam tata bahasa dan beberapa subjek yang terkesan dipaksakan. Konsepsi Aritoteles tentang Odyssey sebagai karya Homer tua bukanlah hal yang mustahil; tetapi jika Iliad adalah yang pertama dari dua puisi itu akan terlihat dari sturkturnya yang lebih sederhana dan pemakaian linguistik bentuk akhir yang lebih sering dalam Odyssey. Dalam beberapa kesamaan dari dua puisi itu adalah sebagian pada saling keterkaitan dalam hal tradisi pembuatan puisi heroisme yang melatar belakanginya.
Bukti internal dari puisi-puisi tersebut adalah dengan menentikan kapan Homer hidup. Baik secara statistik maupun secara metrik, puisi Homer nampak muncul lebih awal daripada puisi Hesiodic, dimana banyak pelajar menempatkannya tidak lama setelah 700 SM, Memang benar bahwa puisi tersebut mengandung banyak elemen tradisional dan kuno, dan latar belakang serta bahasa mereka merupakan campuran dari beragam pembentuk yang diatur pada tanggal-tanggal yang berbeda. Nampaknya dapat diterima untuk menyimpulkan bahwa periode komposisi dari epik dengan skala besar terjadi pada abad ke 9 atau ke 8. dengan beberapa ciri khas yang menentukan lebih jelas pada abad ke 8. Odyssey mungkin termasuk tidak jauh dari akhir abad ini, sedangkan Iliad mungkin pada pertengahan abad ini. Dan mungkin bukan merupakan sebuah kebetulan bahwa pemujaan pahlawan-pahlawan Homeric cenderung untuk terjadi pada akhir abad ke-8, dan adegan dari epik mulai muncul pada saaat sekitar waktu yang sama.
Homer sebagai seorang pembuat puisi oral. Tetapi, bahkan jika namanya diketahui serta wilayahnya dapat diduga, Homerrtetap sebuah proyeksi utama dari puisi-puisi besar itu sendiri. Kualitas puisi itu merupakan seleranya dan pandangannya tentang dunia,
Pengetahuan Homeric merupakan penemuan yang paling penting, dikaitkan terutama dengan nama pelajar di Amerika, Milman Parry, bahwa tradisi Homeric berbentuk oral – dimana puisi ini disebarkan dengan kata-kata dari mulut ke mulut dan tanpa adanya penulisan.
Sebenarnya judul yang diberikan oleh Homer pada puisi itu adalah aoidos, “penyanyi”. Odyssey menjelaskan dua puisi itu dalam beberapa rincian : Phemius, penyanyi panggung dalam istana Odysseus di Ithaca, dan Demodocus, yang tinggal di kota semi-mythical Phaeacians dan menyanyikan untuk bangsawan di istana Alcinous dan untuk mengumpulkan masyarakat pada permainan yang diselenggarakan untuk Odysseus.
Gambarannya tentang Demodocus dan Phemius nampak akurat. Apa yang nampaknya ingin diperkenalkan oleh Homer adalah untuk memperkenalkan konsep gaya puisi yang berbeda, dalam bentuk puisi yang monumental yang membutuhkan lebih dari satu jam untuk membacakannya dan dapat meraih efek yang lebih kompleks, secara literatur maupun secara psikologikal, daripada yang dapat dicapai dalam lagu – lagu yang lebih bersifat anekdot dan episodik dari nenek moyangnya yang terdahulu.
Dalam teknik penulisan puisi, dia menggunakan gaya bahasa “ Furmulaic” yaitu itu menitikberatkan pada pengguaan ephithets dan sajak pengulangan atau kelompok sajak yang dapat ditemukan pada pengimitasi karya sastra seperti Virgil. Contoh yang paling jelas dan paling sederhana adalah perumusan disebut ephite/ kata benda. Sistem penjulukan-kata benda berifat baik ekstensif maupun ekonomis – yang menutupi berbagai subyek dengan penduplikasian ulang yang sangat kecil atau ketumpang tindihan yang tidak perlu. Kelihatannya bahwa hal tersebut begitu murni dan kompleks sebuah sistem tidak bisa menjadi penemuan penyair tunggal tetapi harus secara gradual terlibat dalam tradisi yang berjangka waktu lumayan memerlukan baik perluasan dan ekonomi untuk alasan fungsi – yang bergantung pada unit frase lengkap tersebut kerna sifat dari oral, dimana memori, latihan, dan sejenis improvisasi menggantikan kemajuan deliberasi, pengoreksian sendiri dan kata per kata pada komposer dengan pena dan kertas. Sisa dari kosakata Homer tidak ditandai sebagai formulaik karena aspek epitet – kata benda ( atau contoh terkenal lainnya, sebagiamna dengan ekspresi untuk awal dan akhir dari sebuah pidato). Banyaknya ekspressi dan posisi dari kalimat secara individu ditemukan pada saat tersebut, atau setidaknya kelihatannya seperti itu. Bahkan, terdapat komponen yang formulaik dan siap dibuat dalam bentuk bahasa kuno yang pernah dipakai oleh Home, termasuk aspek yang kurang terlihat seperti penyusunan partikel, kata penghubung, dan kata ganti.
Proses dalam pembuatan kisah iliad yang monumental, yang terdiri lebih dari 16.000 bait, yang memerlukan empat atau lima malam, dan mungkin lebih, untuk mempertunjukannya. Tetapi dalam pemahaman yang penting dari Homer terbentuk melalui kecenderungan pada semua sajak-sajak kepahlawanan oral yang terkenal terhadap elaborasi dan ekspansi.
