Sabtu, 04 Desember 2010

HOMERUS

Homerus sering dikaitkan dengan sajak Yunani kuno yang terkenal yaitu Iliad dan Odyssey. Homerus memainkan peranan yang sangat besar dalam pembentukan sajak Illiad dan Odyssey ini dan pengaruhnya sangat kuat dalam kedua karyanya ini. Kedua epik ini merupakan pendidikan kemanusiaan pada masa kekaisaran Roma dan penyebaran agama Kristen. Epik Homerik telah dipengaruhi oleh dampak budaya Renaissance dari Italia. Setelah itu epik Homerik, dengan ditolong oleh penerjemah kemudian menjadi visi yang paling penting dalam tradisi Eropa klasik.
Referensi awal mengenai Homer dan kutipan dari tanggal puisi yang meneunjukkan abad ke 7 SM. Pada saat yang sama adegan dari epic menjadi populer dalam karya seni. Pseudo-Homeric “Himne untuk Appllo dari Delos” mungkin merupakan komposisi dari akhir abad ke 7, diklaim sebagai karya : seorang pria buta yang merenung dalam kekasaran Chios” sebuah referensi pada sebuah tradisi tentang Homer itu sendiri. Gagasan bahwa Homer memiliki keturunan yang dikenal sebagai “Homeridae,” dan bahwa mereka melakukan pemeliharaan dan penyebaran puisinya, pada awal abad ke 6 SM. Sebenarnya, tidak lama sebelum pengetahuan Homeric dimulai dia mendapat beasiswa Theagenes dari Rhegium di Italia Selatan. Pada akhir dari abad yang sama, ia menulis yang pertama kalinya yaitu tentang interpretasi yang mengandung banyak alegori. Pada abad ke 5, fiksi biografis filsuf pre-socratic, Heracleitus dari Ephesus membuat legenda mengenai kematian Homer yang disebabkan karena sakit hati karena tidak mampu memecahkan beberapa teka-teki seorang anak tentang menangkap kutu.
Konsep tentang sebuah kutipan antara Homer dan Hesiod (pembuat puisi kuno setelah homer) telah dimulai dalam tradisi yang menyesatkan. Herodotus menetapkan formulasi teologi Yunani tentang Homer dan Hesiod dan mengklaim bahwa mereka hidup tidak lebih dari 400 tahun sebelum masanya, yaitu abad ke 5 SM. Hal ini berbeda dengan asumsi yang brsifat takhayul, yang populer dalam banyak cerita, bahwa Homer hidup tidak jauh setelah perang Troya .
Karena puisi-puisi Homerus menggunakan dialek Ionic sehingga kepercayaan umum menduga bahwa Homer merupakan penduduk Ionic ( wilayah Asia minor). Penyair Smyrna dan Chios menghubungkan Homer dengan Ionic yang dianggap sebagai tempat kelahirannya. Mereka bersaing untuk mendapatkan kehormatan penyair Pindar, awal abad ke-5. Dalam hal ini tidak ada sumber yang otentik yang menceritakan dimana dan siapa yang membicarakan tentang kata-kata penyair pada masa tersebut. Walaupun ketidaktersediaan sumber-sumber tidak mengurangi Yunani untuk menghargai kedua penyair tersebut. Disini keterangan yang bertahan lama tentang Homerus yaitu keterangan dari Herodotus tetapi hal tersebut sama sekali hanya kebenaran objektif .
Dilain pihak pelajar-pelajar modern sepakat untuk menulusuri dengan menggunakan sumber-sumber kuno yang hanya menerangkan tentang tempat sering dijadikan aktivitas umum dari Homerus. Dari sumber yang paling kuno diceritakan bahwa keturunan dari Homerus “ Homeridae” yang tinggal di pulau Ionic di Chios. Ini dapat juga di benarkan kalau kita lihat dari pernyataan penulis Iliad tentang lingkungan Aegian yang sama dengan daerah yang ada dalam puisi: yaitu puncak Samotthrace muncul masa berselang Imbros ketika dilihat dalam dari daratan Troy, tetapi dalam Odyssey penggambaran Aegean kurang jelas yang ada di Yunani Barat; tetapi ketidakjelasan puisi tentang posisi Ithaca, sebagai contoh, tidak sesuai dengan gaagsan dari seorang pembuat puisi dalam perincian bahan-bahan Ionia yang berasal dari sisi terjauh dunia Yunani.
