Sabtu, 04 Desember 2010

MAKALAH (Perkembangan Industri Keramik Plered 1945-2008)

BAB I
PENDAHULUAN


I.I Latar Belakang Masalah

Penelitian ini mengangkat topik mengenai Dinamika Industri Keramik Plered dan Bagaimana Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Masyarakat Sekitar (1945-2008). Penulis disini tidak serta merta menulis sesuatu yang tidak penting untuk ditulis. Menurut penulis topik yang diangkat ini, mempunyai arti penting untuk diteliti (significance of topic). Selain penting untuk diteliti, topik ini juga mempunyai daya tarik tersendiri untuk diteliti (interesting topic) setidaknya menarik bagi diri pribadi penulis. Adapun aspek yang menurut penulis menarik dari topik ini, yaitu bagaimana munculnya industri keramik di Plered dan bagaimana pula perkembangannya. Apabila kita telusuri sejarahnya bahwasannya industri keramik Plered ini sudah ada sekitar awal abad 20 yang tentunya ketika masih zaman pemerintahan colonial Belabda. Apabila dilihat dari munculnya industri keramik ini pada zaman colonial Belanda, dalam pikiran penulis bagaimana keramik itu di produksi dan bagaimana pengaruh dari pemerintah kolonial itu sendiri tehadap industri keramik Plered, dan keramik yang di produksi pada waktu itu itu digunakan untuk apa?. Selain itu juga dalam segi bentuk dan jenis keramik yang di produksi pastinya sudah mengalami perubahan dari masa kemasa. Perubahan bentuk dan jenis keramik itu juga bisa saja dipengaruhi oleh oleh zaman dan pemerintah yang sedang berkuasa, bisa saja keramik dijadikan suatu alat politik bagi penguasa. Yang tak kalah pentingnya juga yaitu bagaimana perkembangan industri keramik Plered ini dari priode-kepriode. Kita tahu awal munculnya industri keramik Plered ini sudah ada sekitar tahun 1900, dan eksistensinya masih terlihat sampai sekarang. Dari perjalannya yang panjang ini, maka banyak dinamika-dinamika yang dialami oleh industri keramik Plered sampai akhirnya sentra industri keramik terkenal sampai ke Mancanegara. Selain dilihat dari aspek Industrinya itu sendiri, penulis juga tertarik bagaimana pengaruh dari adanya Industri Keramik Plered ini terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar. Karena Industri keramik ini yang semula industri rumahan (home Industry) dan berkembang menjadi industri Kecil (smaal Industry) tentunya melibatkan masyarakat sekitar yang berperan sebagai pemilik industri dan yang di pekerjakan sebagai karyawan. Disinilah bagaimana Indusrti keramik ini merubah tatanan kehidupan sosial masyarakat dan lebih jelas lagi tatanan ekonominya. Setidaknya keberadaan Industri ini sangat berpengaruh terhadap masyarakat ketika mereka mengusahakan industri ini.
Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik untuk mengkaji tentang industri keramik Plered terutama dilihat dari aspek industrinya dan pengaruhnya.terhadap kehidupan sosial- ekonomi masyarakat. Dilihat dari aspek industrinya karena disebabkan keramik Plered selain mempunyai fungsi untuk mengungkapkan nilai arsistik, keramik juga memiliki fungsi sebagai komoditas perdagangan baik untuk pasaran lokal dan mancanegara. Dilihat dari pengaruhnya Industri keramik Plered sendiri dapat mengubah tatanan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Ketertarikan lain penulis yaitu mengenai proses perkembangan yang dirintis pada sekitar tahun 1900-an hingga produksi keramik ini menjadi komoditas ekspor unggulan daerah Purwakarta.
Penulis membuat batasan waktu sekitar tahun 1945-2008 dikarenakan pada sekitar tahun 1945-an itu merupakan awal terkenalnya Plered sebagai Insustri keramik di Kabupaten Purwakarta. Dan tahun 2008 sebagai batasan akhir dari topik ini, asumsi penulis sekitar tahun 2008 ini merupakan kegoncangan sector riil yang kedua kalinya setelah krisis moneter tahun 1998 lebih-lebih krisis sekarang ini merupakan krisis global yang berpengaruh terhadap kelangsungan sentra industri keramik Plered ini. Alasan penulis memilih industri keramik Plered sebagai objek penelitian dan bukan Industri keramik di daerah lain seperti di Banten, Kasongan, dan Jogjakarta karena sentara industri keramik Plered ini mempunyai kelebihan dari sentra industri karamik di daerah lain yaitu mempunyai kwalitas yang baik dibandingkan dengan daerah lain dan terkenal baik dalam pasaran lokal maupun pasaran mancanegara. Selain itu juga sentra Industri keramik mempunyai kedekatan emosional yang kuat dan kedekatan intelektual dengan penulis. Selain itu menurut penulis ketersedian sumber mengenai sentra keramik Plered cukup memadai dan menurut penulis mudah untuk mencarinya dan akhirnya memudahkan penulis menyusun makalah ini.

1.2 Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus utamanya adalah untuk menjawab permasalahan mengenai sentra Industri keramik Plered. pada 1945 yang menjadi awal berkembangnya Industri Keramik Plered yang semula merupakan industri rumah tangga (cohage Industry) sampai kemudian berkembang menjadi industri kecil (Smaal Industry)
Sebelum dapat mengetahui perkembangan industri keramik Plered harus pula diketahui asal-usul munculnya keramik Plered tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka muncul permasalahan yang dapat dirumuskan:
1. Bagaimana asal-usul munculnya Industri keramik ?
2. Bagaimana perkembangan sentra Industri keramik Plered sebagai industri Keramik ( Cohage Industry) ?
3. Bagaimana perkembangan sentra industri keramik sebagai industri kecil
4. Apa yang menjadi hambatan kelangsungan sentra industri keramik Plered ?
5. Bagaimana pengaruh dari adanya sentra industri keramik terhadap kehidupan sosial- ekonomi masyarakat sekitar?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penlitian
Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan asal-usul munculnya sentra industri keramik Plered serta menjelaskan perkembanganya sebagai sentra industry rumah tanga dan industri kecil. Selain tujuan diatas, penelitian ini diharapkan berguna bagi semua pihak secara langsung maupun tidak langsung:
Secara langsung : Masukan terhadap tulisan-tulisan mengenai sejarah Sentra Industri Keramik Plered
Secara tidak langsung : Dapat digunakan oleh semua pihak sebagai pegangan dalam
Melihat perkembangan Sentra Industri Keramik Plered