Struktur puitis kumulatif. Homer pasti telah memutuskan untuk mengelaborasikan karyanya tidak hanya pada kualitasnya tetapi juga pada panjang dan kompleksitasnya. Semua sajak oral memiliki inti yang kumulatif; ayatnya dibentuk melalui penambahan frase demi frase, deskripsi individu dengan menambahkan bait demi bait. Homer kelihatanya telah melakukan kecenderungan kumulatif ini kedalam wilayah sajak dan naratif yang baru; seperti pertimbangan lainnya (sebagai contoh, dalam bahasa puitisnya) dia memakai pandangan dirinya sendiri ke bahan-bahan mentah dari tradisi yang terkenal dan luas.
Memahami asal-usul dan kualitas inti dari Iliad dan Odyssey mengharuskan untuk mencoba menyusun tidak hanya komponen tradisi pra Homer yang terpisah tetapi juga kontribusinya yang mungkin, apakah dibedakan melalui ketergantungannya pada ide monumental atau melalui hal baru melawan tradisi secara keseluruhan atau melalui pengertian lainnya
Komponen dialektal dan linguistik harus dikenali sejauh mungin – kelangsungan hidup bahasa Mycenae, sebagai contoh, atau kata yang biasa digunakan secara khusus di kota-kota Aeolian dari pantai barat Asia Minor, atau bentuk dialek Athena dimasukan kedalam sajak setelah Homer meninggal; jadi referensi tertentu mengenai baju zirah, pakaian, rumah-rumah, kebiasaan penguburan, geografi politik, dan lain-lain, yang nampaknya dihubungkan dengan akhir zaman perunggu, awal zaman besi, atau periode dari Homer itu sendiri – yang paling akhir diambil sebagai awal atau akhir dalam keseluruhan jangkauan tradisi puitis pada masa sebelum Homer. Hal-hal tersebut adalah tugas dari pembelajar Homer modern. Bentuk perbedaan dan ide-ide Homer tersebut tidak dipisahkan kedalam bagian teks yang berbeda, yang oleh karena itu ditempatkan fase awal dan akhir komposisi. Sebaliknya, hal tersebut mungkin akan hidup bersama bentuk lingusitik tunggal (buatan) atau frase deskriptif tunggal. Anggota tradisi manapun tak terkecuali Homer sendiri, mungkin telah memilih mengutamakan salah satu kejadian, untuk menginovasi yang lainnya. . salah satu hasilnya yakni bahwa syair kepahlawanan memiliki kekuatan yang meragukan untuk menilai kejadian historis, seperti penyerbuan Kota Troy atau status pekerja, karena terdapat sumber-sumber ambigu untuk tata bahasa Yunani awal atau teologi. Yang lainnya yakni bahwa hal tersebut tidak terikat pada sudut pandang dunia atau periode atau mode persepsi tunggal; agaknya, penilaian dan pengalaman yang mereka gabungkan tidak terlihat bersama di dunia yang “nyata” meskipun begitu mengungkapkan struktur mendasar dari keberadaan manusia.
Menstabilisasi teks. Pertanyaan yang sulit dan penting , yang mempengaruhi keakuratan teks-teks Homer modern, adalah penaggalan ketika Syair kepahlawanan tersebut “tetap” - yang berarti memberikan bentuk tertulis yang terpecaya, karena perpindahan melalui oral selalu berubah-ubah. Sistem penulisan alpabet mencapai Yunani pada abad ke-9 atau awal abad ke-8 sebelum masehi; sebelum itu terjadi kesenjangan selama 200 atau 300 tahun, setelah runtuhnya kebudayaan Mycenae dan ketidak munculan penulisan Liniear B (dimana setiap tanda secara umum mewakli sebuah silabus), selama dimana Yunani kelihatannya belum mengenal baca tulis. Selama interval tersebut, patinya, kebanyakan tradisi syair kepahlawanan terbentuk. Prasasti alpabet paling awal yang selamat, hanya beberapa diantaranya yang mengandung potongan bait hexameter yang jelas, sekitar 730 sebelum masehi. Oleh karena itu, jika Homer membuat Iliad pada waktu setelah tahun 750 sebelum masehi , dia mungkin telah menggunakan tulisan untuk membantunya. Beberapa pelajar mempercayai dia telah melakukanya. Yang lainnya percaya bahwa ia tetap tidak bisa baca tulis (karena kemampuan baca tulis tidak berhubungan dengan kreatifitas bahasa) tetapi mendiktekan puisi tersebut pada assiten yang bisa baca tulis. Yang lainnya masih percaya bahwa sajak tersebut tetap tersimpan secara oral dan tidak terlau akurat setidaknya hingga pertengahan abad ke-7 .ketika “literatur” dalam pemahaman yang terbatas muncul dalam sajak-sajak Archilocus. Terdapat tujuan untuk semua teori tersebut, tetapi semua ini bisa disetujui: bahwa penggunaan tulisan adalah karena masalah penambahan, bahwa Homer mensikapi dalam cara yang penting seperti penyair oral tradisional. Beberapa pelajar diyakinkan bahwa pengaruh yang lebih halus dan antar referensi dari sajak-sajak tidak akan mungkin tanpa kemampuan untuk memahami teks tertulis. Yang meragukan tentu saja kapasitas bahkan dari sajak-sajak oral biasa pada arah ini secara konstan mengejutkan untuk kebiasaan baca tulis.