Disini terdapat keragu-raguan tentang apakah Iliad dan Odyssey diubah oleh penulis yang sama atau tidak. Keraguan ini timbul dari peninggalan karya itu sendiri yang sangat tergantung tentang perbedaan generasi ( Iliad yang berupa perang dan heroisme, sedangkan Odyssey sering bersifat fantastis
tetapi karya tersebut diperkuat oleh perbedaan yang terkesan halus dalam tata bahasa dan beberapa subjek yang terkesan dipaksakan. Konsepsi Aritoteles tentang Odyssey sebagai karya Homer tua bukanlah hal yang mustahil; tetapi jika Iliad adalah yang pertama dari dua puisi itu akan terlihat dari sturkturnya yang lebih sederhana dan pemakaian linguistik bentuk akhir yang lebih sering dalam Odyssey. Dalam beberapa kesamaan dari dua puisi itu adalah sebagian pada saling keterkaitan dalam hal tradisi pembuatan puisi heroisme yang melatar belakanginya.
Bukti internal dari puisi-puisi tersebut adalah dengan menentikan kapan Homer hidup. Baik secara statistik maupun secara metrik, puisi Homer nampak muncul lebih awal daripada puisi Hesiodic, dimana banyak pelajar menempatkannya tidak lama setelah 700 SM, Memang benar bahwa puisi tersebut mengandung banyak elemen tradisional dan kuno, dan latar belakang serta bahasa mereka merupakan campuran dari beragam pembentuk yang diatur pada tanggal-tanggal yang berbeda. Nampaknya dapat diterima untuk menyimpulkan bahwa periode komposisi dari epik dengan skala besar terjadi pada abad ke 9 atau ke 8. dengan beberapa ciri khas yang menentukan lebih jelas pada abad ke 8. Odyssey mungkin termasuk tidak jauh dari akhir abad ini, sedangkan Iliad mungkin pada pertengahan abad ini. Dan mungkin bukan merupakan sebuah kebetulan bahwa pemujaan pahlawan-pahlawan Homeric cenderung untuk terjadi pada akhir abad ke-8, dan adegan dari epik mulai muncul pada saaat sekitar waktu yang sama.
Homer sebagai seorang pembuat puisi oral. Tetapi, bahkan jika namanya diketahui serta wilayahnya dapat diduga, Homerrtetap sebuah proyeksi utama dari puisi-puisi besar itu sendiri. Kualitas puisi itu merupakan seleranya dan pandangannya tentang dunia,
Pengetahuan Homeric merupakan penemuan yang paling penting, dikaitkan terutama dengan nama pelajar di Amerika, Milman Parry, bahwa tradisi Homeric berbentuk oral – dimana puisi ini disebarkan dengan kata-kata dari mulut ke mulut dan tanpa adanya penulisan.
Sebenarnya judul yang diberikan oleh Homer pada puisi itu adalah aoidos, “penyanyi”. Odyssey menjelaskan dua puisi itu dalam beberapa rincian : Phemius, penyanyi panggung dalam istana Odysseus di Ithaca, dan Demodocus, yang tinggal di kota semi-mythical Phaeacians dan menyanyikan untuk bangsawan di istana Alcinous dan untuk mengumpulkan masyarakat pada permainan yang diselenggarakan untuk Odysseus.
Gambarannya tentang Demodocus dan Phemius nampak akurat. Apa yang nampaknya ingin diperkenalkan oleh Homer adalah untuk memperkenalkan konsep gaya puisi yang berbeda, dalam bentuk puisi yang monumental yang membutuhkan lebih dari satu jam untuk membacakannya dan dapat meraih efek yang lebih kompleks, secara literatur maupun secara psikologikal, daripada yang dapat dicapai dalam lagu – lagu yang lebih bersifat anekdot dan episodik dari nenek moyangnya yang terdahulu.