1.4 Metode Penelitian
Penulisan sejarah berbeda dengan ilmu sosial lain. Ilmu sejarah mempunyai metode sendiri. Adapun metode dalam kajian ilmu sejarah, yang pertama Heuristrik (mencari sumber terluis dan sumber lisan). Untuk pencarian sumber penulis mengadakan survey langsung ke lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi, selain itu juga mengadakan study pustaka. Dalam pengumpulan sumber tertulis, diantarnya mencari sumber dilingkungan perpustakaan Fakultas Sastra, di lingkungan Universitas Padjadjaran, perpustakaan UPI, perpustakaan Seni Rupa ITB, BAPUSDA JABAR, Perpustakaan Litbang Keramik Plered. Dalam pengumpulan sumber lisan, penulis mendatangi ketua Klaster (yaitu pokja pengusaha keramik Plered), pengarajin Keramik Plered, kepala desa Anjun Kecamatan Plered, dan kepala UPTD Litbang Keramik Plered yang tak lain untuk melakukan wawancara yang berkaitan dengan penelitian penulis. Selain itu juga penulis menggunakan fasilitas internet untuk memperoleh informasi tambahan mengenai sentra industri keramik. Tahapan ketiga yaitu tahapan kritik, yang mana sumber yang telah ditemukan melalui tahapan heuristik, itu harus diuji dahulu. Pengujan ini dilakukan melalui tahapan kritik/verifikasi. Kritik atau verifikasi ada dua macam yaitu meneliti otentitas sumber, atau keaslian sumber, yang disebut kritik eksternal, dan meneliti kredibelitas sumber yang disebut kritik internal . Tahapan keempat adalah tahapan interpretasi, tahapan ini merupakan rekontruksi imajinatif terhadap objek yang diteliti berdasarkan penafsiran terhadap sumber dengan melalui kritik. Tahapan terakhir adalah tahapan historiografi dalam artian kita berusaha merangkaikan fakta-fakta itu menjadi sesuatu keseluruhan yang harmonis dan masuk akal. Kemampuan mengarang (art of writing) sangat menentukan dalam hal ini .





1.5 Tinjauan Pustaka
Sebuah skripsi mahasiswa UPI yang berjudul “ Perkembangan Industri Keramik Anjun Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta Tahun 1975-1986”, yang menjelaskan bagaimana perkembangan sekitar tahun 1975-1986.
Isi dari skripsi diatas setelah dipelajari oleh penulis kurang mendalam dalam menjelaskan bagaimana asal-usul kemunculan industri keramik di Anjun Kecamatan Plered. Selain itu batasan waktu dalam skripsi terlalu singkat hanya priode 1975-1986. Maka disini penulis ingin memperdalam bagaimana perkembangan industri keramik plered lebih mendalam lagi dan bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar. Asumsi penulis disini bahwasannya penulisan sejarah harus menyentuh aspek sisi kemanusiaan yaitu masyarakat, oleh karena itu ilmu sejarah dimasukan ke kelompok ilmu humaniora, jadi apabila saya membahas mengenai dinamikanya saja dan tidak dikaitkan dengan kehidupan masyarakat walaupun disana ditentukan periode- periode tertentu, itu rasanya tidak afdol. Oleh karena itu penulis membuat judul “Dinamika sentra Industri Keramik Anjun Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta dan pengaruhnya terhadap kehidupan Sosial-ekonomi masyarakat sektar (1945-2008)”. Penulis mengkaitkan keberadaan Sentra Industri Keramik Plered dengan keberadaan masyarakat sekitar supaya terlihat aspek kausalitas antara keduanya.
1.6 Kerangka Teoritis
Sejarah tidak hanya naratif, tetapi peristiwa sejarah membutuhkan penjelasan mengenai faktor-faktor kausal kondisional, kontekstual komponen dan eksponen dari proses sosial yang dikaji.
Sejarah perlu diungkapkan dengan teori dan konsep dari ilmu-ilmu social sebagai kerangka analitis dan kerangka pemikiran teoritis. ,Penulis didini menggunakan konsep “ Industri”. Industri disini adalah kumpulan dari perusahaan yang memproduksi barang yang homogen, untuk menjadi sebuah Industri, maka harus terdapat beberapa atau banyak perusahaan yang mempunyai barang yang homogen.


BAB II
MUNCULNYA INDUSTRI KERAMIK PLERED

2.1. Asal-usul keramik Plered
Keramik adalah hasil dari suatu kebudayaan, walau demikian, tidak aneh ketika disain keramik berubah, karena kebudayaan selalu berkembang seiring dengan kemajuan manusia. Tradisi memproduksi keramik sudah di mulai sejak jaman neolitikum karena dalam pengerjaan sudah ketingkat yang lebih halus. Keramik yang bahan dasar utamanya dari tanah, secara umum mengalami proses pembuatan sebagai berikut : pengolahan tanah liat agar tidak ada yang berlubang, dan di bentuk dengan kehendak penciptanya, dan akhirnya dibakar demi kuatnya barang.. Evolusi sebuah keramik menunjukan berkembangnya suatu peradaban yang menimbulkan komunikasi masa lampau dan yang sekarang dominan serta berakar. Ribuan tahun yang lalu, tanah liat berada di sembarang tempat dan digunakan untuk pembuatan keramik. Sejak jaman prasejarah hingga barang itu menjadi kuat, selain itu lebih tahan lama terus mengalami perubahan yang berarti. Keramik bercorak primitive yaitukramik yang berwarna hitam dan mudah pecah. Penemuan pada umumnya di temukan wilayah Timur- Tengah.
Keramik yang mempunyai nilai tinggi tingkatannya yang masuk ke Indonesia ialah dari Cina, Vietnam, Muang Thai zaman Jawa Timur sebagai pusat kekuasaan di Indonesia . Khususnya yang berasal dari China sangat diminati orang, baik karena mutunya maupun keindahannya. Dalam zaman VOC banyak kapal menjadi pengangkut Keramik dalam perdagangan Asia. Dalam catatan di kantor pusat di Batavia, sejumlah kapal VOC tenggelam pada hal kapal-kapal tersebut banyak membawa keramik. Itulah yang kemudian dilacak oleh pemburu keramik untuk ditemukan kembali.
Di Indonesia banyak daerah yang terkenal sebagai sentra Industri Keramik, seperti di Jawa Tengah tersebar di kota Semarang, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, dan Kabupaten Jepara. Di Jawa Barat ada daerah yang terkenal sebagai sentra Industri Keramik yaitu sentra industri keramik Plered yang berada di kabupaten Purwakarta. . Keramik Plered rasanya tidak asing lagi bagi masyarakat Jawa Barat, bahkan untuk sebagaian masyarakat Indonesia. Plered dikenal sebagai salah satu objek wisata di kabupaten Purwakarta. Keberadaan keramik Plered yang berpusat di desa Anjun ada sejak ratusan tahun silam. Banyak versi yang menyangkut sejarah keramik di daerah ini. Ada yang mengatakan nenek moyang orang Plered berasal dari Plered Yogyakarta. Mereka adalah prajurit kerajaan Mataram yang menyerbu Batavia pada tahun 1629 dan ketika kalah perang, mereka enggan pulang dan memilih menetap di Desa Anjun, wilayah Plered. Disini mereka meneruskan keahlian sebelum menjadi prajurit yakni membuat gerabah . Jadilah wilayah yang mereka tinggali dinamakan Plered sama dengan kampung halaman mereka. Versi lain nama Plered dan keramik sudah ada sejak jaman Neolitikum . pada jaman tersebut, penduduk telah berdatangan di daerah cirata menyusuri daerah citarum. Dari hasil penggalian didaerah cirata ditemukan peninggalan dari batu, kapak persegi , alat untuk menumbuk dan lalu hal tersebut menunjukan bahwa penduduk di daerah tersebut memiliki kegiatan bertani, berhuma diladang, menanam padi dan berburu. Di daerah Cirata, juga diketemukan belanga dan periuk dari tanah, yang perbuatannya sangat sederhana . Di daerah cirata telah ada panjunan , Tempat membuat barang-barang dari tanah liat yang disebut gerabah. Sedangkan di daerah Plered telah terdapat kelompok manusia atau penduduk di derah Panjunan / Anjun , Plered , Nanggorak , Citalang , Gandasoli , dan Cirata . Di daerah Panjunan / Anjun , penduduknya sudah membuat gerabah dan tanah liatnya diambil dari Citalang dan Citeko.
Selain itu, menurut catatan pemerintah Kolonial Belanda industri keramik ini, sudah ada sejak tahun 1795 di mana sekitar Citalang Lio-Lio (tempat pembuatan genteng dan batu-bata, gentong, dan tempayan dan alat-alat kebutuhan rumah tangga), dari sejak itu rumah penduduk yang semula beratap injuk, sirap, daun kelapa dan alang-alang berubah menjadi genteng . Namun menurut seorang tokoh keramik Plered Bapak Darma Kapal bahwa kegiatan pembuatan keramik Plered resmi adanya sejak tahun 1904. Tokoh keramik kala itu adalah ki Dasjan, Sarkun, Aspi, dan Entas. Mereka sudah membuat keramik kasar untuk kebutuhan alat rumah tangga seperti kendi dan tempayan. Bahkan sekitar Anjun (Panjunan) sudah di mulai pembuatan tembikar/gerabah. Mulai tahun 1935, gerabah menjadi industri rumah tangga dan pada tahun yang sama pula ada perusahaan Belanda yang membuat pabrik besar bernama Hendrik De Boa di Warungkandang , Plered. Sampai sekarang keberadaan sentra industri keramik Plered masih eksis dan banyak memproduksi produk unggulan keramik yang mempunyai pasaran ekspor.