Setidaknya teks parsial syair kepahlawanan mungkin digunakan oleh Homeridae dan melalui pengutip profesional yang dikenal sebagai rhapsody (yang tidak lagi kreatif dan tak lagi menggunakan lyre – alat musik petik dari Yunani yang mirip harpa .pen) pada sebagian masa di abad ke-7 sebelum masehi. Versi pertama yang lengkap mungkin telah disusun sebagai standar kompetisi rhapsodi pada festival empat tahunan di Athena, Panathenaea, pada masa selama abad ke-6 sebelum masehi. Meskipun hal tersebut tidak secara permanen mengukuhkan teks tersebut, dan kemudian sejarah syair kepahlawanan adalah salah satu distorsi periodik yang diikuti oleh stabilisasi yang lebih efektif. Penyebaran sajak secara luas sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan Buku Athenian pada abad ke-5 dan perkembangan perpustakaan setelah abad ke-4 diikuti oleh karya kritis pelajar Alexander Aristrachus dari Samotrhace pada abad ke-2 sebelum masehi, dan kemudian penyebaran teks-teks kecil yang akurat (khususnya manuskrip terkenal yang dikenal sebagai venetus A dari Iliad), mengabungkan hasil terbaik dari pembelajarn Greco-Roman, di dunia Byzantium pada abad pertengahan. Porsi yang jarang dari sajak lainnya mungkin telah ditambahkan kemudian, tetapi tak lama setelahnya , penyelesaian komposisi; ekspedisi malam yang berakibat tertangkapnya mata-mata Trojan Dolon dan yang mengisi Buku ke-10 iliad, beberapa adegan dibawah laut pada buku ke-11 Odyssey, dan akhir cerita dari Odyssey setelah garis 296 pada buku ke-23 (diamati oleh Aristracus sebagai kesimpulan asli) adalah calon yang mungkin pada dasar struktur, bahasa, dan gaya.
Meskipun terpisah dari kemungkinan elaborasi berskala medium, Iliad dan Odyssey menggambarkan ketidakkonsistenan semua sajak, dan kadangkala pencampuran penyusun materi tradisional kedalam struktur berskala besar. Kesan utama tersebut adalah salah satu kesatuan yang kuat.
Iliad iliad tidak semata-mata penyaringan dari keseluruhan perang melawan Troy yang berkepanjangan tetapi secara berkelanjutan adalah eskplorasi kepahlawanan yang ideal dalam semua kontrandiksinya - kebanggannya yang mencengkram dan tidak masuk akal , kehebatannya tetapi berkekuatan binatang. Sajak tersebut, sejujurnya adalah cerita kemarahan Achilles, prajurit Yunnani terbesar, yang diumumkan pada kata pertamanya; ribuan bait pada akhir kisah Achilles adalah ketika ia merenung diantara Myrmidon , menunggu janji Zeus untuk dipenuhi – janjinya adalah bahawa Trojan akan membakar kapal Achaean dan memaksa raja Agamemmon untuk kembali bertarung. Banyak sajak-sajak pada buku pertama, dimana perseturuan dimulai , dan pada buku ke-16, dimana Achilles membuat konsensi peting yang membolehkan temannya Patrocolus untuk bertarung atas nama dirinya, terdiri dari adegan pertarungan yang panjang, dimana pertemuan seorang diri dengan sejumlah besar pasukan lawan. Sajak pertarungan tersebut didasarkan pada elemen yang berulang-ulang dan berpola, tetapi hal ini juga sukar bervariasi dengan adanya episode-episode indiviual dan bagian-bagain: kontingen pasukan, duel resmi antara Paris dan Menelaus serta Ajak dan Hector, helen mengindentifikasi Pangeran Achaean, Argamemmon menginspeksi pasukan, kemenangan Diometes, pertemuan terkenal Hector dengan istrinya Andromache di Kota Troy, pembangunan dinding Acahean, delegasi ke Achilles yang tidak berhasil, rayuan Hera pada Zeus dan penguatan poseidon. Kematian Patrolus yang membuat Achilles kembali bertarung , meskipun sebelum penyembuhan tubuh Patroclus, membuat pembagian armor baru bagi Arcg\hilles, dan rekonsiliasi resminya dengan Agamemmon. Pada buku ke-22 dia membunuh Hector si peniou; kemudian di mempertahankan status kepahlawanannya sebagai permainan bagi pemakan Patroclus; dan dalam buku kesimpulan Achilles dipaksa oleh dewa untuk mengembalian nilai peradaban dankemurahan hatinya dengan menyerahkan tubuh hector kepada Raja Priam.
Odyssey, Odyssey cenderung gambling dalam pengekspersiannya dan kadangkala aksinya lebih menyebar, tetapi buku ini menghadirkan struktur yang lebih kompleks dan harmonis dibandingkan dengan Iliad. Elemen utamanya adalah situasi di Ithaca, dimana Penelope, istri Odysseus, dan anaknya yang masih kecil, telemachus, tidak memiliki kekuatan dihadapan peminangnya yang sombongsaat mereka putus asa mengharapkan kembalinya Odysseus dari Pengepungan Kota Troy; perjalanan rahasia Telemachuis ke pelpenese untuk mencari berita tentang ayahnya, dan pertemuannya dengan Nestor, Menelaus, dan Helen; perjalanan Odysseus yang berbahaya, berhadapan dengan Penguasa laut Poseidon , dari pulau Calypso hingga Phaeacian, dan naratif tentang petualangan fantastisnya setelah meninggalkan Troy (dari buku ke-9 hingga buku ke-12), termasuk pelariannya dari gua Cyclops, Polyphemus; kepulanganya ke Ithaca, sendiri dan pada malam harinya sesuai dengan pertengahan sajak, diikuti oleh pertemuanya dengan dewi pelindung Athena, kerumitan penyamarannya, pertemuannya dengan pengembala babi Eumaeus yang terpercaya hingga pertemuannya dengan Telamachus, rencananya yang rumit untuk mengatur peminang, dan terpenuhinya kejayaannya .akhirnya muncul pengenalan dari Penelope yang terpercaya, peneceritaan petualangannya kepada Penelope , pertemuannya dengan ayahnya yang sudah tua, Laertes, dan kepulangannya dengan bantuan Athena, stabilitas kerajaan pulaunya Ithaca. (lihat juga LITERATUR YUNANI: naratif syair kepahlawanan).
