Sabtu, 04 Desember 2010

TERSISIHKANYA KAUM PEREMPUAN REZIM TALIBAN

 Ditulis Oleh
Deden Wahyudin

Kaum perempuan merupakan sosok yang sering kita identikan mempunyai sifat yang lemah lembut, berparas anggun, karena perempuan dianggap lemah maka perlu perlindungan dari kaum laki-laki. Memang seperti itulah fitrah dari seorang perempuan yang semestinya mendapat perlindungan, tapi kadang-kadang bukannya mereka mendapat perlindungan malahan yang sering terjadi adalah orang yang semestinya melindunginya malah melakukan tindakan yang seharusnya kaum perempuan tidak terima. Perempuan kadang kala sering dijadikan suatu objek kekerasan oleh kaum laki-laki, bahkan yang melakukan hal tersebut adalah orang terdekat mereka yang seharusnya menjaga dan melindungi mereka, kalau kita sering lihat banyak sekali tindakan kekerasan di dalam rumah tangga dan yang selalu menjadi sasaran kekerasannya itu adalah kaum perempuan. Hal ini sangat Ironis sekali, karena yang semestinya mereka itu mendapat perlindungan malahan mendapaty perlakuan yang seharusnya mereka tidak terima.
Kalau kita melihat bagaimana perempuan-perumpuan yang terkekang dibatasi ruang gerak mereka karena suatu rezim yang menyalahartikan suatu ajaran agama tertentu, ini mungkin sangat ironis sekali. Dengan dilatar belakangi suatu ajaran tertentu, menjadi ruang gerak perempuan dibatasi seperti terjadi di Afganistan pada masa rezim Taliban . Rezim Taliban dengan semangat menegakan syariat islam, maka disini mereka menerapkan aturan yang berkaitan dengan tata kehidupan yang harus seiring dengan ajaran islam. Peraturan yang dibuat ini di klaim bersumber dari Alqur’an, tetapi aturan yang dibuat ini dipandang sangat mengkekang kehidupan kaum perempuan di Afganistan. Di Rezim Taliban ini kehidupan perempuan-perempuan diatur sedemikian rupa, seperti pelarangan bekerja, sekolah bagi kaum perempuan, kalaupun pergi ke luar rumah pun kaum perempuan Afganistan harus ditemani oleh muhrimnya. Kalau kita pandang ini merupakan suatu ketidak-adilan terhadap kaum perempuan, seakan kaum perempuan itu suatu piaran yang harus setiap saat tinggal dirumah.
Aturan semacam ini yang secara notabene bertentangan dengan prinsip liberalisme, adanya diskriminasi yang sangat mencolok terhadap kaum perempuan, tidak adanya sikap keegaliteran yang menjadi ciri aturan ini. Dalam hal ini, perempuan dipandang sebagai manusia yang lemah. Peran serta kaum perempuan dalam ini tidak dikutsertakan dalam aspek kehidupan. Peran serta perempuan sebebarnya sangat penting dan menentukan sekali dalam segala aspek kehidupan ini, tapi banyak orang sering menafikan hal ini karena orang-orang sudah terlanjur memandang bahwa perempuan mahluk yang lemah sehingga orang-orang kurang menghargai peran serta kaum perempuan ini. Perempuan merupakan tiangisuatu negara, dimana kaum perempuan dalam dianggap suatu negara itu baik, maka negara itu akan baik pula, sebaliknya juga apabila kaum perempuan dalam suatu negara bobrok, maka negara itu akan bobrok juga..


Tanggapan dari Novel:
Saddawi, Nawal El.2006. Perempuan di Titik Nol.. Jakarta: Yayasan Obor
Latifa. 2006. Wajah Terlarang. Jakartra: Fresh Book

Tidak ada komentar:

Posting Komentar