Dalam teknik penulisan puisi, dia menggunakan gaya bahasa “ Furmulaic” yaitu itu menitikberatkan pada pengguaan ephithets dan sajak pengulangan atau kelompok sajak yang dapat ditemukan pada pengimitasi karya sastra seperti Virgil. Contoh yang paling jelas dan paling sederhana adalah perumusan disebut ephite/ kata benda. Sistem penjulukan-kata benda berifat baik ekstensif maupun ekonomis – yang menutupi berbagai subyek dengan penduplikasian ulang yang sangat kecil atau ketumpang tindihan yang tidak perlu. Kelihatannya bahwa hal tersebut begitu murni dan kompleks sebuah sistem tidak bisa menjadi penemuan penyair tunggal tetapi harus secara gradual terlibat dalam tradisi yang berjangka waktu lumayan memerlukan baik perluasan dan ekonomi untuk alasan fungsi – yang bergantung pada unit frase lengkap tersebut kerna sifat dari oral, dimana memori, latihan, dan sejenis improvisasi menggantikan kemajuan deliberasi, pengoreksian sendiri dan kata per kata pada komposer dengan pena dan kertas. Sisa dari kosakata Homer tidak ditandai sebagai formulaik karena aspek epitet – kata benda ( atau contoh terkenal lainnya, sebagiamna dengan ekspresi untuk awal dan akhir dari sebuah pidato). Banyaknya ekspressi dan posisi dari kalimat secara individu ditemukan pada saat tersebut, atau setidaknya kelihatannya seperti itu. Bahkan, terdapat komponen yang formulaik dan siap dibuat dalam bentuk bahasa kuno yang pernah dipakai oleh Home, termasuk aspek yang kurang terlihat seperti penyusunan partikel, kata penghubung, dan kata ganti.
Proses dalam pembuatan kisah iliad yang monumental, yang terdiri lebih dari 16.000 bait, yang memerlukan empat atau lima malam, dan mungkin lebih, untuk mempertunjukannya. Tetapi dalam pemahaman yang penting dari Homer terbentuk melalui kecenderungan pada semua sajak-sajak kepahlawanan oral yang terkenal terhadap elaborasi dan ekspansi.
Struktur puitis kumulatif. Homer pasti telah memutuskan untuk mengelaborasikan karyanya tidak hanya pada kualitasnya tetapi juga pada panjang dan kompleksitasnya. Semua sajak oral memiliki inti yang kumulatif; ayatnya dibentuk melalui penambahan frase demi frase, deskripsi individu dengan menambahkan bait demi bait. Homer kelihatanya telah melakukan kecenderungan kumulatif ini kedalam wilayah sajak dan naratif yang baru; seperti pertimbangan lainnya (sebagai contoh, dalam bahasa puitisnya) dia memakai pandangan dirinya sendiri ke bahan-bahan mentah dari tradisi yang terkenal dan luas.
Memahami asal-usul dan kualitas inti dari Iliad dan Odyssey mengharuskan untuk mencoba menyusun tidak hanya komponen tradisi pra Homer yang terpisah tetapi juga kontribusinya yang mungkin, apakah dibedakan melalui ketergantungannya pada ide monumental atau melalui hal baru melawan tradisi secara keseluruhan atau melalui pengertian lainnya
Komponen dialektal dan linguistik harus dikenali sejauh mungin – kelangsungan hidup bahasa Mycenae, sebagai contoh, atau kata yang biasa digunakan secara khusus di kota-kota Aeolian dari pantai barat Asia Minor, atau bentuk dialek Athena dimasukan kedalam sajak setelah Homer meninggal; jadi referensi tertentu mengenai baju zirah, pakaian, rumah-rumah, kebiasaan penguburan, geografi politik, dan lain-lain, yang nampaknya dihubungkan dengan akhir zaman perunggu, awal zaman besi, atau periode dari Homer itu sendiri – yang paling akhir diambil sebagai awal atau akhir dalam keseluruhan jangkauan tradisi puitis pada masa sebelum Homer. Hal-hal tersebut adalah tugas dari pembelajar Homer modern. Bentuk perbedaan dan ide-ide Homer tersebut tidak dipisahkan kedalam bagian teks yang berbeda, yang oleh karena itu ditempatkan fase awal dan akhir komposisi. Sebaliknya, hal tersebut mungkin akan hidup bersama bentuk lingusitik tunggal (buatan) atau frase deskriptif tunggal. Anggota tradisi manapun tak terkecuali Homer sendiri, mungkin telah memilih mengutamakan salah satu kejadian, untuk menginovasi yang lainnya. . salah satu hasilnya yakni bahwa syair kepahlawanan memiliki kekuatan yang meragukan untuk menilai kejadian historis, seperti penyerbuan Kota Troy atau status pekerja, karena terdapat sumber-sumber ambigu untuk tata bahasa Yunani awal atau teologi. Yang lainnya yakni bahwa hal tersebut tidak terikat pada sudut pandang dunia atau periode atau mode persepsi tunggal; agaknya, penilaian dan pengalaman yang mereka gabungkan tidak terlihat bersama di dunia yang “nyata” meskipun begitu mengungkapkan struktur mendasar dari keberadaan manusia.