Pengaruh Homer kelihatannya memiliki kekuatan pada komponen sajaknya yang sangat menyolok. Keikutsertaan dewa dapat memuliakan baik kejadian manusia yang kelihatannya tidak penting – atau tragedy; hal tersebut pasti dalam jangka waktu yang lama telah menjadi bagian dari tradisi kepahlawanan, tetapi frekuensinya dan kekayaan kedewaaan disusun dalam Iliad, atau keptibadian yang aneh dan hubungan yang saling bertentangan antara Odysseus dengan Athena dalam Odyssey, mungkin mencerminkan rasa dan kapasitas dari sang penulis. Banyaknya sisi pertarugan, realisme kematian dalam ratusan bentuk , mestinya telah terbentuk diantara pendahulu Homer tetapi belum pernah dipakai dengan efek yang begitu massif dan kompleks., dalam similes yang lebih luas kecenderungan aksi kepahlawanan di persegar dengan gambaran penggangu dunia kotemporer yang damai dan cukup berbeda, dalam gambaran yang seringkali dikembangkan hamper berkepanjangan diluar titik langsung perbandingan. Similis tersebut pada penempatan dan detilnya pada akhirnya, bergantung pada komposer utamanya. Dan intuisi umum tersebut, usaha-usaha untuk mengisolasi kontribusi khususnya seringkali mejadi penaklukan diri sendiri. Iliad dan Odyssey memiliki status yang unik secara tepat dan oleh karena itu pertemuan tradisi dan desain yang tidak dapat dianalisis, kemamapan gaya perumusan dan pandangan personal yang brilian. “Homer” menunjukan semua fusi diatas.
Hasilnya adalah campuran literatur dan pemurnian kesusasteraan yang impresif. Bagaimanapun Iliad dan Odyssey , berhutang pada pentingnya kedua hal tersebut bukan hanya dengan keantikannya dan posisinya dalam kebudayaan Yunani tetapi keberhasilan kedua karya tersebut dalammengkepresikan kemenangan dan frustasi umat manusia dalam skala yang besar. Meskipun semua kesusasteraan dalam beberapa derajat harus dibarengi dengan hal tersebut, sajak kepahlawanan bukan dimana kebanyakan orang harus berharap untuk menemukannya. Tetapi puisi tersebut muncul diatas perhatian pada pertarungan heroik atau perjuangan melawan dewa dan alam atau melawan kekuatan monster, dan mereka bisa melakukanya dengan bantuan kesederhanaan serta keahalusan bahasa putis, teknik naratif yang bermacam-macam dan kasar , dan inti dari cerita yang mengagumkan dalam Perang Trojan dan akibatnya. Kekuatan terbesarnya berada, mungkin pada kualitas dramatisnya karena banyak masing-masing sajak terdiri dari percakapann dan pidato , dimana retorika tetap terkontrol dan karakter individual muncul ketika mereka saling bertemu satu sama lain, dan dewa dengan nasihat, penyelidikan, permintaan, pengunduran diri, dan hasrat. Achilles, Hector, Menlasu, Ajax, Odysseus dan para pahlawan lainnya yang bahkan tragedi Yunani selanjutnya sulit untuk menyamakan. Sebagian hasilnya dari arkaisme cerita-cerita yang sangat kuno tersebut, yakni kualitas mitos memberikan pada certita-cerita tersebut sesuatu yang universal dimana semua literatur yang besar cita-citakan dan dimana Homer Memperolehnya secara konsisten dan dengan kemudahan yang pasti menipu.
Referensi awal mengenai Homer dan kutipan dari tanggal puisi yang meneunjukkan abad ke 7 SM. Pada saat yang sama adegan dari epic menjadi populer dalam karya seni. Pseudo-Homeric “Himne untuk Appllo dari Delos” mungkin merupakan komposisi dari akhir abad ke 7, diklaim sebagai karya : seorang pria buta yang merenung dalam kekasaran Chios” sebuah referensi pada sebuah tradisi tentang Homer itu sendiri. Gagasan bahwa Homer memiliki keturunan yang dikenal sebagai “Homeridae,” dan bahwa mereka melakukan pemeliharaan dan penyebaran puisinya, pada awal abad ke 6 SM. Sebenarnya, tidak lama sebelum pengetahuan Homeric dimulai dia mendapat beasiswa Theagenes dari Rhegium di Italia Selatan. Pada akhir dari abad yang sama, ia menulis yang pertama kalinya yaitu tentang interpretasi yang mengandung banyak alegori. Pada abad ke 5, fiksi biografis filsuf pre-socratic, Heracleitus dari Ephesus membuat legenda mengenai kematian Homer yang disebabkan karena sakit hati karena tidak mampu memecahkan beberapa teka-teki seorang anak tentang menangkap kutu.
Konsep tentang sebuah kutipan antara Homer dan Hesiod (pembuat puisi kuno setelah homer) telah dimulai dalam tradisi yang menyesatkan. Herodotus menetapkan formulasi teologi Yunani tentang Homer dan Hesiod dan mengklaim bahwa mereka hidup tidak lebih dari 400 tahun sebelum masanya, yaitu abad ke 5 SM. Hal ini berbeda dengan asumsi yang brsifat takhayul, yang populer dalam banyak cerita, bahwa Homer hidup tidak jauh setelah perang Troya .
