Sabtu, 04 Desember 2010

SEJARAH SOSIAL ISLAM : SEJARAH SOSIAL ISLAM :

Perjalanan sejarah suatu wilayah tidaklah selalu berjalan lurus, walaupun wilayah tersebut mempunyai objek perjalanan sejarah yang panjang dan penting untuk kita pelajari. Kadang kala objek sejarah di wilayah itu menjadi termarjinalkan dengan adanya objek sejarah yang lain , baik dari wilayah itu sendiri atau objek sejarah dari daerah yang menganeksasi daerah tersebut. Segala kepentingan yang menyebabkan hal ini terjadi, baik itu kepentingan politik dan kepentingan-kepentingan yang lain. Hal ini terjadi terhadap perjalanan sejarah panjang Hizaj (Mekah dan Madinah), sejarah kawasan ini seakan hilang dari perkembangan sejarah secara umum sejarah Timur Tengah. Sejarawan seakan tidak melihat Hijzaj sebagai suatu objek sejarah yang penting untuk dilirik, persepsi yang timbul ialah para sejarawan sendirilah yang menjadikan termarjinalkan sejarah Hizaj ini. Sejarah timur tengah yang didominasi membicarakan kekuatan politik yang menjadikan kawasan-kawasan , seperti Damaskus, Baghdad, Kairo atau Istambul sebagai basis kekuatan politik islam. Sedangkan sejarah Hizaj yang kurang disinggung dalam dalam kancah sejarah politik islam, hanya dianggap sebagai sejarah kota-kota pusat ibadah dan keagamaan, khususnya ibadah haji.
Paradigma yang timbul ialah ialah paradigma yang menganggap bahwa politik dan hal-hal kekuasaan merupakan poros atau sumbu sejarah yang menentukan perkembangan seluruh aspek kehidupan yang lain. Paradigma seperti ini sebenarnya mendapat keritikan yang tajam karena beberapa hal Ppertama, karena kehidupan kebudayaan manausia tidak menyangkut politik saja.Kedua, sejarah manusia secara objektif tidak hanya ditentukan politik para penguasa ada aspek-aspek lain yang menentukan perjalanan serah manusia. Inilah yang menjadikan kritik terhadap peradigma yang menurut saya keliru.juga.
Hizaj merupakan negeri kelahiran islam, dan kita sering menyabutnya sebagai pusat kegiatan keagamaan agama islam. Mekah dan Madinah merupakan dua kota suci umat islam yang terkenal dan bersejarah, tetapi setelah kekuasaan politik berpindah dari Al-Khulafa al-Rasyidin ke tangan Bani Umayah Hizaj tidak lagi menjadi basis kekuasaan politik. Kekuasaan politik islam pindah ke Damaskus sebagai ibu kota Bani Ummayah, dan selanjutnya kekuasaan islam pindah ke tangan Bani Abbasiah di Baghdad, Hizaj bagaikan negeri terlupakan, dan setelah keruntuhan Bani Abbasiah seluruh wilayah Arab berada kekuasaan politik non Arab.
Kekuasaan Turky Usmani yang menjadiakan Mesir sebagai salah satu propinsi di imperium Usmani, ketika itu penguasa Hizaj beranggapan bahwa Turki Usmani sebagai pewaris kepemimpinan islam, walaupun kemudian dalam perkembangannya ada rasa kecewaan terhadap kekuasaan Turki itu sendiri sebagai akibat dari kebijakan-kebijakan politik Turki Usmani dan akhirnya negeri- negeri yang berada di wilayah kekuasaan Turki menuntut untuk merdeka. Setelah Turki kalah dalam Perang dunia I negeri –negeri yang dulu berada pada kekuasaan Turki kini jatuh ke tangan barat
Setelah adanya gerakan dinasti Saudi, sebagai suatu gerakan reformis yang sebelumnya ada juga gerakan serupa yang dikenal dengan gerakan Wahhabi, sejarah Jazirah Arab termasuk Hijaz, relative terungkap kembali setelah nama seakan terlupakan
Apabila kita simak dari uraian singkat diatas, Hizaj mengalami beberapa perubahan politik yang mendasar. yang berpengaruh di Hizaj itu sendiri adalah dinasti yang menguasainya mulai dari Turki Usmani sampai Dinasti Saudi, sempat juga dikuasai oleh kekuasaan politik Muhammad Ali Pasya yang berkedudukan di Kairo, Mesir. Hizaj menjadi rebutan antara ketiga kekuasaan ini dan akhirnya Hijaz dianeksasi kembali pada tahun 1924 M, yang sempat juga jatuh ke tangan Turki.


Yatim, Badri.1999. Sejarah Sosial Keagamaan Tanah Suci: Hijaz ( Mekah dan Madinah)1800-1925: Jakarta. l

Tidak ada komentar:

Posting Komentar