2.2. Bentuk dan jenis keramik Plered
Keberagaman jenis dan bentuk keramik Plered banyak mengalami perubahan dari waktu-ke waktu. Keramik Plered setidaknya terpengaruhi dalam segi bentuk dan jenisnya, baik itu terpengaruh oleh keramik dari cina ataupun keramik dari Indonesia itu sendiri. Evolusi dalam segi bentuk sangat terlihat sekali karena setiap priode berbeda trend yang diminati oleh pelanggan. Apabila kita telusuri jemis keramik Plered dari awal berdiri sampai sekarang mempunyai corak yang berbeda.

2.2.2 Bentuk dan kegunaan keramik Plered pra kemerdekaan
Dijaman pra kemerdekaan lebih jauh kita tarik mulai sekitar tahun 1795-1940. Sekitar tahun 1795 di Plered sudah memproduksi berupa genteng dan batu bata serta gentong dan tempayan sederhana untuk kerperluan rumah tangga. Pada waktu barang yang diproduksi semuanya merupakan barang praktis dan mempunyai nilai kegunaan dalam kehidupan sehari-hari, seperti genteng . Genteng disini digunakan sebagai atap rumah yang semula orang-orang Plered menggunakan injuk, sirap, dan kelapa atau alang-alang sebagai atap dirubah dengan menggunakan genteng. Pengaruh genteng juga sampai ke wilayah Kabupaten Karawang yang dahulu wilayah Purwakarta masih termasuk Kabupaten Karawang. Genteng-genteng itu di buat dengan menggunakan cetakan tradisional. Ada 2 (dua) tempat pembuatan genteng dari tanah liat, yaitu di sekitar Citalang untuk pembuatan genteng dan batu bata, serta disekitar Anjun Panjunan (Panjunan) untuk pembuatan gerabah. Selain memproduksi genteng mereka jiga membuat keramik kasar untuk kebutuhan alat rumah tangga seperti kendi dan tempayan sampai Plered dianggap resmi sekitar tahun 1904 dengan para tokohnya kala itu adalah Ki Dasjan, Sarkun, Aspi, dan Entas. Kendi disini mempunyai nilai praktis, orang tua jaman dulu, kendi digunakan sebagai tempat air minum dan sebagai alat yang digunakan dalam berbagai kegiatan upacara, seperti upacara pernikahan, upacara kelahiran bayi sampai uapacara penguburan orang yang meninggal. Kendi merupakan jenis gerabah yang memerlukan daya pembakaran sekitar 700ºC seperti kendi kerdil.



Gambar 2.1 Gerabah berbentuk kendi

Gambar 2.2 Gerabah berbentuk genteng hasil produksi citeko plered Purwakarta





Gambar 2.3 Gerabah berbentuk tempayan
Mulai tahun 1934, produk gerabah yang diglasir di Plered menjadi Industri rumah tangga. Pada tahun tersebut, terdapat perusahaan Belanda yang membuka pabrik glasir bernama Hendrik De Boa di Warung Kondang, Plered. Luas Pabrik tersebut mencapai 0,5 ha.

2.2.3 Bentuk dan jenis keramik Plered (1945-1980)
Sekitar tahun 1945 revolusi dalam segi bentuk keramik sangat terlihat yang semula hanya memproduksi jenis gerabah yang berbentuk kendi, tempayan, genteng kini berubah kearah keramik yang agak halus dangan cara diglasir yang pembakaran sampai 1000ºC. Selain itu juga barang yang dihasilkan bukan saja barang yang mempunyai kegunaan praktis seperti alat-alat rumah tangga tetapi mulai mengarah keramik yang mempunyai nilai seni (arsistik). Adapun jenis keramik yang di produksi seperti aneka guci, aneka pot kembang, aneka pas bunga, aneka cendramata, dan celengan. Para pengusaha keramik memproduksi keramik sesuai dengan ramainya pasar seperti pada tahun 1980-an yang ramai dipasaran ialah pas bunga, dan pot kembang ini ramainya sampai tahun 2000-an. Pada priode 1970-1980-an ini jenis gerabah sempat di exsis kembali seperti celengan, dan sampai sekarang sebenarnya masih produksi oleh sebagian pengrajin. Adapun pemasaran gerabah hanya untuk pasaran lokal saja tidak menembus pasaran mancanegara. Mulai tahun 1980- sekarang para pengrajin kebanyakan lebih ke interior .