Karena puisi-puisi Homerus menggunakan dialek Ionic sehingga kepercayaan umum menduga bahwa Homer merupakan penduduk Ionic ( wilayah Asia minor). Penyair Smyrna dan Chios menghubungkan Homer dengan Ionic yang dianggap sebagai tempat kelahirannya. Mereka bersaing untuk mendapatkan kehormatan penyair Pindar, awal abad ke-5. Dalam hal ini tidak ada sumber yang otentik yang menceritakan dimana dan siapa yang membicarakan tentang kata-kata penyair pada masa tersebut. Walaupun ketidaktersediaan sumber-sumber tidak mengurangi Yunani untuk menghargai kedua penyair tersebut. Disini keterangan yang bertahan lama tentang Homerus yaitu keterangan dari Herodotus tetapi hal tersebut sama sekali hanya kebenaran objektif .
Dilain pihak pelajar-pelajar modern sepakat untuk menulusuri dengan menggunakan sumber-sumber kuno yang hanya menerangkan tentang tempat sering dijadikan aktivitas umum dari Homerus. Dari sumber yang paling kuno diceritakan bahwa keturunan dari Homerus “ Homeridae” yang tinggal di pulau Ionic di Chios. Ini dapat juga di benarkan kalau kita lihat dari pernyataan penulis Iliad tentang lingkungan Aegian yang sama dengan daerah yang ada dalam puisi: yaitu puncak Samotthrace muncul masa berselang Imbros ketika dilihat dalam dari daratan Troy, tetapi dalam Odyssey penggambaran Aegean kurang jelas yang ada di Yunani Barat; tetapi ketidakjelasan puisi tentang posisi Ithaca, sebagai contoh, tidak sesuai dengan gaagsan dari seorang pembuat puisi dalam perincian bahan-bahan Ionia yang berasal dari sisi terjauh dunia Yunani.
Disini terdapat keragu-raguan tentang apakah Iliad dan Odyssey diubah oleh penulis yang sama atau tidak. Keraguan ini timbul dari peninggalan karya itu sendiri yang sangat tergantung tentang perbedaan generasi ( Iliad yang berupa perang dan heroisme, sedangkan Odyssey sering bersifat fantastis
tetapi karya tersebut diperkuat oleh perbedaan yang terkesan halus dalam tata bahasa dan beberapa subjek yang terkesan dipaksakan. Konsepsi Aritoteles tentang Odyssey sebagai karya Homer tua bukanlah hal yang mustahil; tetapi jika Iliad adalah yang pertama dari dua puisi itu akan terlihat dari sturkturnya yang lebih sederhana dan pemakaian linguistik bentuk akhir yang lebih sering dalam Odyssey. Dalam beberapa kesamaan dari dua puisi itu adalah sebagian pada saling keterkaitan dalam hal tradisi pembuatan puisi heroisme yang melatar belakanginya.
Bukti internal dari puisi-puisi tersebut adalah dengan menentikan kapan Homer hidup. Baik secara statistik maupun secara metrik, puisi Homer nampak muncul lebih awal daripada puisi Hesiodic, dimana banyak pelajar menempatkannya tidak lama setelah 700 SM, Memang benar bahwa puisi tersebut mengandung banyak elemen tradisional dan kuno, dan latar belakang serta bahasa mereka merupakan campuran dari beragam pembentuk yang diatur pada tanggal-tanggal yang berbeda. Nampaknya dapat diterima untuk menyimpulkan bahwa periode komposisi dari epik dengan skala besar terjadi pada abad ke 9 atau ke 8. dengan beberapa ciri khas yang menentukan lebih jelas pada abad ke 8. Odyssey mungkin termasuk tidak jauh dari akhir abad ini, sedangkan Iliad mungkin pada pertengahan abad ini. Dan mungkin bukan merupakan sebuah kebetulan bahwa pemujaan pahlawan-pahlawan Homeric cenderung untuk terjadi pada akhir abad ke-8, dan adegan dari epik mulai muncul pada saaat sekitar waktu yang sama.
Homer sebagai seorang pembuat puisi oral. Tetapi, bahkan jika namanya diketahui serta wilayahnya dapat diduga, Homerrtetap sebuah proyeksi utama dari puisi-puisi besar itu sendiri. Kualitas puisi itu merupakan seleranya dan pandangannya tentang dunia,
Pengetahuan Homeric merupakan penemuan yang paling penting, dikaitkan terutama dengan nama pelajar di Amerika, Milman Parry, bahwa tradisi Homeric berbentuk oral – dimana puisi ini disebarkan dengan kata-kata dari mulut ke mulut dan tanpa adanya penulisan.
Sebenarnya judul yang diberikan oleh Homer pada puisi itu adalah aoidos, “penyanyi”. Odyssey menjelaskan dua puisi itu dalam beberapa rincian : Phemius, penyanyi panggung dalam istana Odysseus di Ithaca, dan Demodocus, yang tinggal di kota semi-mythical Phaeacians dan menyanyikan untuk bangsawan di istana Alcinous dan untuk mengumpulkan masyarakat pada permainan yang diselenggarakan untuk Odysseus.
Gambarannya tentang Demodocus dan Phemius nampak akurat. Apa yang nampaknya ingin diperkenalkan oleh Homer adalah untuk memperkenalkan konsep gaya puisi yang berbeda, dalam bentuk puisi yang monumental yang membutuhkan lebih dari satu jam untuk membacakannya dan dapat meraih efek yang lebih kompleks, secara literatur maupun secara psikologikal, daripada yang dapat dicapai dalam lagu – lagu yang lebih bersifat anekdot dan episodik dari nenek moyangnya yang terdahulu.