Menstabilisasi teks. Pertanyaan yang sulit dan penting , yang mempengaruhi keakuratan teks-teks Homer modern, adalah penaggalan ketika Syair kepahlawanan tersebut “tetap” - yang berarti memberikan bentuk tertulis yang terpecaya, karena perpindahan melalui oral selalu berubah-ubah. Sistem penulisan alpabet mencapai Yunani pada abad ke-9 atau awal abad ke-8 sebelum masehi; sebelum itu terjadi kesenjangan selama 200 atau 300 tahun, setelah runtuhnya kebudayaan Mycenae dan ketidak munculan penulisan Liniear B (dimana setiap tanda secara umum mewakli sebuah silabus), selama dimana Yunani kelihatannya belum mengenal baca tulis. Selama interval tersebut, patinya, kebanyakan tradisi syair kepahlawanan terbentuk. Prasasti alpabet paling awal yang selamat, hanya beberapa diantaranya yang mengandung potongan bait hexameter yang jelas, sekitar 730 sebelum masehi. Oleh karena itu, jika Homer membuat Iliad pada waktu setelah tahun 750 sebelum masehi , dia mungkin telah menggunakan tulisan untuk membantunya. Beberapa pelajar mempercayai dia telah melakukanya. Yang lainnya percaya bahwa ia tetap tidak bisa baca tulis (karena kemampuan baca tulis tidak berhubungan dengan kreatifitas bahasa) tetapi mendiktekan puisi tersebut pada assiten yang bisa baca tulis. Yang lainnya masih percaya bahwa sajak tersebut tetap tersimpan secara oral dan tidak terlau akurat setidaknya hingga pertengahan abad ke-7 .ketika “literatur” dalam pemahaman yang terbatas muncul dalam sajak-sajak Archilocus. Terdapat tujuan untuk semua teori tersebut, tetapi semua ini bisa disetujui: bahwa penggunaan tulisan adalah karena masalah penambahan, bahwa Homer mensikapi dalam cara yang penting seperti penyair oral tradisional. Beberapa pelajar diyakinkan bahwa pengaruh yang lebih halus dan antar referensi dari sajak-sajak tidak akan mungkin tanpa kemampuan untuk memahami teks tertulis. Yang meragukan tentu saja kapasitas bahkan dari sajak-sajak oral biasa pada arah ini secara konstan mengejutkan untuk kebiasaan baca tulis.
Setidaknya teks parsial syair kepahlawanan mungkin digunakan oleh Homeridae dan melalui pengutip profesional yang dikenal sebagai rhapsody (yang tidak lagi kreatif dan tak lagi menggunakan lyre – alat musik petik dari Yunani yang mirip harpa .pen) pada sebagian masa di abad ke-7 sebelum masehi. Versi pertama yang lengkap mungkin telah disusun sebagai standar kompetisi rhapsodi pada festival empat tahunan di Athena, Panathenaea, pada masa selama abad ke-6 sebelum masehi. Meskipun hal tersebut tidak secara permanen mengukuhkan teks tersebut, dan kemudian sejarah syair kepahlawanan adalah salah satu distorsi periodik yang diikuti oleh stabilisasi yang lebih efektif. Penyebaran sajak secara luas sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan Buku Athenian pada abad ke-5 dan perkembangan perpustakaan setelah abad ke-4 diikuti oleh karya kritis pelajar Alexander Aristrachus dari Samotrhace pada abad ke-2 sebelum masehi, dan kemudian penyebaran teks-teks kecil yang akurat (khususnya manuskrip terkenal yang dikenal sebagai venetus A dari Iliad), mengabungkan hasil terbaik dari pembelajarn Greco-Roman, di dunia Byzantium pada abad pertengahan. Porsi yang jarang dari sajak lainnya mungkin telah ditambahkan kemudian, tetapi tak lama setelahnya , penyelesaian komposisi; ekspedisi malam yang berakibat tertangkapnya mata-mata Trojan Dolon dan yang mengisi Buku ke-10 iliad, beberapa adegan dibawah laut pada buku ke-11 Odyssey, dan akhir cerita dari Odyssey setelah garis 296 pada buku ke-23 (diamati oleh Aristracus sebagai kesimpulan asli) adalah calon yang mungkin pada dasar struktur, bahasa, dan gaya.