Gambar.2.4 Guci

Gambar. 2.5 Pot kembang


Gambar.2.6 Celengan

Gambar.2.7 cendramata dari keramik



Gambar 2.9 Keramik yang di Glasir
Dengan teknologi yang makin tinggi dan kebutuhan yang kian aneka ragam, keramik yang semula merupakan barang yang kurang berharga dapat ditingkatkan nilainya. Lebih-lebih setelah banyak dipergunakan glasir yang memberi kekuatan dan keindahan pada keramik sehingga menambah daya tarik tersendiri dan memberikan nilai keindahan yang dapat menarik perhatian pembeli. Barang-barang yang diwujudkan secara modern dari keramik antara lain: Porselin berupa tegel untuk lantai sehingga nampak lebih bagus dan bersih. Melui penyuluhan yang lebih ilmiah dari pusat kermaik Bandung, industri keramik Plered mulai memperoleh kemajuan baik dalam segi teknik, model, maupun kwalitasnya sehingga pasarannya dapat meningkat. Wujudnya antara lain anjing, ikan, manusia yang sudah mempergunakan aneka warna, keramik tradisional seperti celengan yang berbentuk celeng (babi hutan) praktis mempunyai pasaran. Dengan adanya penyuluhan dari pusat keramik Bandung sentra industri keramik tidaklagi memproduksi keramik yang monoton (hanya guci, celengan, dan pot bunga), kini perajin mulai memproduksi bermacam interior rumah tangga, seperti cangkir dan vas bunga kontemporer. Beberapa perajin gerabah juga sudah bisa membuat penyaring air dari gerabah. Menurut H. Nana, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Penanaman Modal, Kabupaten Purwakarta, sejak dulu, perajin gerabah Plered memang lemah dalam disain produk. Mereka sulit menginovasi bentuk dan memadukan warna-warna yang menarik. Untuk itu, pemerintah turun tangan memberikan penyuluhan, misalnya dengan mendatangkan ahli keramik dari Fakultas Seni Rupa, Institut Teknologi Bandung (ITB), sejak tiga tahun silam. Kini, hasilnya kelihatan. Industri gerabah Plered sebagai salah satu komponen industri rumah tangga perlu terus dikembangkan secara optimal karena industri ini berpotensi besar mendukung ekonomi daerahnya dimasa datang. Industri gerabah Plered telah membuktikan tetap bisa bertahan di tengah badai krisis ekonomi yang menimpanya .

2.3. Desa Anjun sebagai sentra Industri keramik Plered
Anjun merupakan salah satu nama desa yang berada diwilayah kecamatan Plered ±13 km dari kota Purwakarta.Desa Anjun sendiri terdiri 4 (empat) RW, 2 (dua) Dusun, dan 19 (sembilan belas) RT. Desa Anjun sebelah utara berbatas dengan dengan desa Cianting, sebelah selatan berbatasan dengan desa Babakan Sari, sebelah Timur berbatasan dengan desa Babakan sari dan desa Cianting, dan sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Plered. Desa Anjun merupakan pusat Sentra Industri keramik Plered, disinilah pengrajin memproduksi keramik itu. Nama Anjun ini sudah terkenal sebagai pusat kerajinan keramik di Plered sejak ratusan ratusan tahun silam. Nama Anjun sendiri berasal dari kata “Panjunan” yang berarti tempat membuat barang-barang dari tanah liat yang disebut gerabah. Di daerah Panjunan, Plered, penduduknya sudah membuat gerabah dan tanah liatnya yang diambil dari Citalang dan Citeko. Sebenarnya bukan desa Anjun saja yang mempunyai industri keramik tetapi masih ada desa lain di Plered seperti desa Pamoyanan dan Citeko. Tetapi di desa Anjun lebih banyak pengrajinnya dibandingkan dengan desa-desa lain Di Desa Anjun ada 264 unit usaha kecil pengrajin gerabah yang mampu menampung sekitar 3.000 tenaga kerja dan eksis memproduksi memproduksi berbagai model gerabah. Tidak hanya perlengkapan rumah tangga, aneka produk gerabah seni juga mudah ditemukan di kecamatan yang pada akhir 2005 berpenduduk 54,337 jiwa ini.
Kegiatan mengolah tanah liat menjadi gerabah diperkirakan sudah dimulai warga Plered sejak 1904. Kegiatan tersebut diwariskan secara turun-menurun. Tak heran jika pembuatan gerabah sudah menjadi nafas hidup mereka berhari-hari. Awalnya, mereka membuat gerabah untuk memenuhi kebutuhan perkakas rumah tangga. Tetapi, perkembangan kemudian menunjuk bahwa produk kerajinan tangan tersebut mampu menjadi sumber pendapatan tersendiri bagi masyarakat.
Kini masyarakat Plered, khusnya warga Desa Anjun, mengibaratkan gerabah sebagai nasi kenyataannya mereka tidak bisa hidup tanpa kehadirannya. Sekitar 300 orang menjadi pengrajin gerabah disana. Kapasitas produksi setipa tahunnya rata-rata 7,2 juta gerabah dengan total nilai produksi Rp 17,5, miliar. Sekita Rp9,5 miliarya dengan datang daiu pasar ekspor . Gerabah memang membawa berkah bagi warga Desa Anjun dan masyrakat sekitarnya

















BAB III
DINAMIKA INDUSTRI KERAMIK PLERED ( 1945-2007)