Dalam teknik penulisan puisi, dia menggunakan gaya bahasa “ Furmulaic” yaitu itu menitikberatkan pada pengguaan ephithets dan sajak pengulangan atau kelompok sajak yang dapat ditemukan pada pengimitasi karya sastra seperti Virgil. Contoh yang paling jelas dan paling sederhana adalah perumusan disebut ephite/ kata benda. Sistem penjulukan-kata benda berifat baik ekstensif maupun ekonomis – yang menutupi berbagai subyek dengan penduplikasian ulang yang sangat kecil atau ketumpang tindihan yang tidak perlu. Kelihatannya bahwa hal tersebut begitu murni dan kompleks sebuah sistem tidak bisa menjadi penemuan penyair tunggal tetapi harus secara gradual terlibat dalam tradisi yang berjangka waktu lumayan memerlukan baik perluasan dan ekonomi untuk alasan fungsi – yang bergantung pada unit frase lengkap tersebut kerna sifat dari oral, dimana memori, latihan, dan sejenis improvisasi menggantikan kemajuan deliberasi, pengoreksian sendiri dan kata per kata pada komposer dengan pena dan kertas. Sisa dari kosakata Homer tidak ditandai sebagai formulaik karena aspek epitet – kata benda ( atau contoh terkenal lainnya, sebagiamna dengan ekspresi untuk awal dan akhir dari sebuah pidato). Banyaknya ekspressi dan posisi dari kalimat secara individu ditemukan pada saat tersebut, atau setidaknya kelihatannya seperti itu. Bahkan, terdapat komponen yang formulaik dan siap dibuat dalam bentuk bahasa kuno yang pernah dipakai oleh Home, termasuk aspek yang kurang terlihat seperti penyusunan partikel, kata penghubung, dan kata ganti.
Proses dalam pembuatan kisah iliad yang monumental, yang terdiri lebih dari 16.000 bait, yang memerlukan empat atau lima malam, dan mungkin lebih, untuk mempertunjukannya. Tetapi dalam pemahaman yang penting dari Homer terbentuk melalui kecenderungan pada semua sajak-sajak kepahlawanan oral yang terkenal terhadap elaborasi dan ekspansi.
Struktur puitis kumulatif. Homer pasti telah memutuskan untuk mengelaborasikan karyanya tidak hanya pada kualitasnya tetapi juga pada panjang dan kompleksitasnya. Semua sajak oral memiliki inti yang kumulatif; ayatnya dibentuk melalui penambahan frase demi frase, deskripsi individu dengan menambahkan bait demi bait. Homer kelihatanya telah melakukan kecenderungan kumulatif ini kedalam wilayah sajak dan naratif yang baru; seperti pertimbangan lainnya (sebagai contoh, dalam bahasa puitisnya) dia memakai pandangan dirinya sendiri ke bahan-bahan mentah dari tradisi yang terkenal dan luas.
Memahami asal-usul dan kualitas inti dari Iliad dan Odyssey mengharuskan untuk mencoba menyusun tidak hanya komponen tradisi pra Homer yang terpisah tetapi juga kontribusinya yang mungkin, apakah dibedakan melalui ketergantungannya pada ide monumental atau melalui hal baru melawan tradisi secara keseluruhan atau melalui pengertian lainnya
Komponen dialektal dan linguistik harus dikenali sejauh mungin – kelangsungan hidup bahasa Mycenae, sebagai contoh, atau kata yang biasa digunakan secara khusus di kota-kota Aeolian dari pantai barat Asia Minor, atau bentuk dialek Athena dimasukan kedalam sajak setelah Homer meninggal; jadi referensi tertentu mengenai baju zirah, pakaian, rumah-rumah, kebiasaan penguburan, geografi politik, dan lain-lain, yang nampaknya dihubungkan dengan akhir zaman perunggu, awal zaman besi, atau periode dari Homer itu sendiri – yang paling akhir diambil sebagai awal atau akhir dalam keseluruhan jangkauan tradisi puitis pada masa sebelum Homer. Hal-hal tersebut adalah tugas dari pembelajar Homer modern. Bentuk perbedaan dan ide-ide Homer tersebut tidak dipisahkan kedalam bagian teks yang berbeda, yang oleh karena itu ditempatkan fase awal dan akhir komposisi. Sebaliknya, hal tersebut mungkin akan hidup bersama bentuk lingusitik tunggal (buatan) atau frase deskriptif tunggal. Anggota tradisi manapun tak terkecuali Homer sendiri, mungkin telah memilih mengutamakan salah satu kejadian, untuk menginovasi yang lainnya. . salah satu hasilnya yakni bahwa syair kepahlawanan memiliki kekuatan yang meragukan untuk menilai kejadian historis, seperti penyerbuan Kota Troy atau status pekerja, karena terdapat sumber-sumber ambigu untuk tata bahasa Yunani awal atau teologi. Yang lainnya yakni bahwa hal tersebut tidak terikat pada sudut pandang dunia atau periode atau mode persepsi tunggal; agaknya, penilaian dan pengalaman yang mereka gabungkan tidak terlihat bersama di dunia yang “nyata” meskipun begitu mengungkapkan struktur mendasar dari keberadaan manusia.