Meskipun terpisah dari kemungkinan elaborasi berskala medium, Iliad dan Odyssey menggambarkan ketidakkonsistenan semua sajak, dan kadangkala pencampuran penyusun materi tradisional kedalam struktur berskala besar. Kesan utama tersebut adalah salah satu kesatuan yang kuat.
Iliad iliad tidak semata-mata penyaringan dari keseluruhan perang melawan Troy yang berkepanjangan tetapi secara berkelanjutan adalah eskplorasi kepahlawanan yang ideal dalam semua kontrandiksinya - kebanggannya yang mencengkram dan tidak masuk akal , kehebatannya tetapi berkekuatan binatang. Sajak tersebut, sejujurnya adalah cerita kemarahan Achilles, prajurit Yunnani terbesar, yang diumumkan pada kata pertamanya; ribuan bait pada akhir kisah Achilles adalah ketika ia merenung diantara Myrmidon , menunggu janji Zeus untuk dipenuhi – janjinya adalah bahawa Trojan akan membakar kapal Achaean dan memaksa raja Agamemmon untuk kembali bertarung. Banyak sajak-sajak pada buku pertama, dimana perseturuan dimulai , dan pada buku ke-16, dimana Achilles membuat konsensi peting yang membolehkan temannya Patrocolus untuk bertarung atas nama dirinya, terdiri dari adegan pertarungan yang panjang, dimana pertemuan seorang diri dengan sejumlah besar pasukan lawan. Sajak pertarungan tersebut didasarkan pada elemen yang berulang-ulang dan berpola, tetapi hal ini juga sukar bervariasi dengan adanya episode-episode indiviual dan bagian-bagain: kontingen pasukan, duel resmi antara Paris dan Menelaus serta Ajak dan Hector, helen mengindentifikasi Pangeran Achaean, Argamemmon menginspeksi pasukan, kemenangan Diometes, pertemuan terkenal Hector dengan istrinya Andromache di Kota Troy, pembangunan dinding Acahean, delegasi ke Achilles yang tidak berhasil, rayuan Hera pada Zeus dan penguatan poseidon. Kematian Patrolus yang membuat Achilles kembali bertarung , meskipun sebelum penyembuhan tubuh Patroclus, membuat pembagian armor baru bagi Arcg\hilles, dan rekonsiliasi resminya dengan Agamemmon. Pada buku ke-22 dia membunuh Hector si peniou; kemudian di mempertahankan status kepahlawanannya sebagai permainan bagi pemakan Patroclus; dan dalam buku kesimpulan Achilles dipaksa oleh dewa untuk mengembalian nilai peradaban dankemurahan hatinya dengan menyerahkan tubuh hector kepada Raja Priam.
Odyssey, Odyssey cenderung gambling dalam pengekspersiannya dan kadangkala aksinya lebih menyebar, tetapi buku ini menghadirkan struktur yang lebih kompleks dan harmonis dibandingkan dengan Iliad. Elemen utamanya adalah situasi di Ithaca, dimana Penelope, istri Odysseus, dan anaknya yang masih kecil, telemachus, tidak memiliki kekuatan dihadapan peminangnya yang sombongsaat mereka putus asa mengharapkan kembalinya Odysseus dari Pengepungan Kota Troy; perjalanan rahasia Telemachuis ke pelpenese untuk mencari berita tentang ayahnya, dan pertemuannya dengan Nestor, Menelaus, dan Helen; perjalanan Odysseus yang berbahaya, berhadapan dengan Penguasa laut Poseidon , dari pulau Calypso hingga Phaeacian, dan naratif tentang petualangan fantastisnya setelah meninggalkan Troy (dari buku ke-9 hingga buku ke-12), termasuk pelariannya dari gua Cyclops, Polyphemus; kepulanganya ke Ithaca, sendiri dan pada malam harinya sesuai dengan pertengahan sajak, diikuti oleh pertemuanya dengan dewi pelindung Athena, kerumitan penyamarannya, pertemuannya dengan pengembala babi Eumaeus yang terpercaya hingga pertemuannya dengan Telamachus, rencananya yang rumit untuk mengatur peminang, dan terpenuhinya kejayaannya .akhirnya muncul pengenalan dari Penelope yang terpercaya, peneceritaan petualangannya kepada Penelope , pertemuannya dengan ayahnya yang sudah tua, Laertes, dan kepulangannya dengan bantuan Athena, stabilitas kerajaan pulaunya Ithaca. (lihat juga LITERATUR YUNANI: naratif syair kepahlawanan).