3.1. Industri Keramik Plered (1945-1980)
Pada jaman penjajahan Jepang, rakyat Plered sangat menderita seperti halnya ditempat-tempat lain di Indonesia. Rakyat Plered juga harus bekerja sebagai Romusa, bekerja di markas Jepang yang letaknya di kaki Gunung Cupu dan Ciganea untuk membuat gua pertahanan tentara Jepang. Di Plered, pabrik Hendrik De Boa dikuasai oleh Jepang dan namanya diganti jadi Toki Kojo, sehingga perusahaan tersebut tetap berjalan dengan baik. Pada masa kemerdekaan, banyak tukang gerabah ikut maju ke front peperangan dan turut dalam pasukan rakyat di barisan Banteng di Hisbullah menyerbu ke front Padalarang, Tagog Apu atau Front Warung Jeruk. Dengan demikian, produksi gerabah dan keramik di Plered nyaris terhenti sama sekali. Setelah penyerahan kedaulatan tanggal 29 Desember 1945, keadaan di Plered berangsur baik, sehingga produksi gerabah dan keramik mulai bangkit lagi .
Pada tahun 1950, Bung Hatta membuka resmi induk Keramik atas prakarsa tokoh pengrajin keramik Plered, seperti Darma Kapal, Abdul Gani, Soleh, dan Suharno. Induk keramik Plered yang berfungsi sebagai lembaga sarana peningkatan dan pengembangan usaha keramik yang gedungnya dekat gonggo sebetulnya didirikan dalam rangka membantu para pengrajin pada waktu itu. Dengan adanya Induk Keramik, maka Mesin-mesin untuk menghaluskan tanah liat buatan Jerman dikirm langsung dari Jakarta. Induk Keramik yang berada di bawah binaan Dinas Perindustrian Jawa Barat memiliki tingkat produksi yang tinggi. Di samping memproduksi sendiri, Induk keramik juga membimbing industri rumah tangga mulai dari aspek desain, bahan baku, sampai permodalan. Induk Kerami pernah jaya dan gemilang dalam sejarah perkeramikan di Plered pada saat:
1. Pembuatan gentong dan jolang besar berukuran tinggi 170 cm dan diameter 150 cm yang dibuat dalam menghadapi Ganefo ( Game of The New Emerging Force) pada tanggal 10 November 1963. Gentong dan jolang tersebut menghiasi Senayan, Istana Bogor dan Cipanas
2. Pembangunan Masjid Istiqlal, dimana badan dan menaranya terbuat dari bata merah kecil yang diproduksi oleh induk keramik, karena tanah liat Plered memiliki sifat yang sangat lengket dan padat sehingga baik untuk pembangunan
Sayang sekali, Induk Keramik hanya bertahan 5 tahun, setelah itu bangkrut karena kesalahn manajemen. Pabrik Hendrik De Boa yang kemudian dikuasi oleh Dinas Perindustrian Jawa Barat juga harus bubar karena keslahan manajemen pula. Pada tahun 1975, pernah berdiri PT.Abubakar yang merupakan anak asuh dari Pabrik Semen Cibinong. Perusahaan ini sempat melakukan ekspor, tapi pada tahun 1990 mengalami kebangkrutan
Pada tahun 1975 juga, seorang putra Plered bernama Suratani yang pernah bekerja di Taman Impian Jaya Ancol di bagian Keramik, mengadakan pembaharuan. Umumnya, untuk membuat keramik yang indah, gerabah atau biskuitan dari tanah liat harus dibakar 2 (dua) kali. Gagasan yang diusulkan oleh Suratani adalah proses pembakaran gerabah atau bikuitan dari tanah liat tersebut cukup dilakukan sekali saja, kemudian dicat atau dipernis, lalu digosok dengan sikat agar menjadi mengkilat dan tampak indah. Karena gagasan tersebut, banyak produk yang dihasilkan oleh Suratani yang digemari oleh pasar luar negeri, sehingga tiap bulan bisa mengekspor 2-3 kontainer. Gagasan tersebut membuahkan Piala Kalpataru dari Presiden Republik Indonesia pada tahun 1985.
Pada tahun 1950-an gerabah dibikin dan diproduksi secara sederhana. Proses ini berlangsung hingga tahun 1960. Pada sekitar tahun 1950-1970 pengrajin ada sekitar 20 orang dengan memperkerjakan 3-5 orang per pengrajin Gerabah Plered pada periode itu sangat popular sekali sehingga orang mendengar kata keramik langsung berpikir sentra industri keramik. Tahun 1965 perkembangan khususnya keramik porselen dan gerabah Plered mengalami penurunan baik secara kualitas maupun kuantitas penyebabnya karena membanjirnya produk sejenis yang terbuat dari plastik. Dengan menurunya keramik Plered, maka Pemda TK. II Purwakarta pada saat itu bersama-sama dengan perindustrian, Koprasi dan Balai Penelitian Keramik (sekarang Balai Besar Keramik) pada tahun 1974 membentuk Badan Musyawarah Keramik Plered. Pada tahun 1976 BIPIK Departeman Perindustrian mendirikan Unit Percontohan yang berfungsi sebagai tempat membina para pengrajin keramik Plered yang dikelola oleh Balai Besar Keramik Bandung. Tahun 1978 berdiri Koprasi Perajin Keramik Plered yang diberi nama Koprasi BUMI KARYA dengan nomor Badan Hukum 5292/BH/DK-10/78 tanggal 3 Juli 1978. Selang satu tahun sekitar tahun 1979/1980 Departemen Perindustrian melalui proyek BIPIK Jawa Barat mendirikan Pusat Pelayanan Teknis (PPT) dan mulai beroprasi pada tanggal 8 Juli 1981.

3.2 Industri Keramik Plered (1980-2008)
Pada priode tahun 1970-1979 industri keramik Plered sempat melorot dan baru bangkit kembali pada tahun 80-an walaupun barang yang diproduksi jumlahnya kecil. Para pengrajin membuat gerabah hanya untuk keperluan kebutuhan ekonomi rumah tangga saja dan bukan keramik yang bersifat keutuhan seni semata. Jenis gerabah yang diproduksi pun hanya terdiri atas beberapa jenis produk, seperti guci, pot bunga, dan celengan. Ketiga jenis produk ini sekaligus merupakan ikon gerabah Plered pada waktu itu. Tahun 1985 Industri Kecil Keramik Plered mulai menggeliat lagi dengan gerabahnya yang meningkat dalam segi kualitas dan kuantitasnya selain itu juga industri kerajinan keramik Plered memproduksi juga keramik hias hal ini menjadikan industri keramik Plered dianugrahi pengharagaan dari PBB dan Presiden. Tetapi pada tahun 1990-an para pengrajin merasakan menurunya angka pesanan produk kerajinan khas Plered ini sehingga berdampak kepada karyawan, tak jarang para pengrajin pada waktu itu merumahkan para karyawannya, hal ini dirasakan oleh Ajang Udung (39), salah seorang pengrajin. Eman Sulaiman (39), perajin lainnya menyebutkan pada tahun 1985-2000-an ada saja bule yang datang ke kampung mereka. Pulangnya, para bule itu memesan satu-dua kontainer keramik.” Biar pun cuma satu kontainer, hasilnya masih lumayan,” tuturnya.
Sejak Bergulirnya otonomi daerah , pada tahun 2002 Pemermintah Kabupaten Purwakarta membuat kebijakan di lingkungan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Penanaman Modal melalui SK Bupati dengan berdirinya Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Litbang Keramik. Adapun tugas pokok dan fungsinya melakukan dan melaksanakan Penelitian dan Pengembangan Keramik yang ada diwilayah kerja Kabupaten Purwakarta, meliputi penelitian dan pengembangan Teknologi, desain dan Pemasaran. Pada tahun 2003 yang sama pula dilakukan oleh dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Barat mendirikan Unit Instalasi Pengembangan Perindustrian di Bekas Gedung UPT Jl. Lio Anjun, Plered. Selain upaya di atas UPTD litbang Keramik Plered membentuk Pokja Klaster Industri Kerajinan Gerabah / keramik Hias Plered- Purwakarta. Pembentukan Klaster ini sebenarnya di bentuk pada acara FGD (Focus Group Discussion) Diagnosis Klaster Industri Gerabah/ Keramik Hias Plered di Hotel Intan Purwakarta pada tanggal 17 Oktober 2006, dimana pada waktu itu baru sampai pada penetapan visi, misi dan pembentukan Kelompok Kerja (POKJA) yang pengurusanya adalah :
Ketua : H. Eman Sulaeman, SPd
Wakil Ketua : Wawan Setiawan
Sekretaris : Ahmad Nizar SPd
Namun secara resmi pembentukan Klaster tersebut ditetapkan sejak dideklarasikan pada tangga 11 Desember 2007. Pokja Klaster sendiri mempunyai Visi yaitu menjadi klaster industri keramik Pleres sebagai produk unggulan Kabupaten Purwakarta yang berdaya saing di pasar global. Adapun misi dari Pokja Klaster itu sendiri yaitu, pertama meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk industri kerajinan gerabah /keramik hias; kedua, meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar elemen pelaku usaha dan instansi/ lembaga yang berkaitan dengan pengembangan industri kerajinan gerabah/keramik hias; ketiga, meningkatkan promosi produk industri kerajinan gerabah/ keramik hias Plered secara lebih intensif. Adapun tugas pokok dari pokja Klaster itu sendiri yaitu menjembatani masyrakat pengrajin dengan instansi pemermintahan yang terkait, dan dengan pengguna (buyer), dengan adanya Pokja Klaster ini diharapkan bisa meningkatkan kwalitas keramik dan bisa bersaing dengan produk keramik dari daerah lain di pasaran lokal dan internasional. Untuk memperlancar pencapaian itu maka dibentuk koordinator-kordinator yang menangani masing-masing sektor, seperti kordinator yang khusus menangani bahan baku, ada juga kordinator yang menangani pengguna dan lain sebagainya. Adapaun kerja kordinator-kordinator itu diawasi langsung oleh ketua pokja Klaster.
Untuk lebih jelas bagaimana perkembangan Industri keramik Plered, disini dicantumkan data industri keramik Plered
1. Data Keramik Hias Plered Tahun 2003/2004/2005
Jumlah Unit Usaha : 264 Unit
Jumlah Tenaga Kerja
Jenis Produksi/ tahun


Pasar Lokal


Kapasitas Produksi/tahun
Nilai Produksi
Nilai Ekspor tahun 2005
Negara Tujuan Ekspor :
:


:


:
:
:
: 3.000 orang
Aneka Keramik Hias dan Pakani (Vase, Pot, Guci, Tungku Keramik, Celengan, Meja Kursi dll)
Ibu Kota Jakarta, P. Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatra, Kalimtan, Sulawesi, Maluku Utara
7.200.000 buah
Rp. 17.500.000,00
Rp. 9.500.000,00
Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Amerika, Latin, Australia, New Zealand, Perancis, Korea, Taiwan, Jepang, Saudi Arabia, Uni Emirat dan manca Negara lainnya.
2. Data Keramik Bata dan Genteng Plered tahun 2000.
Jumlah Unit Usaha
Jumlah Tenaga Kerja
Jenis Produk
Nilai Investasi
Nilai Produksi :
:
:
:
: 250 Unit
16.850 Orang
Genteng, Bata, Keramik beton, Roster
Rp. 5.674.000.000,00
Rp. 44.908.000.000,00


3. Data dari Departemen Perindustrian RI Th.2005 tentang Industri Keramik Hias/Gerabah di Indonesia
Jumlah Perusahaan
Kapasitas
Nilai Produksi
Utilisasi
Ekspor
Impor
Jumlah Tenaga Kerja :
:
:
:
:
:
:
08.094 (UU)
37.523.000 Ton
Rp.787.696.000,00
60-70%
US $ 14.098.348
US $ 2.419.977
125.946 Orang

Potensi Usaha
Dari setiap pameran keramik yang diselenggarakan baik untuk ekspor maupun pameran untuk pasar local menunjukan banyakya permintaan (peminat) yang berkunjung ke stand pameran Galeri Keramik Plered karena tampilan produk keramik Plered punya keunikan dan keunggulan karekter desain, bentuk, warna serta tekstur yang memikat
Keunggulan Kompetitif Keramik Plered
1. Pemahaman tarhadap konsep dan desain yang kuat;
2. Tim inti, terdiri dari manajemen yang terus dikembangkan dengan disain bentuk, tekstur dan warna yang menarik;
3. Perencanaan produk yang terus dikembangkan dengan disain bentuk, tektur dan warna yang menarik;
4. Penguasaan teknologi produksi sehingga mampu menghasilkan produk berkualitas yang mempunyai daya saing tinggi.

Prospek Pengembangan Usaha
Beberapa prospek pengembangan usaha untuk meraih pasar yang lebih besar, diantaranya:
1. Pengembangan produk keramik yang dihasilkan dengan bahan baku tanah liat earthenware memerlukan investasi peralatan mesin pada masa yang akan datang, selain tingkat produktivitas yang tinggi, kerajinan-kerajinan keramik hias ini diharapkan dapat dijual dengan harga terjangkau dan mutu terjamin sehingga bisa bersaing dipasaran.
2. Pengembangan produk-peroduk lain dengan nuansa desain yang mempunyai trend pasar.
Aspek Pasar
Dari kecilnya nilai penjualan keramik. Plered pada saat, untuk masa mendatang peluang pasar masih terbuka lebar dan potensial baik untuk pasar Domentik mapun pasar ekspor. Secara umum wilayah pemasaran dapat dikelompokan berdasarkan peta pasar seperti berikut ini:
 Indonesia merupakan pasar dalam negeri yang sangat potensial dengan kehidupan budaya masyarakatnya yang menyayangi berbagai bentuk kerajinan cendramata. Meskipun daya daya beli masyarakat Indonesia terbilang rendah, tetapi dari segi sebaran jumlah penduduknya yang banyak menjadi pasar potensial untuk menyerap kerajinan keramik Plered, terutama untuk daerah ibukota Jakarta dan Jawa Barat sekitarnya, daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi serta Maluki Utara. Jenis produk keramik yang disenangi terutama bentuk desain yang fungsional seperti vase/pot bunga dan warna body mengkilap warna-warni penuh ornament.
 NEGARA ASIA, selain Indonesia negara Malaysia, Singapura, Uni Emirat Arab dan Brunai Darusalam mempunyai jumlah penduduk yang jauh lebih sedikit dibanding Indonesia, akan tetapi mempunyai daya beli yang tinggi (pendapatan perkapitanya lebih tinggi). Jenis produk keramik yang disenangi terutama bentuk disain yang fungsional dan warna body keramik mengkilap dan warna –warni penuh ornament.
 NEGARA EROPA, selama ini daerah pemasaran yang sangat potensial untuk pasar ekspor, karena penduduknya relative maju dan sangat menyenangi art (seni) tinggi. Jenis produk keramik yang disenangi terutama bentuk disain antic dan klasik cendrung bentuk-bentuk yang minimalis eklektis
 AUSTRALIA DAN SELANDIA BARU, selama ini juga termasuk daerah pemasaran yan sangat baik untuk pasar ekspor, karena penduduknya relatif maju dan sangat menyenangi art (seni) tinggi. Jenis produk keramik yang disenangi terutamaw bentuk desain antic beronamen minimalis dan warna lebih ke Natural Antik.
 AMERIKA SERIKAT, AMERIKA LATIN, merupakan daerah pemasaran yang sangat potensial sekali untuk pasar ekspor, karena penduduknya relative maju dan sangat menyenangi art (seni) tinggi.

Permintaan dan Pangsa Pasar
Ditinjau dari jumlah penduduk, daya beli dan minat konsumen tarhadap produk-produk kerajinan keramik tembikar/gerabah serta estimasi pertumbuhan pasar, nilia permintaan pasar baik lokal maupun ekspor, diperkirakan nilai permintaan yang dapat dipenuhi oleh pengrajin keramik Plered max. 25% dari total permintaan pasar (baik local maupun ekspor). Krisis ekonomi global sekarang ini sangat mempengaruhi permintaan baik permintaan dari dalam negeri dan luar negeri karena daya beli masyarakat menurun. Menurunnya permintaan ini sangat dirasakan sekali oleh para pengrajin, oleh karena itu tak ayal banyak pengrajin banting setir menjajaki usaha lain.Tutur “H.Eman”(Ketua Pokja Klaster)
Fasilitas Produksi dan Pemasaran
Kondisi saat ini fasilitas produksi Keramik Plered yang berlokasi di wilayah Plered Kabupaten purwakarta dan Galeri UPTD Litbang Keramik Dinas Perindustrian Perdagangan dan Penanaman Modal Kab. Purwakarta, Jl. Raya Anjun No 12 B Gunung Cupu Plered Purwakarta Jawa-Barat jauh memadai, apalagi dari sebagian masyarakat pengrajin keramik pada umumnya sarana prasarana produksinya haya bersifat tradisonal saja.

Kapasitas dan Hambatan Kerajinan Keramik Plered
Kapasitas produksi keramik Plered masih jauh dari permintaan pasar yang ada. Permintaan lokal yang desain dan karakter warna yang cukup baik dan diterima di pasaaran belum bisa memadai. Untuk memenuhi proyeksi penjualan produksi keramik yang lebih modern dan tepat guna. Hal ini untuk menghindari persaingan pasar yang tidak sehat. Hasil produksi kerajinan keramik Plered juga selain diminati oleh pasar local juga banyak diminati oleh berbagai Negara

Hambatan Produksi
Dalam pengembangan prosuk kerajianan keramik Plered terdapat bebrapa permasalahan produksi yang dihadapi:
1. Kenaikan harga terutama BBM sebagai salah sawtu komponen utama dalam proses produksi keramik menyebabkan produktiviatas menjadi terhambat dan tingginya harga pokok produksi sehingga menyulitkan dalam penyediaan modal kerja:
2. Rendahnya kapasitas prosuksi yang disebabkan kurangnya peralatan produksi yang baik dan standar, terutama di dalam proses desain dan pembentukan, maka pekerjaan bisa dilakukan makasimal;
3. Rendahnya pemahaman pengrajin terhadap perlakukan metodologi dan teknologi proses pembuatan keramik yang benar, sihingga produksi kurang standar, baik mutu, bentuk, serta ukuran;
4. Pengetahuan dan belum ada unit/lembaga penyedia bahan baku siap pakai yang standar
5. Pengembangan desain yang berorientasi pasar masih lemah karena kurangnya mpengetahuan dan terbatasnya informasi pasar;
6. Terbatasnya kemampuan melakukan promosi dan pemasaran secara mandiri.
7. Terbatasnya kemampuan pengrajin masih sangat dasar yang diperoleh secara turun-temurun (relatife kurang kreatif)
8. Proses produksi dan finishing masih lemah baik manajemen maupun teknologinya
9. Diversifikasi produk belum berkembang (stereotif) sehingga pesanan keramik cendrung hanya berdasarkan job order dengan desain yang sudah ditentukan dengan nilai keuntungan rendah.
10. Tingkat pengetahuan masyarakat pengrajin masih rendah , karena rendahnya tingkat pendidikan yang diselesaikan umumnya hanya sampai Sekolah Dasar.
Yang menjadi hambatan produk kerajinan keramik Plered adalah masalah standarisasi mutu produk dan penetapan harga yang belum jelas dari segi nilai Harga Pokok Produksi. Sehingga penetapan harga yang masih berubah-ubah, untuk manajeman kerajinan keramik Plered harus dibuat perubahan jelas dan terinci.
BAB IV
PENGARUH INDUSTRI KERAMIK KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

4.1 Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat sekitar Sentra Industri Keramik Plered
Kehidupan sosial-ekonomi masyarakat sangat dipengaruhi oleh kondisi geogerafis wilayahnya. Kondisi geografis itu sangat menentukan karekter mental suatu komunitas masyarakat. Selain itu, kondisi geogerafis juga menentukan masyarakat suatu wilayah tertentu untuk bisa berkomunikasi dengan masyarakat wilayah lain dalam rangka bersosialisasi baik itu untuk berkegiatan perekonomian masyarakat ataupun kegiatannya yang lain. Wilayah Plered merupakan wilayah yang bisa dianggap strategis karena letaknya bisa diakses dengan mudah. Letak wilayah Plered yang mudah diakses itu, setidaknya memberikan keuntungan bagi kegiatan perkonomian masyarakat yang kebanyakan bergelut sebagai pengrajin keramik yang bersifat industri rumah tangga (home Industry). Sejak dulu masyarakat Plered bergelut dengan kerajinan keramiknya dan masih bertahan samapai sekarang. Sejak awal abad 20 ada sekitar 10 pengrajin keramik yang memproduksi sendiri tanpa melibatkan orang lain, dan barang yang diproduksi pun hanya sejenis gerabah yang mempunyai kegunaan sebagai alat rumah tangga. Sekitar tahun 1950-1980-an banyak bermunculan pengusaha keramik yang mendirikan industri keramik yang masih bersifat industri rumahan dan banyak menyerap tanaga kerja masyarakat sekitar. Pada periode itu pula banyak masyarakat yang bekerja sebagai buruh pembuat keramik dan itu berlangsung sampai akhir abad 20. Apalagi sekitar tahun 1985-1990 banyak permintaan dari pasaran lokal dan pasaran internasional sehingga para pengusaha pada waktu kebanjiran order dan untuk memenuhi permintaan pasar, para pengusaha mempercepet proses produksi dengan cara menambah tenaga kerja. Kegiatan penjualan keramik sebagai barang ekspor sangat menguntungkan para pengusaha keramik sehingga pendapatan pengusaha semakin besar dan bisa membayar pekerjanya dengan upah yang lebih besar juga. Seiring adanya krisis ekonomi tahun 1998 banyak pengusaha keramik yang gulung tikar dan beralih usaha ke usaha yang lain, otomatis hal ini sangat berpengaruh kepada tenaga buruh yang ada, sehingga pada waktu itu, banyak buruh yang dirumahkan dan akhirnya kehilangan mata pencaharian. Sangat tidak heran sekali kurun waktu itu banyak pengangguran di wilayah itu. Seiring berjalannya waktu sekitar 2002 banyak pengusaha yang bangkit kembali untuk mencoba keberuntungan dari usaha keramik ini dan ternyata pasar ramai kembali, dan pada waktu banyak masyarakat sekitar yang dipekerjakan kembali untuk kegiatan pembuatan keramik. Hal ini dirasakan hampir oleh setiap pengusaha keramik di Plered khususnya di wilayah desa Anjun. Tidak heran banyak pengusaha keramik yang bisa naik haji dan mempunyai rumah dan kendaraan yang mewah dari hasil penjualan keramik. Salain itu juga semakin banyak pengusaha yang mempunyai showroom untuk memajangkan hasil kerajinan buatannya, tidak seperti dulu, pengrajin hanya punya tempat untuk memproduksi saja dan tidak mempunyai tempat untuk menjualnya dan mereka dulu itu seku menjual kerajinan kepada orang yang mempunyai showroom Tetapi sejalan dengan itu para pengusaha lagi-lagi dihadapkan dengan adanya krisis global yang sedang booming di saentero dunia, tak ayal pengusaha terancam bangkrut karena daya beli pasaran lokal dan luarnegeri sedang menurun dan lagi-lagi hal ini akan berdampak pada kegiatan perokonomian masyarakat yang notabene bergantung pada industri ini. Oleh karena itu, Dinas Desperindag Kab. Purwakarta dengan UPTD Litbanganya bekerja sama dengan POKJA Klaster sedang menyiasati agar krisis ini tidak begitu berpengaruh besar terhadap keberlangsungan produksi keramik Plered ini. Krisis ini merupakan pukulan besar bagi setiap pengusaha keramik karena pasaran Internasional melemah sehingga berbuntut pada kurangnya permintaan.







BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Keberadaan sentra Industri Keramik merupakan warisan nenek moyang yang tradisinya sudah dilakukan secara turun menurun dan eksistensinya masih bisa terlihat sampai sekarang. Dengan perjalanannya yang panjang itu, maka dapat kita lihat bagaimana dinamikanya sehingga eksis sampai sekarang ini. Sebetulnya dengan melehat seperti itu maka yang diperlukan suatu perbaikan dan segala sisi baik dari segi kwalitas, kuantitas, manajemen pemasaran sehingga keramik Plered bisa unggul dibandingkan dengan keramik yang lainnya. Oleh karena itu jalan yang diambil oleh dinas terkait sudah betul, hanya saja tinggal bagaimana para pengrajin benar-benar bisa bekerjasama. Para pengrajin keramik bisa eksis sampai sekarang karena para pengrajin bisa melihat pasar dengan baik sehingga bisa memanfaat setiap pasar yang ada bahkan karena keuletan pengrajin maka mereka bisa melihat pasaran internasional yang sangat menjajikan. Disisi lain produksi keramik Plered banyak kekurangannya dan ini bisa disiasati dengan adanya penggunaan –penggunan teknologi yang bisa mempercepat proses produksi. Sebenarnya teknologi itulah yang sedang diperlukan para pengrajin seperti teknologi pembakaran karena Plered sangat terkenal dengan proses produksinya yang lambat, tetapi dari segi kwalitas unggul dari yang lain. Ini sudah terjadi dari awal-awal bahwasannya sentra industri keramik Plered lambat dalam memperoduksi barang . Dengan adanya pengggunaan teknologi dalam proses memproduksi keramik sentra industri keramik Plered bisa memproduksi barang yang banyak dengan waktu yang cepat sehingga bisa memenuhi permintaan baik pasaran lokal dan pasaran luar negeri. Bukan hal itu saja masyarakat sekitar juga diharapkan dilibatkan lebih aktif dalan kegiatan produksi. Apa yang dirasakan masyrakat sebetulnya ialah kurangnya kesadaran pengusaha keramik melibatkan mereka, kebanyakan pengusaha keramik memperkerjakan dari luar desa, sehingga menimbulkan kecemburuan bagi masyarakat sekitar karena dianggap kurang diperdayakan padahal masyarakat perlu dilibatkan karena mereka juga butuh perkerjaan itu. Sebenarnya upaya pemerintah melalui dinas perindustrian di wilayah kabupaten Purwakarta banyak sekali untuk pengembangan produksi yang dihasilkan sentra industri kermik Plered supaya dalam segi kwalitas semakin di depan dan dalam proses produksi semakin cepat.

5.2 Saran
Upaya –upaya yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan pasar keramik Plered, diantaranya yaitu :
1. Perbaikan dan panambahan sarana prasarana pendukung produk (Teknologi. Manajeman, Diversifikasi Produk);
2. Sarana teknologi informasi (internet ) untnuk promosi dan pemasaran yang cepat dan tepat’
3. Penataan galeri dan sarana penunjang harus baik dan menarik;
4. Promosi melalui pameran yang bonafide/refresentatif secara periodic harus dilakukan setiap tahunnya, supaya brand image keramik Plered tetap terjaga dan tetap eksis di percaturan industri kermik Indonesia;
5. Peningkatan wawasan dan keterampilan SDM pengrajin harus selalu dilakukan melalui workshop, pelatihan, pemagangan dan study banding;
6. Kemampuan organisasi dan manajemen usaha para pengrajin serta sikap wirausaha yang baik perlu ditingkatkan supaya generari penerus bisa tercipta dan usaha keramik ini tetap berkesinambungan;












DAFTAR SUMBER

Daftar sumber lisan
1. Nama : H. Eman Sulaeman
Tempat tanggal lahir : Purwakrta, 10 Maret 1969
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Wirausaha (pengusaha kermaik)
Jabatan : Ketua Pokja Klaster industri Keramik Plered
2. Nama : Ahmad Nizar
Tempat tanggal lahir : Purwakarta,
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Kepala UPTD Litbang Keramik Plered
3. Nama : Hasan
Tempat tanggal lahir : Purwakarta 26 November 1953
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Kepala Desa Anjun Kec. Purwakarta Kab. Purwakarta
4. Nama : Jujun Junaedi
Tempat tanggal lahir : Purwakarta, 10 Juni 1975
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Staf UPTD Litbang Keramik Plered
4. Nama : Ade Subarna
Tempat tanggal lahir : Purwakarta, 10 Desember 1964
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh pengrajin
5. Nama : Ujang Karim
Tempat tanggal lahir :Purwakarta, 22 Juli 1988
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Buruh pengrajin



Daftar Sumber Buku
Haryani, Elis.1989. Analisi Afesiliansi Penggunaan Faktor Produksi Keramik Luas.Semarang. Dahara Prize
Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yoyakarta: Bentang
Lubis, Nina. 2008. Metode Sejarah. Bandung : Satya Historika
Maskun, Masnipal,dkk.1998 Apa dan Bagaimana Jabar.Bandung. Yayasan Siger Tengah
Ratnasari, Eneng Dewi.2006. Perkembangan Industri Keramik Anjun Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta Tahun 1975-1986. Bandung . Universitas Pnedidikan Indonesia
Soegondho, Santoso.1995. Tradisi gerabah di Indonesia. Jakarta : Himpunan Keramik Indonesia
Pameran Bentara Budaya Jakarta.1996. Pesona Keramik Lio sandang. Jakarta:
Widyosiswoyo, Supartono. 2002. Sejarah Seni Rupa Indonesia.Jakarta : UI

Sumber Majalah
Beinews. Edisi 33. Tahun V. September- Oktober 2006
Kriya Indonesian Craft. No. 12. 2008





Sumber Internet
http:/digilib.upi.edu/pasca/available/index.php/record/view/5432
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0507/29/otomoti/1934988.htm--
http:/id.wikipedia.org/wiki/Kategori: Plered. Purwakarta”
hhtp://www. Purwakarta.go.id/siaran_pers.php?beritaID=152—
http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/usaha/2004/0717/ukm1.html
http://perpushalwany. Blogspot.com/2008/04/keramik-banten-tempo doeloe.html—
hhtp://www.jawatengah.go.id/framer.php?SUB=unggulan&DATA=keramik--
http://www.wartakota.co.id/index.php?option=com_content&task+view&id=9444--
http://.purwakarta.go.id/Pariwisata.php?aksi=budaya---
















LAMPIRAN


Lampiran 1


Lampiran 2






Lampiran 3





Lampiran 4






Lampiran 5

1 komentar:

  1. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.

    Salam,

    (Tommy.k)

    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com

    Management

    OUR SERVICE
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Degreaser & Floor Cleaner Plant
    Oli industri

    BalasHapus