Menstabilisasi teks. Pertanyaan yang sulit dan penting , yang mempengaruhi keakuratan teks-teks Homer modern, adalah penaggalan ketika Syair kepahlawanan tersebut “tetap” - yang berarti memberikan bentuk tertulis yang terpecaya, karena perpindahan melalui oral selalu berubah-ubah. Sistem penulisan alpabet mencapai Yunani pada abad ke-9 atau awal abad ke-8 sebelum masehi; sebelum itu terjadi kesenjangan selama 200 atau 300 tahun, setelah runtuhnya kebudayaan Mycenae dan ketidak munculan penulisan Liniear B (dimana setiap tanda secara umum mewakli sebuah silabus), selama dimana Yunani kelihatannya belum mengenal baca tulis. Selama interval tersebut, patinya, kebanyakan tradisi syair kepahlawanan terbentuk. Prasasti alpabet paling awal yang selamat, hanya beberapa diantaranya yang mengandung potongan bait hexameter yang jelas, sekitar 730 sebelum masehi. Oleh karena itu, jika Homer membuat Iliad pada waktu setelah tahun 750 sebelum masehi , dia mungkin telah menggunakan tulisan untuk membantunya. Beberapa pelajar mempercayai dia telah melakukanya. Yang lainnya percaya bahwa ia tetap tidak bisa baca tulis (karena kemampuan baca tulis tidak berhubungan dengan kreatifitas bahasa) tetapi mendiktekan puisi tersebut pada assiten yang bisa baca tulis. Yang lainnya masih percaya bahwa sajak tersebut tetap tersimpan secara oral dan tidak terlau akurat setidaknya hingga pertengahan abad ke-7 .ketika “literatur” dalam pemahaman yang terbatas muncul dalam sajak-sajak Archilocus. Terdapat tujuan untuk semua teori tersebut, tetapi semua ini bisa disetujui: bahwa penggunaan tulisan adalah karena masalah penambahan, bahwa Homer mensikapi dalam cara yang penting seperti penyair oral tradisional. Beberapa pelajar diyakinkan bahwa pengaruh yang lebih halus dan antar referensi dari sajak-sajak tidak akan mungkin tanpa kemampuan untuk memahami teks tertulis. Yang meragukan tentu saja kapasitas bahkan dari sajak-sajak oral biasa pada arah ini secara konstan mengejutkan untuk kebiasaan baca tulis.
Setidaknya teks parsial syair kepahlawanan mungkin digunakan oleh Homeridae dan melalui pengutip profesional yang dikenal sebagai rhapsody (yang tidak lagi kreatif dan tak lagi menggunakan lyre – alat musik petik dari Yunani yang mirip harpa .pen) pada sebagian masa di abad ke-7 sebelum masehi. Versi pertama yang lengkap mungkin telah disusun sebagai standar kompetisi rhapsodi pada festival empat tahunan di Athena, Panathenaea, pada masa selama abad ke-6 sebelum masehi. Meskipun hal tersebut tidak secara permanen mengukuhkan teks tersebut, dan kemudian sejarah syair kepahlawanan adalah salah satu distorsi periodik yang diikuti oleh stabilisasi yang lebih efektif. Penyebaran sajak secara luas sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan Buku Athenian pada abad ke-5 dan perkembangan perpustakaan setelah abad ke-4 diikuti oleh karya kritis pelajar Alexander Aristrachus dari Samotrhace pada abad ke-2 sebelum masehi, dan kemudian penyebaran teks-teks kecil yang akurat (khususnya manuskrip terkenal yang dikenal sebagai venetus A dari Iliad), mengabungkan hasil terbaik dari pembelajarn Greco-Roman, di dunia Byzantium pada abad pertengahan. Porsi yang jarang dari sajak lainnya mungkin telah ditambahkan kemudian, tetapi tak lama setelahnya , penyelesaian komposisi; ekspedisi malam yang berakibat tertangkapnya mata-mata Trojan Dolon dan yang mengisi Buku ke-10 iliad, beberapa adegan dibawah laut pada buku ke-11 Odyssey, dan akhir cerita dari Odyssey setelah garis 296 pada buku ke-23 (diamati oleh Aristracus sebagai kesimpulan asli) adalah calon yang mungkin pada dasar struktur, bahasa, dan gaya.
Meskipun terpisah dari kemungkinan elaborasi berskala medium, Iliad dan Odyssey menggambarkan ketidakkonsistenan semua sajak, dan kadangkala pencampuran penyusun materi tradisional kedalam struktur berskala besar. Kesan utama tersebut adalah salah satu kesatuan yang kuat.
Iliad iliad tidak semata-mata penyaringan dari keseluruhan perang melawan Troy yang berkepanjangan tetapi secara berkelanjutan adalah eskplorasi kepahlawanan yang ideal dalam semua kontrandiksinya - kebanggannya yang mencengkram dan tidak masuk akal , kehebatannya tetapi berkekuatan binatang. Sajak tersebut, sejujurnya adalah cerita kemarahan Achilles, prajurit Yunnani terbesar, yang diumumkan pada kata pertamanya; ribuan bait pada akhir kisah Achilles adalah ketika ia merenung diantara Myrmidon , menunggu janji Zeus untuk dipenuhi – janjinya adalah bahawa Trojan akan membakar kapal Achaean dan memaksa raja Agamemmon untuk kembali bertarung. Banyak sajak-sajak pada buku pertama, dimana perseturuan dimulai , dan pada buku ke-16, dimana Achilles membuat konsensi peting yang membolehkan temannya Patrocolus untuk bertarung atas nama dirinya, terdiri dari adegan pertarungan yang panjang, dimana pertemuan seorang diri dengan sejumlah besar pasukan lawan. Sajak pertarungan tersebut didasarkan pada elemen yang berulang-ulang dan berpola, tetapi hal ini juga sukar bervariasi dengan adanya episode-episode indiviual dan bagian-bagain: kontingen pasukan, duel resmi antara Paris dan Menelaus serta Ajak dan Hector, helen mengindentifikasi Pangeran Achaean, Argamemmon menginspeksi pasukan, kemenangan Diometes, pertemuan terkenal Hector dengan istrinya Andromache di Kota Troy, pembangunan dinding Acahean, delegasi ke Achilles yang tidak berhasil, rayuan Hera pada Zeus dan penguatan poseidon. Kematian Patrolus yang membuat Achilles kembali bertarung , meskipun sebelum penyembuhan tubuh Patroclus, membuat pembagian armor baru bagi Arcg\hilles, dan rekonsiliasi resminya dengan Agamemmon. Pada buku ke-22 dia membunuh Hector si peniou; kemudian di mempertahankan status kepahlawanannya sebagai permainan bagi pemakan Patroclus; dan dalam buku kesimpulan Achilles dipaksa oleh dewa untuk mengembalian nilai peradaban dankemurahan hatinya dengan menyerahkan tubuh hector kepada Raja Priam.
Odyssey, Odyssey cenderung gambling dalam pengekspersiannya dan kadangkala aksinya lebih menyebar, tetapi buku ini menghadirkan struktur yang lebih kompleks dan harmonis dibandingkan dengan Iliad. Elemen utamanya adalah situasi di Ithaca, dimana Penelope, istri Odysseus, dan anaknya yang masih kecil, telemachus, tidak memiliki kekuatan dihadapan peminangnya yang sombongsaat mereka putus asa mengharapkan kembalinya Odysseus dari Pengepungan Kota Troy; perjalanan rahasia Telemachuis ke pelpenese untuk mencari berita tentang ayahnya, dan pertemuannya dengan Nestor, Menelaus, dan Helen; perjalanan Odysseus yang berbahaya, berhadapan dengan Penguasa laut Poseidon , dari pulau Calypso hingga Phaeacian, dan naratif tentang petualangan fantastisnya setelah meninggalkan Troy (dari buku ke-9 hingga buku ke-12), termasuk pelariannya dari gua Cyclops, Polyphemus; kepulanganya ke Ithaca, sendiri dan pada malam harinya sesuai dengan pertengahan sajak, diikuti oleh pertemuanya dengan dewi pelindung Athena, kerumitan penyamarannya, pertemuannya dengan pengembala babi Eumaeus yang terpercaya hingga pertemuannya dengan Telamachus, rencananya yang rumit untuk mengatur peminang, dan terpenuhinya kejayaannya .akhirnya muncul pengenalan dari Penelope yang terpercaya, peneceritaan petualangannya kepada Penelope , pertemuannya dengan ayahnya yang sudah tua, Laertes, dan kepulangannya dengan bantuan Athena, stabilitas kerajaan pulaunya Ithaca. (lihat juga LITERATUR YUNANI: naratif syair kepahlawanan).
Pengaruh Homer kelihatannya memiliki kekuatan pada komponen sajaknya yang sangat menyolok. Keikutsertaan dewa dapat memuliakan baik kejadian manusia yang kelihatannya tidak penting – atau tragedy; hal tersebut pasti dalam jangka waktu yang lama telah menjadi bagian dari tradisi kepahlawanan, tetapi frekuensinya dan kekayaan kedewaaan disusun dalam Iliad, atau keptibadian yang aneh dan hubungan yang saling bertentangan antara Odysseus dengan Athena dalam Odyssey, mungkin mencerminkan rasa dan kapasitas dari sang penulis. Banyaknya sisi pertarugan, realisme kematian dalam ratusan bentuk , mestinya telah terbentuk diantara pendahulu Homer tetapi belum pernah dipakai dengan efek yang begitu massif dan kompleks., dalam similes yang lebih luas kecenderungan aksi kepahlawanan di persegar dengan gambaran penggangu dunia kotemporer yang damai dan cukup berbeda, dalam gambaran yang seringkali dikembangkan hamper berkepanjangan diluar titik langsung perbandingan. Similis tersebut pada penempatan dan detilnya pada akhirnya, bergantung pada komposer utamanya. Dan intuisi umum tersebut, usaha-usaha untuk mengisolasi kontribusi khususnya seringkali mejadi penaklukan diri sendiri. Iliad dan Odyssey memiliki status yang unik secara tepat dan oleh karena itu pertemuan tradisi dan desain yang tidak dapat dianalisis, kemamapan gaya perumusan dan pandangan personal yang brilian. “Homer” menunjukan semua fusi diatas.
Hasilnya adalah campuran literatur dan pemurnian kesusasteraan yang impresif. Bagaimanapun Iliad dan Odyssey , berhutang pada pentingnya kedua hal tersebut bukan hanya dengan keantikannya dan posisinya dalam kebudayaan Yunani tetapi keberhasilan kedua karya tersebut dalammengkepresikan kemenangan dan frustasi umat manusia dalam skala yang besar. Meskipun semua kesusasteraan dalam beberapa derajat harus dibarengi dengan hal tersebut, sajak kepahlawanan bukan dimana kebanyakan orang harus berharap untuk menemukannya. Tetapi puisi tersebut muncul diatas perhatian pada pertarungan heroik atau perjuangan melawan dewa dan alam atau melawan kekuatan monster, dan mereka bisa melakukanya dengan bantuan kesederhanaan serta keahalusan bahasa putis, teknik naratif yang bermacam-macam dan kasar , dan inti dari cerita yang mengagumkan dalam Perang Trojan dan akibatnya. Kekuatan terbesarnya berada, mungkin pada kualitas dramatisnya karena banyak masing-masing sajak terdiri dari percakapann dan pidato , dimana retorika tetap terkontrol dan karakter individual muncul ketika mereka saling bertemu satu sama lain, dan dewa dengan nasihat, penyelidikan, permintaan, pengunduran diri, dan hasrat. Achilles, Hector, Menlasu, Ajax, Odysseus dan para pahlawan lainnya yang bahkan tragedi Yunani selanjutnya sulit untuk menyamakan. Sebagian hasilnya dari arkaisme cerita-cerita yang sangat kuno tersebut, yakni kualitas mitos memberikan pada certita-cerita tersebut sesuatu yang universal dimana semua literatur yang besar cita-citakan dan dimana Homer Memperolehnya secara konsisten dan dengan kemudahan yang pasti menipu.
Langganan:
Postingan (Atom)