Pengaruh Homer kelihatannya memiliki kekuatan pada komponen sajaknya yang sangat menyolok. Keikutsertaan dewa dapat memuliakan baik kejadian manusia yang kelihatannya tidak penting – atau tragedy; hal tersebut pasti dalam jangka waktu yang lama telah menjadi bagian dari tradisi kepahlawanan, tetapi frekuensinya dan kekayaan kedewaaan disusun dalam Iliad, atau keptibadian yang aneh dan hubungan yang saling bertentangan antara Odysseus dengan Athena dalam Odyssey, mungkin mencerminkan rasa dan kapasitas dari sang penulis. Banyaknya sisi pertarugan, realisme kematian dalam ratusan bentuk , mestinya telah terbentuk diantara pendahulu Homer tetapi belum pernah dipakai dengan efek yang begitu massif dan kompleks., dalam similes yang lebih luas kecenderungan aksi kepahlawanan di persegar dengan gambaran penggangu dunia kotemporer yang damai dan cukup berbeda, dalam gambaran yang seringkali dikembangkan hamper berkepanjangan diluar titik langsung perbandingan. Similis tersebut pada penempatan dan detilnya pada akhirnya, bergantung pada komposer utamanya. Dan intuisi umum tersebut, usaha-usaha untuk mengisolasi kontribusi khususnya seringkali mejadi penaklukan diri sendiri. Iliad dan Odyssey memiliki status yang unik secara tepat dan oleh karena itu pertemuan tradisi dan desain yang tidak dapat dianalisis, kemamapan gaya perumusan dan pandangan personal yang brilian. “Homer” menunjukan semua fusi diatas.
Hasilnya adalah campuran literatur dan pemurnian kesusasteraan yang impresif. Bagaimanapun Iliad dan Odyssey , berhutang pada pentingnya kedua hal tersebut bukan hanya dengan keantikannya dan posisinya dalam kebudayaan Yunani tetapi keberhasilan kedua karya tersebut dalammengkepresikan kemenangan dan frustasi umat manusia dalam skala yang besar. Meskipun semua kesusasteraan dalam beberapa derajat harus dibarengi dengan hal tersebut, sajak kepahlawanan bukan dimana kebanyakan orang harus berharap untuk menemukannya. Tetapi puisi tersebut muncul diatas perhatian pada pertarungan heroik atau perjuangan melawan dewa dan alam atau melawan kekuatan monster, dan mereka bisa melakukanya dengan bantuan kesederhanaan serta keahalusan bahasa putis, teknik naratif yang bermacam-macam dan kasar , dan inti dari cerita yang mengagumkan dalam Perang Trojan dan akibatnya. Kekuatan terbesarnya berada, mungkin pada kualitas dramatisnya karena banyak masing-masing sajak terdiri dari percakapann dan pidato , dimana retorika tetap terkontrol dan karakter individual muncul ketika mereka saling bertemu satu sama lain, dan dewa dengan nasihat, penyelidikan, permintaan, pengunduran diri, dan hasrat. Achilles, Hector, Menlasu, Ajax, Odysseus dan para pahlawan lainnya yang bahkan tragedi Yunani selanjutnya sulit untuk menyamakan. Sebagian hasilnya dari arkaisme cerita-cerita yang sangat kuno tersebut, yakni kualitas mitos memberikan pada certita-cerita tersebut sesuatu yang universal dimana semua literatur yang besar cita-citakan dan dimana Homer Memperolehnya secara konsisten dan dengan kemudahan yang pasti menipu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar